Mental kalian kuat? Perut aman? Coba tonton tujuh film Indonesia 21+ ini.
Menurut Mbak Anisah Rosa Damayanti dalam tulisannya, nggak semua drama Korea bisa ditonton segala usia. Ada beragam genre drama yang banyak memuat adegan kekerasan dan pembunuhan sadis. Tidak semua usia boleh menyaksikan adegan-adegan tersebut.
Tahukah kamu bahwa Indonesia juga menghasilkan adegan serupa di film? Dikenal dengan genre gore dan slasher, merupakan subgenre dari film horor yang menampilkan grafis kekerasan berdarah-darah dan mengerikan. Selain gore dan slasher, genre noir juga kerap mengganggu penontonnya karena terlalu “gelap”. Makanya, ratingnya selalu “R” atau 21+.
Adegan-adegan gore dan slasher menampilkan kekerasan ekstrem yang bisa mengganggu penonton. Darah, mutilasi, potongan daging atau anggota tubuh manusia, kerap ditampilkan secara vulgar. Sementara film noir terasa mengganggu karen kuat sekali vibes pesimisme, sinisme, dan fatalisme dalam grafis serta jalan cerita yang ditampilkan.
Dan inilah, film Indonesia 21+ dengan tema gore dan slasher yang wajib Anda tonton.
#1 Kala (2007)
Sebagian penonton mungkin akan menganggap film ini bergenre gore, saya lebih sepakat menyebut neo-noir karena terdapat ciri yang khas seperti pembawaan tokoh yang sinis dan pesimistik, anti-heroik, dialog yang cepat, beratmosfer urban dan modern, dan seterusnya.
Film ini berlatar waktu tahun 1950, menceritakan sebuah negara fiksi yang kacau dan penduduknya tak memiliki perspektif masa depan. Dua orang petugas kepolisian, Eros (Aryo Bayu) dan Hendro (August Melasz), menginvestigasi sebuah kasus pembakaran lima orang. Saat itu seorang Janus (Fachri Albar), seorang jurnalis, juga tertarik menyelidiki kasus yang sama.
Janus yang putus asa karena tidak mendapatkan apa pun, memasang tape recorder pada istri salah satu korban. Apa yang didapatkan Janus dari tape recorder tersebut? Tonton saja sendiri, Gaes. Dijamin tidak akan kecewa karena film bikinan Joko Anwar ini memiliki sinematografi yang kece. Selain itu, Kala bertambah menarik karena Janus diceritakan memiliki penyakit narkolepsi yang bisa membuatnya tiba-tiba tertidur. Tambahan informasi, film ini juga dikenal dengan judul Dead Time dan The Secret.
#2 Rumah Dara (2009)
Lanjut ke film Indonesia 21+ selanjutnya, Rumah Dara. Dikenal juga dengan judul Macabre dan Dara, Rumah Dara bergenre slasher. Lagi-lagi, sebagian penonton mungkin akan tidak sepakat dan lebih suka menyebut Rumah Dara bergenre gore. Ada ciri tertentu yang menyebabkan film ini lebih sesuai disebut film slasher, salah satunya karena buanyaaaak sekali adegan mutilasi. Simpelnya, kata kunci genre gore adalah “sadis”, sedangkan slasher adalah “jagal”.
Sudah pasti banyak adegan mutilasi, film ini bercerita tentang sebuah keluarga pemilik restoran yang menyajikan daging manusia. Daging yang disajikan didapat dengan cara menjebak orang lain dengan berbagai cara. Adjie (Ario Bayu), Astrid (Sigi Wimala), Eko (Dendy Subangil), Alam (Mike Muliadro) dan Jimmie (Daniel Mananta), adalah sebagian orang yang terjebak keluarga sadis tersebut. Tonton saja sendiri deh untuk tahu bagaimana nasib lima orang ini, tapi jangan berharap happy ending.
Kalau ditanya sampai mana level sadis film Rumah Dara, Singapura memberi rating 18+ sementara Malaysia malah memberikan larangan tayang. Kalau dari saya, sih, lutut rasanya ngilu saat nonton film ini. Lemes dan frustasi banget rasanya, Gaes. Selesai menonton, saya sampai janji ke diri sendiri, nggak bakalan lagi nonton film bikinan Mo Brothers.
#3 Pintu Terlarang (2009)
Hampir kapok saat menonton Kala yang ngeri, saya berubah pikiran ketika Joko Anwar membuat film berdasar novel berjudul sama milik Sekar Ayu Asmara. Kebetulan saya pembaca novel tersebut, jadi penasaran dong~
Seperti novelnya, film Pintu Terlarang memiliki tokoh bernama Gambir (Fachri Albar) yang berprofesi sebagai pematung. Karya Gambir selalu memiliki tema perempuan hamil yang terlihat hidup dan membawanya pada kesuksesan. Gambir mempunyai istri yang cantik bernama Talyda (Marsha Timothy), ibu yang pengertian (Henidar Amroe), dan dua orang sahabat yaitu Rio (Otto Djauhari) dan Dandung (Ario Bayu).
Sepintas terlihat nggak ada yang aneh dalam kehidupan Gambir serta para tokoh yang lain. Tapi sebenarnya, ada rahasia mengerikan di balik patung-patung karya Gambir. Tak sampai di sini, plot akan terus mengalir liar sampai akhirnya sampai ending cerita. Pembaca novel Pintu Terlarang mungkin tidak akan kaget dengan plot twist pada film. Meski begitu adegan berdarah-darah yang berlimpah niscaya bisa membuat imajinasi kita pada saat membaca novel menjadi minder. Sadis banget, Gaes!
#4 Modus Anomali (2012)
Film Indonesia 21+ selanjutnya adalah Modus Anomali. Lagi-lagi, karya Joko Anwar yang bikin penasaran meski nontonnya sampai ngilu, selain berjudul Modus Anomali film ini juga dikenal dengan judul Ritual. Modus Anomali menceritakan kisah psikopat yang asyik dengan dirinya sendiri. Psikopatnya asyik sendiri, penontonnya bingung.
Bagaimana tidak, sekian menit di awal, penonton sudah ikut bingung menyimak sosok seorang laki-laki yang kebingungan di tengah hutan. Laki-laki tersebut bernama John Evans (Rio Dewanto), berusaha keluar dari lubang kuburan. Singkatnya, ada seorang psikopat yang memiliki kepribadian ganda dan gemar membunuh. Ia mengincar satu keluarga yang sedang berlibur di sebuah hutan.
Namanya film pembunuhan, sudah pasti banyak adegan yang terasa mengganggu mata dan jiwa. Bahkan film ini sempat tidak boleh ditayangkan sebab menimbulkan kontroversi. Meski demikian, menurut saya, Modus Anomali lebih sederhana ketimbang Kala dan Pintu Terlarang. Hanya ada satu syarat saja untuk menonton film ini, selain persiapan mental yang cukup, jangan mikir terlalu banyak. Tonton saja, nikmati saja didikte oleh Joko Anwar, dengan demikian kamu akan menyelesaikan film ini tanpa banyak menggerutu.
#5 Killers (2014)
Film Indonesia 21+ selanjutnya adalah Killers. Film garapan Mo Brothers ini menceritakan sosok laki-laki bernama Nomura Shuhei (Kazuki Kitamura) yang punya sisi mengerikan. Nomura memiliki obsesi untuk membunuh, mendokumentasikan, kemudian mengunggahnya ke internet. Setelah nonton Modus Anomali, film ini cocok mengobati rasa kangen. Kangen bunuh-bunuhan maksudnya.
Bedanya, adegan sadis yang disuguhkan dalam film yang bekerja sama dengan rumah produksi Jepang ini lebih brutal. Selain lebih brutal, film ini juga memberi bonus yaitu psikopatnya ada dua!
Sisi menarik dari Killers adalah perbedaan budaya yang terasa mencolok. Saat psikopat asal Jepang terlihat lihai karena attitude dan ekspresi muka pemerannya saja sudah ngeri, psikopat dari Indonesia nggak kentara sama sekali, Gaes. Bayu (Oka Antara) nampak seperti orang baik-baik pada umumnya. Bahkan ketika membunuh, Bayu terlihat wagu, berbeda dengan Nomura yang sekali lirik saja bikin bergidik.
Bagaimana ending cerita dua orang berbeda negara yang akhirnya bertemu ini? Tonton sendiri, deh. Nggak bakalan nyesel, kok.
Banyak sekali adegan dramatik yang bisa bikin miris. Alur ceritanya pun sulit ditebak, bikin penasaran dan membuat kita terus bertahan untuk menonton adegan selanjutnya.
#6 Sebelum Iblis Menjemput (2018)
Kalau kepengin nonton Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020), wajib banget menyimak Sebelum Iblis Menjemput (2018) biar nggak kehilangan jejak. Sampai dibikin sekuel, karena memang film bikinan Timo Tjahjanto yang juga dikenal dengan judul “The Night Comes for Us” sebagus itu.
Menceritakan Alvi yang (Chelsea Islan), perempuan muda yang mandiri dan dingin yang memiliki masa lalu kelam. Ia menyaksikan ibunya bunuh diri saat masih kecil. Ibu Alvi yang diperankan Kinaryosih ditumbalkan oleh Lesmana (Ray Sahetapy) suaminya sendiri. Setelah dewasa, Alvi mendapat kabar ayahnya sedang sekarat. Setelah itu, bertubi-tubi Alvi mengalami peristiwa mengerikan yang terkait dengan iblis dan masa lalu ayahnya.
Sebagai film horor yang bertema ritual pemujaan, Sebelum Iblis Menjemput bisa dibilang perlu masuk dalam daftar wajib tonton sebagai penentu standar film horor yang bagus. Unsur gore dalam film bikin gambar yang disajikan punya efek ngeri yang nampol banget, Gaes. Semisal kamu nggak suka horor gore dan tema cerita tentang iblis, kayaknya sih bakalan walk out sebelum film selesai. Apalagi filmnya cenderung kelam, kalau nggak kuat bisa depresi minor kayaknya.
#7 Ratu Ilmu Hitam (2019)
Film Indonesia 21+ selanjutnya adalah Ratu Ilmu Hitam. Duh, nonton film yang satu ini menyebabkan depresi minor, seriusan. Wajar saja, disutradarai oleh Kimo Stamboel yang mengajak Joko Anwar sebagai penulis naskah, paket lengkaplah unsur-unsur “disturbing” di film ini.
Merupakan reboot dari film berjudul sama dibintangi oleh Suzzanna di tahun 1981. Sebagai penonton film Suzzanna di masa kecil karena sering diputar di TV, saya penasaran dong, nonton deh akhirnya. Saat nonton versi Suzzanna masih bisa ngemil santai, versi Kimo dan Joko Anwar boro-boro, ambil nafas saja berat. Ada beberapa potongan gambar yang susah dilupakan, di antaranya:
Pertama, Lina (Salvita Decorte) yang insecure dengan bentuk tubuhnya diperlihatkan mengiris leher dan perut di depan kaca. Dalam pikiran Lina ia sedang membentuk tubuhnya menjadi ideal. Kedua, scene punggung bolong milik Eva (Imelda Therinne) terlihat nyata banget. Dari punggung yang bolong tersebut keluar binatang-binatang kecil. Ketiga, adegan ketika Eva mengiris lengan karena merasakan kelabang berkeliaran di dalam tubuhnya. Keempat, …duh nggak kuat lagi ah. Pokoknya, jangan makan banyak-banyak sebelum nonton film ini, sudah pasti mual.
***
Bagi kamu yang menyukai film dengan pesan moral, film-film di atas bukan untukmu. Film dengan genre gore, noir, dan slasher biasanya tidak memiliki plot yang memuat nilai-nilai moral yang benar. Karena biasanya pembuat film lebih fokus menampilkan kekerasan atau grafis yang mencekam dan mengerikan.
Oleh sebab itu, bahkan kalau kamu sudah berusia cukup, jangan tonton film-film tersebut tanpa persiapan mental, ya!
Penulis: Aminah Sri Prabasari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Drama Korea 21+ yang Boleh Ditonton kalau Mentalmu Kuat