Selama ini, sebagian orang mengenal Malang karena banyak destinasi wisata menarik. Sebagian lainnya mengenal Malang karena kampus-kampus di sana nggak bisa dipandang sebelah mata. Tidak sedikit pula orang yang jatuh cinta dengan daerah ini karena kekayaan kuliner Malang. Sebut saja, bakso, cwie mie, hingga orem-orem. Membayangkannya saja bikin lapar.
Soal kuliner, bisa dibilang Malang nggak kalah dengan Jogja, Solo, Semarang, bahkan Surabaya. Kuliner khas Malang nggak hanya jadi incaran para wisatawan, warga lokal (warlok) Malang pun menggemari dan menjadikannya makanan sehari-hari mereka.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, saya melihat adanya pergeseran kegemaran warlok akan kuliner Malang. Ada beberapa kuliner yang mulai jarang banget disantap, bahkan dijamah oleh warga Malang sendiri. Tentu dengan berbagai macam alasan ya. Dan, sebagai orang Malang, saya agak sepakat dengan beberapa alasan warga Malang lain mengapa ada beberapa kuliner yang sudah jarang disantap.
#1 Sate Kelinci, kuliner Malang yang mulai jarang dijumpai
Perkara dari mana asalnya sate kelinci, mungkin akan ada perdebatan antara orang Malang, orang Karanganyar, dan orang Magetan. Namun, ada masanya di mana sate kelinci ini melekat banget dengan Malang. Dulu, ada banyak tempat yang menjual sate kelinci. Sayangnya, sekarang sate kelinci mulai agak jarang di Malang. Orang lokal pun sudah jarang menyantap kuliner satu ini.
Entah apa alasan pastinya. Kemungkinan besar, banyak orang mulai nggak tega kalau kelinci dijadikan sate. Kelinci terlalu imut untuk jadi hidangan. Selain itu, di beberapa tempat, harganya agak mahal. Padahal sate kelinci rasanya enak dan saya suka banget dengan olahan kelinci.
#2 Es krim Toko Oen, terlalu turistik dan terlalu mahal
Salah satu kuliner, lebih tepatnya tempat makan, yang legendaris di Malang adalah Toko Oen. Tempat ini sudah puluhan tahun di Malang. Nggak heran jika Toko Oen ini jadi melekat dengan Malang. Toko Oen juga nggak hanya ada di Malang, tapi juga ada di Semarang. Meski menjual banyak pilihan kuliner, Toko Oen ini terkenal dengan es krimnya.
Akan tetapi, meskipun erat banget dengan Malang, warga Malang kayaknya jarang banget makan es krim di Toko Oen, meskipun es krimnya enak. Selain karena terlalu turistik, harga es krim di Toko Oen terlalu mahal untuk kebanyakan warga Malang. Emang cocoknya buat wisatawan atau orang-orang yang berkantong tebal aja.
Baca halaman selanjutnya: #3 Bakso bakar …
#3 Bakso bakar, kuliner Malang yang mahal dan lama-lama membosankan
Bagi orang Malang, bakso itu bukan hanya makanan khas, tapi juga identitas. Bakso adalah makanan sehari-hari. Orang Malang bisa makan bakso 4-5 kali dalam seminggu. Tapi, itu semua beda jika kita bicara soal bakso bakar. Iya, bakso bakar itu bukan kuliner yang sering banget dimakan oleh warga Malang.
Pertama, harganya lebih mahal, tapi rasanya nggak lebih enak dari bakso biasanya. Cuma beda dari sisi experience atau pengalaman aja. Masih lebih enak bakso biasa. Kedua, bakso bakar ini membosankan. Orang Malang bisa makan bakso (pentolnya) tiap hari tanpa merasa bosan. Tapi, orang Malang pasti akan bosan makan bakso bakar tiap hari.
#4 Angsle, cuma enak ketika musim dingin
Angsle adalah minuman hangat dengan beragam isi. Isinya ada sagu mutiara, ketan putih, kacang hijau, potongan roti tawar, yang disiram kuah santan jahe. Minuman ini cocok disantap ketika musim hujan, musim dingin, atau ketika Malang sedang dingin-dinginnya. Enak banget pokoknya.
Bukannya jarang diminum, angsle agak dihindari orang Malang ketika musim kemarau. Ketika Malang sedang panas-panasnya. Kebanyakan orang Malang minum Angsle saat musim dingin. Minuman hangat dan hawa dingin memang kombinasi yang tepat sih.
#5 Malang Strudel, ngapain mencicipi makanan ini?
Singkat saja soal ini. Pertama, saya agak kurang sreg ketika Malang Strudel (apel strudel) jadi kuliner Malang. Satu-satunya kaitan antara Malang Strudel dan Malang, ya cuma kata “Malang” aja. Selain itu nggak ada. Tapi, karena sudah kadung, jadi ya sudahlah. Kedua, emangnya ada warlok yang suka dan sering makan apel strudel dari Malang Strudel? Kayaknya nggak ada deh.
Itulah setidaknya 5 kuliner Malang yang sudah jarang disantap warga lokal, warga Malang. Lagian, ketimbang menyantap 5 kuliner di atas (kecuali angsle, yang memang cocok disantap ketika musim dingin/hujan), mending makan nasi empok atau jangan pedes (sayur pedas) bikinan ibu di rumah.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Kuliner Jogja yang Jarang Disantap, Bahkan Dihindari Orang Lokal.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
