Satu hal yang kerap bikin saya uring-uringan ketika berkendara ke luar kota adalah gerbang tol. Tiap melewatinya, ada saja hal-hal menyebalkan terjadi. Hal-hal yang membuat saya perlu menyiapkan kesabaran ekstra.
Berikut adalah beberapa hal menyebalkan yang paling sering saya temui di gerbang tol. Jika pembaca Mojok tidak ingin dicap tolol dan tidak mau membuat pengemudi lain jengkel. Sebaiknya menghindari melakukan hal-hal ini saat melewati pintu gerbang tol:
#1 Tidak membaca papan informasi di gerbang tol
Di setiap pintu gerbang tol yang berderet banyak tersebut, selalu ada papan informasi. Mulai dari tarif tol, tinggi maksimal mobil, dan metode pembayaran. Pintu gerbang tol yang bagian kanan biasanya jalur let it flo (sistem bayar parkir tanpa berhenti).
Flo adalah aplikasi pembayaran tol yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification). Mobil akan dipasang sticker RFID di bagian sehingga ketika mobil melintas, sistem di pintu tol akan memindai RFID secara otomatis dan langsung memotong saldo pengguna tanpa perlu tap layar.
Nah, kalau mobil kamu tidak memiliki stiker RFID, mau kamu tunggu sampai kiamat palang pintu tol tidak akan terbuka. Banyak pengemudi biasanya tidak membaca papan informasi sehingga asal masuk ke jalur khusus RFID. Kalau jalur pintunya pas sepi sih nggak masalah ya, tinggal mundur saja. Lha, kalau ada antrean kendaraan di belakangnya? Ujung-ujungnya, kendaraan terjebak dan menimbulkan kerepotan.
#2 Menyerobot antrean
Budaya antre di Indonesia memang kelewat buruk. Antrean masuk ke gerbang tol saja ada saja kendaraan yang mau menyerobot. Menyerobot antrian dan meminta pengendara lain mengalah saja sudah salah dan tolol. Akhir-akhir ini malah ada jasa sodok antrian di depan pintu tol.
Jadi, ada satu orang yang sengaja berada di dekat gerbang tol (sebelum pintu gate), orang tersebut menawarkan jasa membukakan jalan bagi pengemudi yang tidak mau antre Panjang. Para pengemudi malas tersebut menyerobot antrian dari samping lalu menggunakan jasa sodok untuk membukakan jalan tepat di pintu masuk gate (dekat mesin GTO). Di kota lain jasa sodok mungkin belum populer, di Surabaya juga sepertinya tidak ada, tapi kalau sedang berkendara di Jakarta, saya sering menemukannya.
Orang yang menawarkan jasa sodok dan pengguna jasanya adalah definisi manusia egois. Kok bisa-bisanya dia menyerobot antrian tanpa merasa bersalah, seolah-olah di dunia ini hanya dia yang mau sampai tujuan dengan cepat. Â
#3 Kartu e-toll tidak cukup, tetap maksa masuk tol
Ada pepatah yang mengatakan manusia tempatnya salah dan lupa. Tapi, mbok ya jangan dijadikan kebiasaan dan alasan menganggap remeh kebiasaan lupa mengisi kartu e-toll. Kebiasaan lupa yang satu ini berpotensi merugikan dan menganggu perjalanan orang lain.
Sudah tidak terhitung berapa banyak saya melihat pengemudi kendaraan roda empat yang saldo e-toll kurang, tapi baru ketahuan saat sudah berada di depan mesin GTO. Kalau jalur sepi sih, saya bisa langsung pindah jalur di sampingnya. Kalau lagi ramai, terpaksa saya menunggu pengemudi tersebut mengisi kartu e-toll-nya.
Pernah juga saya bertemu dengan pengemudi yang langsung turun dari mobil saat kartunya tidak cukup dan meminjam kertu e-toll saya. Ya tetap saya pinjami, meskipun ya agak gimana gitu. Kalau sekali dua kali bertemu dengan pengemudi yang lupa isi tol sih nggak apa-apa ya. Tapi, kalau setiap hari ya malas juga.
#4 Mobil berhenti terlalu jauh dari sensor mesin GTO
Sebenarnya saya memaklumi orang yang baru belajar naik mobil. Semua orang perlu proses agar bisa berkendara dengan benar dan rapi. Tapi, kalau belum benar-benar mahir mengemudi, mbok ya jangan belajar di jalan tol. Ya masa pengemudi lain disuruh menunggu orang belajar mepetkan mobil maju mundur berkali-kali supaya kartu e-toll-nya bisa nempel ke mesin GTO.
Lagi pula, sekarang ini kan sudah banyak penjual tongsis tol yang harganya murah-murah. Kalau tidak bisa mendekatkan mobil ke mesin GTO, beli tongsis, Rek. Biar mudah menempelkan kartu e-toll dan tidak membuat pengemudi lain menunggu terlalu lama.
#5 Pengemudi mobil tidak prepare kartu sebelum masuk gerbang tol
Nyaris setiap mobil, apalagi yang modern memiliki tempat penyimpanan kartu. Tapi entah kenapa, masih ada saja orang yang lupa meletakkan kartu e-toll-nya. Ujung-ujungnya sibuk mencari saat mobil sudah berada di sebelah mesin GTO.
Meski terlihat sederhana, tidak prepare kartu sama buruknya dengan tidak memiliki saldo e-toll karena membuat pengemudi lain menunggu. Jika waktu adalah uang, orang-orang yang tidak prepare kartu e-toll dengan benar telah merenggut harta orang lain dengan sengaja.
#6 Mesin GTO eror
Hal satu ini tidak ada kaitannya dengan pengemudi, tapis ama-sama menyebalkan: mesin GTO eror. Parahnya lagi, tak jarang saldo e-toll sudah terpotong, tapi palang pintu tol tidak terbuka. Salah satu gerbang tol yang mesin GTO-nya sering erors di Tol Krian. Sudahlah tolnya sepi karena harga masuknya kelewat mahal, mesin GTO pun sering eror dan tidak berfungsi.
Itulah hal-hal menyebalkan yang kerap terjadi di gerbang tol. Jika ada hal menyebalkan lain yang belum masuk daftar, pembaca Mojok yang budiman bisa tambahkan sendiri ya.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Tol Ungaran-Salatiga Adalah Tol dengan Pemandangan Paling Cantik di Jawa Tengah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















