Tak ada orang yang tak ingin punya rumah pribadi. Rumah pribadi, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu indikator kesuksesan seseorang. Maka, tak heran jika banyak orang yang mengerahkan segala daya dan upaya demi memiliki rumah idaman. Mulai dari menyisihkan gaji bulanan, mencicil beli material, hingga mengajukan pinjaman ke bank.
Bagi yang duitnya terbatas, perkara membeli atau membangun rumah jadi terasa lebih sederhana. Pasalnya, orang yang duitnya ngepas tidak bisa sesukanya memilih model rumah sesuai dengan keinginan. Pokoknya, pasrah saja, se-nyandak-nya duit, yang penting judulnya punya rumah. Lain cerita bagi mereka yang lapang secara finansial. Mau beli rumah tipe apa saja, bisa. Mau bangun rumah model kayak gimana juga, enteng saja.
Nah, soal tipe atau model rumah ini, ada satu hal yang menarik perhatian saya. Saya melihat ada beberapa model rumah yang banyak diadopsi, padahal sebenarnya model rumah tersebut tidak cocok jika diterapkan di Indonesia.
Daftar Isi
Rumah dengan ruang tamu di bagian teras
Model rumah yang belakangan populer di Indonesia adalah rumah dengan konsep ruang tamu yang terletak di bagian teras. Umumnya, ruang tamu terletak di dalam rumah, menempati ruangan pertama setelah pintu masuk utama. Namun, saat ini banyak keluarga yang memilih untuk mensetting ruang tamu mereka di bagian teras.
Sepintas, kalau kita lihat di video yang banyak beredar di medsos, rumah dengan model ruang tamu di bagian teras ini memang tampak cantik dan lega. Sayangnya, rumah model ini menurut saya kurang cocok diterapkan di Indonesia. Selain rentan kotor karena debu dari jalanan, ruang tamu di bagian teras juga bisa dijadikan rumah singgah dadakan bagi kucing-kucing liar. Tahu sendiri kan betapa banyak populasi kucing liar di Indonesia?
Siap-siap saja kalau tiba-tiba sofa di ruang tamu jadi tempat kucing liar tidur, bahkan… melahirkan!
Rumah dengan jendela minimalis
Selain rumah dengan konsep ruang tamu di bagian teras, model rumah lainnya yang tidak cocok di Indonesia adalah rumah dengan desain jendela minimalis. Desain jendela minimalis ditandai dengan rangka yang polos, bentuk yang sederhana, dan penampilan yang rapi. Biasanya, jendela minimalis berupa jendela dengan model bukaan bawah, sehingga tidak makan banyak ruang.
Namun, tak banyak orang yang tahu bahwa jendela dengan model bukaan bawah tidak bagus untuk sirkulasi udara. Jendela model ini membuat proses keluar masuk udara jadi terbatas, Akhirnya, udara jadi terperangkap. Sumuk. Sudahlah Indonesia ini iklimnya tropis, udara terjebak di dalam rumah pula. Panas, Nder. Panas.
Konsep dapur open space
Atas nama mengikuti tren sekaligus sebagai upaya agar asap yang dikeluarkan saat memasak tidak memenuhi isi rumah, dibuatlah rumah dengan konsep dapur open space. Sepintas, ide ini sangat menarik. Tak heran jika banyak yang mengadopsi konsep ini saat membangun rumah tinggal.
Sayangnya, dapur open space ini bukannya tanpa masalah. Awal-awal memiliki dapur dengan konsep open space, kalian mungkin akan merasa senang. Yang biasanya seisi rumah kompakan bersin saat kalian memasak dengan lada, sekarang sudah nggak ada lagi.
Namun, perasaan senang itu tak akan lama. Tikus-tikus akan mulai bermunculan menebarkan teror. Diakali satu kali, muncul tikus lainnya di keesokan hari. Gitu aja terus sampai akhirnya kamu nggak tahan dan lebih memilih untuk menutup area dapur. Stres juga kalau tiap hari harus gelut sama tikus.
Model atap dak beton
Ada pula model rumah lain yang juga populer padahal tidak sesuai jika diterapkan di Indonesia. Yaitu, rumah dengan model atap dak beton. Itu loh, rumah yang atapnya simpel, datar dan terbuat dari beton. Kalau dilihat-lihat, rumahnya jadi seperti kotakan, persis dadu ular tangga. Sungguh berbeda dengan rumah pada umumnya yang memiliki atap miring.
Alasan kenapa rumah dengan model atap dak beton ini tidak sesuai diterapkan di Indonesia adalah karena tidak sesuai dengan iklim tropis khas Indonesia. Model atap dak beton yang datar membuat kemungkinan adanya air yang menggenang saat hujan turun. Dampaknya, kelembaban ruangan jadi tinggi dan rentan ditumbuhi lumut.
Selain itu, model atap dak beton juga lebih rapat sehingga membuat ruangan di bawahnya terasa panas. Beda dengan atap miring yang masih memiliki celah-celah sebagai tempat keluar masuknya udara.
Rumah dengan model 3×6 meter
Di antara keempat model rumah di atas, ada satu model rumah lain yang sangat amat populer di Indonesia, padahal tidak cocok blas. Model rumah yang saya maksud adalah rumah dengan model 3×6 meter. Selain terlalu sempit, rumah dengan model 3×6 meter juga tidak cocok di Indonesia karena tidak sinkron dengan kampanye ‘Dua Anak Cukup’.
Bayangkan. Satu keluarga, terdiri atas bapak, ibu dan dua anak, tinggal di sebuah rumah berukuran 3×6 meter. Kira-kira, nyaman nggak? Sayangnya, meski sudah tahu bakalan tidak nyaman, model rumah ini tetaplah populer. Bukan karena suka, tapi karena tak ada pilihan lain mengingat harga rumah di negeri ini yang semakin nggak ngotak.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kata Siapa Milenial Lebih Suka Rumah Minimalis yang Kecil dan Sempit?