#3 Rocket Rockers
Dari skena pop-punk, ada Rocket Rockers yang tak meredup meski berganti vokalis. Sebenarnya, Rocket Rockers tidak benar-benar berganti vokalis. Ucay, vokalis lama Rocket Rockers mundur karena hijrah. Nah, posisi vokalis yang kosong diisi oleh Aska, gitaris Rocket Rockers yang sebelumnya memang sering mengisi vokal latar.
Keluarnya Ucay dan transisi Aska dari gitaris menjadi gitaris+vokalis utama, tak membuat Rocket Rockers meredup. Mereka malah semakin tenar dengan lagunya yang semakin berwarna. Nyatanya, keluarnya Ucay dari departemen vokal seperti tak berpengaruh banyak kepada Rocket Rockers, unit pop-punk asal Bandung ini. Semakin enak bahkan lagu-lagunya.
#4 Deadsquad
Dari skena metal, ada Deadsquad yang seperti tak terpengaruh meski berganti vokalis. Dengan keluarnya Daniel Mardhany, Deadsquad sempat memberikan posisi vokal kepada Agustinus Widi. Namun, posisis Widi tak bertahan lama, sebab Widi memutuskan keluar dan digantikan oleh Vicky Mono, mantan vokalis Burgerkill.
Ternyata, keberadaan Vicky di Deadsquad menambah warna baru. Unit technical-death metal asal Jakarta ini malah semakin gahar, semakin tenar, dan seperti enggan meredup dengan Vicky sebagai vokalis. Aksi panggung band Indonesia ini pun tetap kencang, tetap pecah, tetap gahar.
#5 Burgerkill
Pergantian departemen vokal juga tak mengubah banyak band asal Bandung ini. Setelah wafatnya vokalis Burgerkill, Ivan Scumbag, pada 2006, posisi vokal diisi oleh Vicky Mono (sekarang jadi vokalis Deadsquad). Burgerkill semakin besar, bahkan sudah merasakan panggung internasional seperti Wacken Open Air.
Pada 2021, Vicky Mono cabut dari Deadsquad. Lalu posisi vokal diisi oleh Ronald Alexander, yang juga merupakan vokalis Carnivored. Pergantian dari Vicky ke Ronald juga tak menurunkan kadar ketenaran dan kegaharan Burgerkill. Mereka malah semakin gahar. Cek saja lagu terbaru Burgerkill yang berjudul “Roar of Chaos”, yang sekaligus menjadi penghormatan bagi Ebenz, gitaris sekaligus motor Burgerkill yang meninggal pada 2021.
#6 HIVI!
Pergantian vokalis juga dialami oleh band pop “menolak tua” bernama HIVI! ini. Pada tahun 2016, salah satu vokalis HIVI! yaitu Dea Dalila Azkadiputri mundur dan digantikan oleh Neida Aleida. Pergantian antara Dea ke Neida nyatanya tak membuat HIVI! redup. Mereka malah semakin besar, dan bahkan masih saja mengisi line-up festival musik kenamaan di Indonesia.
Ya meskipun bagi saya, Dea Dalila masih yang terbaik buat HIVI! sih, tapi tidak apa-apa, toh lagu-lagu band Indonesia satu ini masih enak didengar.
#7 Pure Saturday
Salah satu pelopor band indie asal Bandung, Pure Saturday, juga pernah mengalami pergantian vokalis. Suar Nasution, founder sekaligus vokalis pertama Pure Saturday, mengundurkan diri pada tahun 2004 dan digantikan oleh Satria NB (Iyok). Awalnya, keberadaan Iyok di departemen vokal Pure Saturday sempat diragukan, salah satunya karena kualitas vokal Iyok yang tak sebanding dengan Suar.
Namun, perlahan Iyok bisa menemukan karakternya di Pure Saturday dan pada akhirnya bisa diterima oleh Pure People (pencinta Pure Saturday). Meski sempat struggle di awal pergantian vokalis, Pure Saturday kini malah menjadi lebih tenar, lebih berkualitas, dan lebih keren tentunya.
Itulah tujuh band Indonesia yang tak redup dan semakin tenar meski pernah berganti vokalis. Harus diakui, pergantian vokalis ini memang krusial, dan tujuh band di atas sudah membuktikan bahwa mereka bisa melalui masa-masa krusial tersebut.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 6 Band Indonesia yang Meredup setelah Ganti Vokalis.