Naik kapal, seperti kapal Pelni, selama berhari-hari merupakan pengalaman yang menguji mental dan fisik. Walaupun kita nggak capek fisik kayak mendaki lembah, kondisi alam seperti ombak, angin, dan cuaca yang berpengaruh pada manuver kapal membuat fisik kita teruji. Belum lagi perjalanan berhari-hari terombang-ambing membelah lautan bersama ribuan orang. Ampuh menguji mental setiap penumpang.
Saya mencoba naik kapal Pelni KM Nggapulu beberapa waktu yang lalu. Walaupun ini pengalaman pertama saya naik kapal besar selama berhari-hari, saya yakin bahwa saya baik-baik saja selama perjalanan. Namun, ternyata saya salah, ada beberapa barang yang luput saya persiapkan hingga membuat saya menyesal tidak membawanya. Beberapa barang ini perlu disiapkan agar mampu mengatasi masalah tak terduga selama perjalanan.
Bisa dibilang barang yang perlu dipersiapkan ini receh, tapi percayalah agar tak menyesal bawalah beberapa barang ini.
Daftar Isi
Stop kontak kabel atau lobang tiga
Di kapal kelas ekonomi, stop kontak alias kabel bisa kita temukan di setiap deck terutama di atas beds penumpang. Adapun yang menempel di dinding-dinding deck biasa digunakan untuk perbaikan. Namun, nggak semua stop kontak berfungsi, ya.
Saya kebagian baris bed yang colokannya nggak berfungsi, walhasil saya harus numpang ke colokan bed tetangga. Agar mereka juga bisa nge-charge saya mengeluarkan colokan tiga agar keadilan bisa kami rasakan. Ada juga yang sengaja bawa kabel olor/stop kontak kabel untuk dicolok ke stop kontak yang ada di dinding, agar lebih mudah dijangkau di dekat bed.
Namun perlu diperhatikan jangan terlalu banyak aliran listrik yang harus dicolok, ya. Agar tidak memicu terjadinya percikan api yang berujung jadi kebakaran. Biasanya ada awak kapal yang mengimbau melalui speaker hingga keliling untuk cek urusan arus listrik ini.
Makanan dan minuman instan
Saya senang sekali dengan fasilitas kapal yang menyediakan area untuk mengambil air panas. Walaupun tempatnya kadang kotor, tapi adanya air panas gratis ini cukup membantu dalam urusan konsumsi penumpang. Karena ada air panas gratis, jangan lupa untuk membawa makanan instan yang bisa langsung diseduh.
Sebenernya di kapal banyak juga pedagang makanan keliling. Namun, untuk menghemat budget, alternatifnya ya bawa makanan instan. Kalau kalian nggak mau terus-terusan makan mi instan, kalian bisa bawa oatmeal atau baso aci tuh.
Gembok tas atau koper
“Hati-hati dengan barang bawaan anda karena tidak bisa kami pungkiri ada penumpang yang sengaja naik kapal ini untuk mencuri” begitulah pemberitahuan dari speaker dari awak kapal Pelni yang bertugas di bagian informasi. Dengan membawa gembok tas atau koper, setidaknya tingkat keamanan kita meningkat.
Uang pecahan
Kalau kalian ingin beli-beli selama di kapal, terutama di pedagang keliling, pastikan untuk membawa uang pecahan. Ada beberapa pedagang yang tidak jujur yang tidak memberikan uang kembalian saat itu juga. Ini sering terjadi dengan dalih uangnya akan ditukarkan terlebih dahulu, tapi nyatanya nggak balik-balik.
Selimut
Walaupun kita tidur di kasur ala Pelni yang tersedia, kita nggak dapet bantal, guling dan selimut, ya. Kalau kamu nggak bawa bantal atau guling, masih bisa diatasi. Namun kalau selimut, diusahakan bawa, ya. Walaupun udara dalam deck nggak dingin-dingin banget, tapi kita nggak pernah tau bagaimana cuaca atau kondisi angin selama berlayar.
Obat-obatan
Ombak yang menerpa kapal Pelni membuat keseimbangan tubuh kita jadi tidak menentu. Apalagi kalau di kelas ekonomi, mabuk akan menular dari satu penumpang ke penumpang lain. Kalau kalian punya track record nggak pernah mabuk di darat, belum tentu nggak mabuk di laut.
Belum lagi kalau kapal melewati daerah yang terkenal dengan ombak besar dan angin kencang seperti di perairan Masalembo. Kita membutuhkan obat-obatan yang mampu mengatasi mabuk seperti minyak kayu putih, koyo, hingga obat yang mengandung dimenhydrinate seperti Antimo.
Sambel
Saya ingin berkata jujur apa adanya, ya, bisa jadi ini tidak terjadi di kalian. Pikir saya, masalah makan akan aman karena nantinya saya akan mendapat makan tiga kali sehari selama di kapal. Namun, karena masalah rasa hingga mabuk laut beberapa kali saya absen mengambil jatah makan. Untuk mengatasi permasalahan rasa makanan yang hambar atau kurang menggugah selera alternatifnya ya bawa sambal, wkwkwk.
Sebenarnya di kotak makan dari Pelni, kita udah pasti dapat saos sambel sachet. Namun, apabila dirasa kurang menggugah selera, bawalah sambal terasi dari rumah. Kalau kalian kelupaan kalian bisa beli di pedagang keliling, kok.
Alangkah baiknya sebelum berlayar selama berhari-hari, perlu kita persiapkan secara detail barang bawaan apa saja yang akan kita bawa. Semua ini demi kenyamanan dan keamanan penumpang. Karena dengan harga yang jauh lebih murah dari pesawat, PT Pelni memberikan fasilitas dan pengawasan yang, ya apa adanya saja lah, ya.
Penulis: Anisah Meidayanti
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 27 Jam Membelah Laut Utara Jawa dengan KM Kelimutu, Kapal Pelni Bermutu Tinggi