Sama seperti kota-kota lain, kalau sudah ngomongin dunia kuliner pasti nggak ada habis-habisnya. Mulai kuliner yang cocok untuk mahasiswa, perantau, pejabat, untuk oleh-oleh, bahkan kuliner yang buka dini hari pun tersedia. Setelah kemarin saya jalan-jalan ke pusat Kabupaten Jember, saya menemukan beberapa kuliner tersembunyi yang cocok di lidah saya.
Saya berasumsi jika kuliner ini selain cocok dinikmati warga lokal seperti saya, juga sangat cocok dinikmati para pelancong yang sedang berwisata. Jadi, selain rasanya enak, murah harganya, juga cocok di lidah siapa saja. Wes, nggak perlu berlama-lama, berikut ini 5 kuliner tersembunyi di Jember yang cocok untuk pelancong.
#1 Martabak Malabar
Martabak, sejatinya, ya, seperti itu-itu saja. Namun, juga perlu diketahui, setiap martabak pasti memiliki keunikan, salah satunya Martabak Malabar di Jember ini. Bagi orang awam, Martabak Malabar hanya martabak telur yang dimodifikasi bumbunya, tapi penjelasan itu masih kurang, lho, Gaes. Martabak Malabar merupakan martabak yang terinspirasi dari jajanan Asia Selatan yang agak ke Timur Tengah. Hal tersebut ditandai dengan kulit martabak yang berbeda dari biasanya, dengan bumbu rempah-rempahnya kuat, serta dengan menggunakan isian daging kambing/domba.
Biasanya, para pelancong di Jember pasti akan mencari kuliner ini. Siapa, sih, yang nggak doyan martabak? Apalagi ada martabak sekeren itu. Di Jember, lokasi Martabak Malabar yang paling populer ada di Jalan Trunojoyo. Lokasinya nggak jauh dari alun-alun, kok, dan pasti harganya sangat bersahabat. Gas, lah!
#2 Rawon Semanggi
Mendengar kata rawon, pasti langsung kepikiran dengan Kota Surabaya. Kalau mendengar kata semanggi, pasti daun semanggi. Lalu, jika keduanya digabung, gimana jadinya? Kuliner Rawon Semanggi konsepnya nggak seperti itu, ya, Gaes. Rawon Semanggi bukanlah rawon yang pakai daun semanggi. Ia merupakan sebuah kedai rawon yang letaknya di sekitaran Jembatan Semanggi, tepatnya di Jalan Bedadung, Kecamatan Sumbersari.
Komposisi yang dimiliki Rawon Semanggi pada dasarnya sama dengan rawon-rawon yang ada. Namun, kuahnya yang hitam pekat membuat rawon semanggi punya daya tarik sendiri. Pasalnya, rawon yang sudah berdiri sejak 90-an ini sering dinikmati oleh para mahasiswa maupun pelancong. Selain rasanya yang nggak kaleng-kaleng, harganya pun worth-it untuk kaum travellers berdompet humble. Mulai Rp4 ribuan tok, Gaes.
#3 Nasi Jinggo
Jika tadi kita sudah membahas kuliner berkuah dan berminyak, kali ini kita masuk ke makanan berkarbohidrat. Yup, apalagi kalau bukan nasi. Saat saya keliling Jember kemarin, saya menemukan satu sajian menarik di tengah pusat Kabupaten Jember, yakni nasi jinggo. Nasi Jinggo merupakan nasi campur, ada mi, ayam, sawut kelapa, dan komplemen-komplemen tambahan lainnya.
Sebenarnya, nasi jinggo ini berasal dari Bali (nasi jenggo), yakni sebuah makanan siap saji sebagai pengganjal perut. Namun, seiring berkembangnya waktu, eksistensi nasi jinggo, khususnya di Jember, telah bertransformasi menjadi kuliner yang patut dicoba. Kalian bisa menemukannya di sekitar bundaran DPRD Jember. Soalnya, warung jinggo di situ sangat digandrungi. Bahkan anggota dewan pun saya sarankan makan nasi jinggo ini, lumayan buat isi tenaga memikirkan rakyat. Tapi, ingat, jangan kebanyakan, nanti kekenyangan dan ketiduran kayak biasanya lagi.
#4 Nasi Langgi
Kalau kalian lewat Jalan Gatot Subroto, Jember, jangan lupa mampir ke Depot Jawa Timur. Di sana, kalian akan disajikan suasana rumah makan yang nyaman. Selain itu, jangan lupa pesan menu andalan mereka, yakni nasi langgi. Nasi langgi yang ada di Jember sangat cocok di lidah para pelancong yang berasal dari Jawa karena ia adalah makanan khas Jawa, terutama Solo. Namun, rasa nasi langgi di Jember ini sudah dimodifikasi agar bisa diterima oleh lidah semua orang. Isian nasi langgi pun sama seperti kuliner nasi lainnya, ada daging bumbu, orek tempe, sambal goreng kentang, telur asin, dan lain sebagainya. Komplet wes pokokke. Gimana? Ingin mencoba?
#5 Ketan Jompo
Untuk para pelancong yang pengin menikmati suasana Kabupaten Jember di malam hari, saya sarankan jangan melewatkan kuliner satu ini, namanya Ketan Jompo. Pasalnya, olahan ketan ini lokasinya ada di bawah Jembatan Jompo.
Kata teman saya, Ketan Jompo ini sudah dari era 70-an. Harganya pun sangat terjangkau, cuma Rp3 ribu saja per posi. Selain itu, ketan jompo juga dikenal dengan ketan cethol, atau dalam bahasa Madura artinya ketan cubit. Soalnya, sajian ketan yang dihidangkan hanya menggunakan piring kecil dan beralaskan daun pisang. Jadi, para pengunjung di sana, kalau makan, ya, pakai tangan, mirip dicubit gitu.
Tertarik ke Jember dan mencicipi kuliner menarik dan tersembunyi di atas?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Audian Laili