Masih banyak orang yang memperdebatkan dampak negatif konsumsi MSG. Yang katanya membuat otak menjadi bodoh, mengakibatkan berbagai macam penyakit, dan bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Kalau kanker yang artinya kantong kering memang benar, ya.
Saya mah masa bodoh, lah. Apalagi buat anak kos yang minim budget dan peralatan. Bermodalkan magicom dan bumbu-bumbu siap pakai. Asalkan perut kenyang, saya sudah sangat bahagia. Bahan dapur yang serba minim membuat saya menjadi orang super kreatif.
Kalau sesama anak kos lagi kumpul, paling enak, sih, rujakan. Selain menghilangkan rasa pahit di lidah akibat hanya menelan air liur. Kegiatan mengupas dan memotong buah memang cocok untuk mempererat tali pertemanan. Walaupun hanya ada timun, mangga muda, ataupun kedondong. Semuanya akan terasa nikmat kalau bumbu rujaknya juga mantap. Apalagi modal yang diperlukan juga tergolong sedikit.
Kalau urusan per-rujakan buah, siapa sih yang nggak doyan? Namun, membuat rujak buah komplit menggunakan kacang dan terasi terasa merepotkan. Harus ada peralatan perang, yaitu cobek dan ulekan. Alhasil, kami harus pandai-pandai memanfaatkan sumberdaya alat dan bahan yang tersedia.
Sebenarnya banyak nama untuk rujak yang menggunakan bahan utama berupa buah-buahan ini. Ada yang menyebutnya sebagai rujak buah atau rujak manis. Di Jawa, rujak buah menjadi kudapan wajib saat melaksanakan tradisi lima atau tujuh bulanan kehamilan.
Bahkan ada kepercayaan yang mengatakan bahwa rasa dari rujaknya menentukan jenis kelamin anak yang dikandung. Apabila rasa rujaknya cenderung sepat, maka calon buah hati berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan jika rasa rujak adalah segar, kemungkinan si ibu akan melahirkan seorang anak perempuan.
Walau bukan tergolong makanan favorit utama berkelas nan mewah, rujak buah memang menjadi pendamping setia saat jagongan. Harganya tergolong murah dan cara membuatnya pun mudah. Sehingga rujak buah selalu dirindukan oleh orang-orang dari kalangan muda hingga emak-emak paruh baya. Apalagi kalau didampingi dengan es rasa-rasa, duh tiada tandingan kenikmatannya.
Berdasarkan informasi dari website resmi Republik Indonesia, rujak merupakan kekayaan kuliner Nusantara yang patut dibanggakan. Jajanan khas kaki lima ini menggunakan buah setengah matang sebagai bahan utama. Lantaran memiliki sensasi renyah saat digigit, terasa segar dan berasa asam manis.
Kebiasaan saya di Probolinggo dulu, saat bersama teman-teman semasa kecil yang masih suka mencuri mangga milik tetangga. Makan mangga muda dicolek bumbu penyedap Masako plus cabe rawit yang dipotong kecil-kecil. Rasanya sudah luar biasa membuat air liur saya terus menetes. Apalagi bumbu Masako yang sedikit jemek (basah) terkena air dari buahnya. Wuih, semakin nikmat, deh.
Entah apakah budaya ini bisa ditemukan di daerah lainnya. Akan tetapi, setiap saya memperkenalkan resep sederhana rujak buah ini, teman-teman saya di luar daerah seketika kompak mengernyitkan dahi. Katanya aneh bin ajaib, “Apa-apaan micin, kok, dibuat bumbu rujak?” pikir mereka.
Kalau mencari referensi jenis-jenis rujak buah, sebenarnya sudah banyak di Google. Dari yang mainstream sampai yang tidak terduga. Apakah rujak buah bumbu Masako ini tergolong tidak biasa?
Saya sudah mencoba berbagai jenis rujak buah, mulai dari bumbu kacang, bumbu terasi hingga rujak bebeg. Semuanya enak, tetapi rujak buah Masako memang penolong saat krisis keuangan melanda.
Kalau ditanya kenapa harus merek Masako? Saya, sih, sudah mencoba berbagai merek penyedap rasa untuk dijadikan bumbu rujak buah. Bodoh amat apabila micin sudah mendarah daging di dalam tubuh saya. Namun, rasa bumbu Masako tidak ada yang menandingi. Kalau saya, sih, lebih prefer ke varian rasa ayam. Tingkat kekasaran teksturnya, kekuatan rasa gurihnya, dan aroma ayamnya itu nampol banget.
Eitss, saya bukan brand ambassador atau lagi ngiklan karena dibayar tinggi oleh pihak Masako, ya. Tidak, beneran deh saya nggak lagi promosi. Namun, kenikmatan bumbu Masako sebagai bumbu rujak buah sudah menjadi resep unggulan saya di saat rasa ngidam melanda.
Jadi, bagi saya, kalau kantong kosong tinggal recehan, ya, rujak buah bumbu Masako jadi andalan.
BACA JUGA Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh! dan tulisan Melynda Dwi Puspita lainnya.