Profesi makeup artist alias MUA makin ke sini makin digemari. Nggak heran, soalnya yang ditampilkan di publik yang bagus-bagus saja. Kehidupan glamor, bayaran mahal, dan popularitas seakan menjadi jaminan. Padahal sama seperti jenis pekerjaan lainnya, dunia makeup artist tak lepas dari sisi gelap yang menghantui para penggiatnya, khususnya bagi mereka yang masih pemula atau merintis di bidang ini.
Kalau kalian tertarik untuk menjadikan profesi MUA sebagai penopang hidup, ada baiknya menyimak dulu sisi lain dari pekerjaan ini yang nggak banyak orang ketahui. Tentu saja supaya kalian bisa menyiapkan langkah antisipasi sebelum telanjur tercebur.
#1 Modal besar
Bukan hanya cita-cita dokter yang butuh duit gede, profesi makeup artist yang dulunya dipandang sebelah mata ini juga menuntut sejumlah uang yang bikin mata melotot ketika menengok nominalnya. Beli peralatan serta perlengkapan makeup, itu jelas. Terlebih, masih banyak orang yang menilai kualitas makeup dari brand yang dipakai. Jadinya seorang MUA terpaksa merogoh kocek lebih dalam lagi.
Misalnya, sebotol alas bedak keluaran Dior paling nggak dibanderol seharga 800 ribu rupiah. Itu baru satu warna, lho. Nyatanya, seorang MUA wajib memiliki beberapa shade guna menyesuaikan skin tone calon kliennya. Belum lagi perintilan kosmetik lainnya dan koper makeup seharga jutaan rupiah supaya kelihatan kredibel di mata klien.
Di samping itu, seorang makeup artist juga wajib mengasah ilmunya lantaran tren makeup juga mengalami perkembangan seperti mode. Di salah satu sekolah kecantikan ternama di Indonesia, kelas basic untuk menjadi MUA saja sudah menyentuh angka 10 juta rupiah untuk lima kali pertemuan dalam seminggu selama tiga bulan. Jumlah tersebut belum termasuk bayaran harian untuk model latihan, ya. Mau nambah ilmu? Siapkan anggaran untuk kelas lanjutan dan workshop yang sekali pertemuan bisa setara UMR Jogja, Bestie.
#2 Kalah saing dengan beauty influencer
Sudah keluar modal besar, bukan garansi karir pasti mulus. Masih banyak rintangan yang kudu dilewati seperti sikut-sikutan menjaring pelanggan dan meraih ketenaran demi masa depan yang gemilang. Pasalnya, bidang MUA saat ini sudah menjadi red ocean di mana kompetisinya terhitung tinggi. Pun, saingannya bukan lagi sesama makeup artist maupun dukun manten saja. Beauty influencer juga jadi kompetitor yang patut diwaspadai, lho.
Bermodalkan verified account dan pengaruh kuat, orang akan langsung percaya terhadap rekomendasi produk atau konten tutorial makeup yang mereka hadirkan. Faktanya, banyak dari para influencer yang hanya lihai mendandani wajah mereka sendiri, tetapi belum teruji keahliannya di wajah orang lain.
Alih-alih mendapuk seorang MUA profesional sebagai instruktur makeup di berbagai kelas tata rias, sejumlah label kosmetik lebih memercayakan posisi tersebut kepada para beauty influencer yang masih perlu dipertanyakan jam terbang dan sertifikasinya. Boleh dibilang, tujuan workshop semacam itu memang lebih kepada meraup cuan sebanyak-banyaknya dengan menarik atensi publik menggunakan nama para pesohor ketimbang mengedukasi.
Baca halaman selanjutnya: #3 Menjadikan wajah …