Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Muhammad Asgar Muzakki oleh Muhammad Asgar Muzakki
6 November 2025
A A
Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Disclaimer dulu, menjadi guru tahfiz itu pekerjaan mulia. Tak ada yang lebih luhur dari membimbing orang lain menghafal firman Tuhan. Sebagai pijakan, bahkan sebagai pengabdian, sah-sah saja. Tapi ketika hampir semua sarjana agama diarahkan ke situ, muncul pertanyaan yang agak menggigit. Lantas buat apa seorang sarjana agama belajar ilmu yang setebal itu—dari bab bersuci sampai perbandingan mazhab, dari tafsir klasik sampai hermeneutika sarjana Barat—kalau ujung-ujungnya disuruh jadi pengawas setoran hafalan?

Masalahnya bukan pada profesinya. Tapi pada mindset kolektif yang seolah mengurung sarjana agama (S.Ag.) di dua kotak besar: guru madrasah dan ustaz tahfiz. Padahal ilmu agama yang mereka pelajari itu bisa menembus ruang yang jauh lebih luas, dari riset akademik, media massa, sampai kebijakan publik.
Ilmu tafsir tak harus berakhir di pengajian, dan hadis tak selalu berhenti di mimbar. Dalam banyak bidang, keduanya justru bisa jadi lensa untuk membaca realitas, bukan sekadar teks.

Jadi, lima profesi alternatif berikut ini bukan saran untuk meninggalkan tahfiz, tetapi untuk menambah peran. Biar sarjana agama dikenal bukan cuma karena menghafal, tapi juga karena berpikir.

#1 Tenaga ahli agama di lembaga negara

Formasi ASN untuk sarjana agama (S.Ag.) itu nggak melulu buat guru madrasah. Banyak lembaga pemerintah yang justru butuh sarjana agama sebagai tenaga ahli agama.

Ambil contoh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) di bawah Kementerian Agama. Di sana, kerjaannya bukan ngaji berjamaah tiap pagi, tapi memastikan setiap mushaf yang beredar di Indonesia sesuai kaidah rasm Utsmani dan bebas dari kesalahan huruf, harakat, atau terjemahan. Pendeknya, mereka adalah tim proofreader-nya kitab suci. Kalau ada satu titik salah, bisa repot satu negeri.

Lalu ada juga jalur karier di TNI dan Polri lewat program Perwira Prajurit Karier (Pa-PK). Di sini, lulusan S.Ag. bisa bertugas sebagai pembina rohani, penasihat moral, atau penyuluh keagamaan di lingkungan militer dan kepolisian. Jadi kalau dulu hafal ayat dan hadis buat ujian, sekarang bisa dipakai buat menenangkan prajurit yang mau berangkat tugas.

Dan yang paling mengejutkan, Badan Intelijen Negara (BIN) pun membuka formasi untuk sarjana agama. Fungsinya bukan untuk menyadap doa orang, tapi menganalisis isu-isu sosial-keagamaan, memahami peta gerakan keagamaan, sampai jadi tim ahli dalam mencegah radikalisme. Di situ, ilmu tafsir dan sejarah Islam yang kamu pelajari bisa benar-benar jadi alat membaca realitas. Bukan cuma tafsir teks, tapi tafsir situasi.

#2 Sarjana agama bisa jadi peneliti dan analis keagamaan

Banyak yang lupa bahwa ilmu agama itu nggak berhenti di kitab, tapi bisa berkembang jadi penelitian yang berdampak kebijakan. Lembaga seperti BNPT, PPIM sampai Wahid Foundation dan Setara Institute, semuanya butuh peneliti yang paham dinamika keagamaan di masyarakat. Bahkan MUI pun sering melibatkan akademisi luar untuk riset sosial keagamaan, bukan hanya urusan fatwa.

Baca Juga:

Loker Management Trainee Membuat Orang Biasa Susah Masuk Perusahaan Impian: Nggak Semua Orang Ingin Jadi Manajer!

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Kerjanya? Meneliti pola keberagamaan, memahami isu radikalisme, intoleransi, hingga tren spiritualitas masyarakat. Ini pekerjaan yang lintas disiplin: agama bertemu sosiologi, antropologi, dan politik. Tapi jangan khawatir, kurikulum terbaru di banyak jurusan agama sekarang sudah menyertakan mata kuliah seperti Sosiologi Agama dan Antropologi Islam, jadi bekalnya aman.

#3 Konsultan syariah di lembaga keuangan

Pernah dengar istilah “syariah officer”, “compliance syariah”, atau “sharia-board advisor” di bank syariah? Nah, itu salah satu jalur karier yang sangat relevan untuk sarjana agama, meskipun mungkin selama ini dianggap jatahnya “jurusan ekonomi syariah saja”.

Banyak kawan saya sudah membuktikan masuk ke profesi ini dengan gelar S. Ag., bukan S.E. Karena pekerjaan ini bukan cuma soal “menjadi ustaz bank” yang ceramah di kantin, tetapi lebih kepada memastikan produk finansial halal, menyusun akad sesuai syariah, menjelaskan ke klien bahwa instrumen yang digunakan sesuai prinsip syariah. Atau menjadi jembatan antara tim keuangan dan tim syariah bank.

#4 Sarjana agama juga bisa menjadi pegiat LSM dan dunia filantropi Islam

Dunia LSM atau NGO sering dianggap jauh dari dunia agama. Padahal justru di sanalah banyak nilai keagamaan bekerja dalam bentuk paling nyata: membantu manusia.

Lembaga seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, PKPU, Lazismu, atau BAZNAS bergerak di bidang filantropi Islam. Sementara lembaga seperti Fahmina dan Rumah KitaB aktif dalam isu gender, keadilan sosial, dan pluralisme. Ada juga lembaga kemanusiaan yang lintas iman seperti Human Initiative atau ACT (sebelum kasusnya), yang fokus pada bencana dan kemiskinan global.

Semuanya itu butuh tenaga dengan latar studi Islam yang kuat tapi berpandangan luas. Sarjana agama punya bekal itu. Dalam kurikulum terbaru, mereka sudah belajar ekologi Islam, etika filantropi, dan studi gender dalam Islam—tiga tema yang jadi tulang punggung banyak program LSM modern.

#5 Content researcher dan kreator keislaman

Dunia dakwah kini tak hanya bergerak lewat mimbar, tapi juga lewat layar. Banyak lembaga, media, dan institusi pendidikan membutuhkan peneliti konten dan penggagas ide keislaman yang mampu menjembatani teks agama dengan isu sosial kontemporer.

Nah, sarjana agama punya modal besar untuk itu: menguasai sumber klasik, memahami konteks, dan mampu menulis secara argumentatif. Peran ini menuntut kemampuan berpikir kritis sekaligus kreatif, mengubah nilai-nilai agama menjadi gagasan yang hidup, segar, dan tentu saja viral.

Mengajar dan memimpin doa mungkin sudah melekat pada sarjana agama, tetapi stigma itu tidak boleh menjadi batas. Karena dunia keilmuan Islam tidak berhenti di ruang kelas. Ia bisa bersuara lewat riset, media, dan setiap ruang publik yang haus makna.

Penulis: Muhammad Asgar Muzakki
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Perlu Diketahui kalau S.Ag. Itu Bukan Sarjana Agama tapi Sarjana Abangan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2025 oleh

Tags: guru ngajiLowongan Kerjalowongan kerja sarjanaprofesiprofesi guru ngajiS.AgsarjanaSarjana agama
Muhammad Asgar Muzakki

Muhammad Asgar Muzakki

Suka Blokees. Nggak suka gacha.

ArtikelTerkait

Nelayan, Profesi Paling Makmur di Lamongan, Awak Kapal Gajinya Minimal 3 Juta!

Nelayan, Profesi Paling Makmur di Lamongan, Awak Kapal Gajinya Minimal 3 Juta!

21 Agustus 2023
Tips Lulus Cepat dan Cum laude Tidak Berfungsi untuk Kaum Bad Luck terminal mojok.co

Predikat Cum Laude Nyatanya Tak Membuatmu Mudah Mendapat Pekerjaan

12 Agustus 2023
Hindari Modus Penipuan Lowongan Kerja dengan 3 Tips Ini! Terminal Mojok.co

Hindari Modus Penipuan Lowongan Kerja dengan 3 Tips Ini!

25 Juli 2022
Tolong Hadiahkan Saya Lowongan Kerja Saat Sidang Skripsi, Nggak Usah Bunga atau Selempang! terminal mojok

Tolong Hadiahkan Saya Lowongan Kerja Saat Sidang Skripsi, Jangan Bunga atau Selempang Nama!

3 Juli 2021
Desain Grafis dan Profesi yang Bakal Tetap Menguntungkan (Unsplash)

Desain Grafis dan Profesi yang Bakal Tetap Menguntungkan

19 Desember 2022
Andai PNS Dibubarkan, Ini yang Bakal Terjadi terminal mojok

Andai PNS Dibubarkan, Ini yang Bakal Terjadi

12 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.