Sepotong roti dan segelas kopi atau susu, adalah teman termanis di pagi hari. Makan makanan satu ini menciptakan rasa kenyang yang cukup untuk memulai aktivitas harian. Rasa kenyang berasal dari adonan tepung gandum yang mengandung karbohidrat. Sementara protein kita dapatkan dari bahan pembuat lainnya, seperti susu dan varian isi.
Roti yang terbuat dari tepung gandum dan fermentasi ragi dianggap sebagai makanan tertua di dunia. Bangsa Mesir telah mengenal makanan ini sejak 4.600 tahun lalu. Dari sana makanan ini lalu tersebar ke Eropa dan dibawa Belanda ke Indonesia.
Sejak itu bangsa kita pun mengenal roti sebagai adonan empuk yang bercita rasa gurih dan manis, sesuai variasi isiannya. Tapi deretan nama roti berikut membuat kita kecele. Ada yang maksa menggabungkan diri pada keluarga roti-rotian, meski sifat dan rasanya nggak mirip blas, ada pula yang pandai berbohong dan menjebak.
Daftar Isi
#1 Berjumpa dengan si Unyil Jumbo dari Bogor
Nama “unyil” pasti kecil, julukan yang mengingatkan tokoh utama serial Si Unyil. Sedangkan “jumbo” adalah kebalikannya. Kalau ada Roti Unyil Jumbo di Bogor, mudah-mudahan nggak ada pembeli yang merasa terjebak setelah melihat ukuran makanan ini yang sebenarnya.
Di kota Bogor, ada dua macam roti unyil yang eksis sebagai makanan oleh-oleh. Yang pertama adalah si Unyil Venus, yang sudah terkenal sejak tahun 1990-an. Kedua ada si Unyil Jumbo yang belakangan mendapat tempat di hati penggemar makanan yang terbuat dari tepung, ragi, dkk., ini.
Nah, lho, sebenernya Roti Unyil Jumbo ini kecil atau besar? Packagingnya sih bergambar perempuan dengan pipi chubby, tetapi isinya memang roti berukuran mini. Varian isinya juga amat beragam, sangat menarik hati.
Setelah diamati, ternyata Jumbo ini kepanjangan dari Jumpa Bogor, toko roti yang sudah ada sejak tahun 1985-an di Kota Hujan, namun baru memproduksi roti unyil pada tahun 2010 lalu. Jadi, bolehlah tetap menyandang nama Unyil Jumbo, dan biarkan pembeli ternganga sebenarnya ukurannya unyil atau jumbo.
#2 Roti yang pandai berbohong
Jika kamu sempat pergi ke Tanah Karo, Sumatra Utara, bersiaplah untuk ditipu Roti Bohong alias roti kosong. Tak seperti donat yang terang-terangan kosong alias bolong tengah, makanan satu ini diam-diam menyembunyikan rahasia besar di dalamnya.
Roti bohong sendiri berbentuk bulat dan menggembung di bagian atasnya. Persis seperti roti isi. Akan tetapi ketika kita makan, bagian dalamnya zonk alias kosong melompong. Sebenarnya mirip kayak odading atau bolang-baling gitu, ya. Meski nggak berisi apa-apa, makanan satu ini tetap menjadi camilan favorit sehari-hari warga Medan dan sekitarnya.
#3 Roti Kecik Solo lebih mirip biji sawo kecik
Maksudnya mau produksi camilan kriuk, entah mengapa pemilik toko Ganep di Solo ini nekat memberi nama Roti Kecik untuk produk yang nggak mirip roti sama sekali. Makanan yang dibuat sejak tahun 1881 itu konon sempat menjadi camilan favorit keluarga raja.
Terbuat dari tepung ketan, gula jawa, dan kayu manis, makanan yang lebih mirip biskuit ini memiliki ukuran sebesar jari dan bertekstur renyah. Makanan ini dijual dalam kemasan plastik bermerek dari toko Ganep.
Dalam bahasa Melayu, “kecik” artinya kecil. Saya jadi curiga, jangan-jangan toko Ganep membuat makanan ini terinspirasi dari biji sawo kecik yang kecil dan berwarna cokelat. Lalu untuk membesarkan rasa percaya diri pada si kecil ini, nama roti tetap dilekatkan.
#4 Mana yang lebih keras, ganjel rel atau gambang?
Meski masih bisa digigit, tekstur makanan yang satu ini keras. Bentuknya mirip ganjelan rel kereta api makanya diberi nama ganjel rel. Terkesan memaksakan diri untuk masuk keluarga roti-rotian karena adonan untuk membuat makanan ini lebih mirip bolu. Sebenarnya ganjel rel ini lebih cocok berkawan dengan brownis. Bedanya kalau brownis pakai cokelat, kalau ganjel rel pakai aroma rempah dan gula jawa.
Di daerah lain, roti yang malas mengembang ini diberi nama roti gambang. Sama saja sebenarnya dengan ganjel rel. Sekarang coba bayangkan alat musik gambang kromong yang terbuat dari logam kuningan, atau ganjel rel dari kayu. Kira-kira lebih keras yang mana hayooo?
#5 Bagelen, si biskuit rekondisi
Di daerah Purworejo terdapat satu desa bernama Desa Bagelen. Desa ini merupakan daerah asal produksi roti rekondisi bagelen. Disebut rekondisi karena awalnya makanan ini terbuat dari roti tawar yang tersisa, lalu diberi olesan mentega dan ditaburi gula pasir, lalu dipanggang kembali. Proses pemanggangan kembali ini membuat tekstur bagelen jadi lebih kriuk layaknya biskuit.
Setelah dijual, siapa sangka kalau bagelen ini kemudian laku. Akhirnya produsen pun sengaja membuat bagelen dan seterusnya kita kenal sampai sekarang. Bentuknya pun bervariasi, tak hanya kotak, tapi ada juga yang bulat dan oval.
Seperti yang saya bilang tadi, proses pemanggangan membuat tekstur bagelen jadi lebih kriuk mirip biskuit. Meski begitu nama makanan ini tak berubah menjadi biskuit bagelen. Jika nasi yang dimasak menjadi lembek berubah namanya jadi bubur, bagelen tetap dipanggil roti bagelen bukan biskuit bagelen.
Nah, itulah beberapa roti yang membuat pembeli kecele. Ada yang bohong, ada pula yang menjebak. Meski begitu semuanya tetap enak dan memiliki kekhasan masing-masing. Apakah kamu tertarik untuk mencoba kelimanya?
Penulis: Retnowati
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kemasan Bukan Segalanya, tapi Kemasan Roti Aoka Tercipta Memang untuk Dihina.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.