Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

5 Kampung Bersejarah di Surabaya yang Layak Dikunjungi

Tiara Uci oleh Tiara Uci
13 Maret 2022
A A
5 Kampung Bersejarah di Surabaya yang Layak Dikunjungi Terminal Mojok.co

5 Kampung Bersejarah di Surabaya yang Layak Dikunjungi (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di Surabaya, ada banyak sekali kampung yang memiliki julukan. Contohnya, ada Kampung Ilmu di Jalan Semarang. Ia disebut Kampung Ilmu karena dulunya di jalan tersebut ada banyak sekali penjual buku yang berjejeran di sepanjang jalan. Lalu pada 2008, Pemkot Surabaya mendirikan sebuah tempat khusus yang difungsikan untuk mengumpulkan para penjual buku tersebut dalam satu area, yang kemudian disebut Kampung Ilmu.

Ada juga kampung yang diberi nama Kampung UMKM. Kawasan ini dulunya adalah pusat lokalisasi Dolly. Sejak Dolly digusur, daerah tersebut digunakan sebagai tempat UMKM binaan Pemkot Surabaya. Oleh karena itulah nama kampungnya menjadi Kampung UMKM.

Selain kedua kampung tersebut, masih banyak kampung-kampung lain di Surabaya seperti, Kampung Arab yang berada di Ampel, lalu ada Kampung Batik, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, ada lima kampung di Surabaya yang menurut saya unik dan memiliki nilai sejarah tersendiri dan telah berusia puluhan tahun. Apa sajakah kampung bersejarah di Surabaya itu? Mari kita bicarakan satu persatu.

#1 Kampung Kungfu

Kampung Kungfu berlokasi di daerah Kapasan, tepatnya berada di belakang Klenteng Boen Bio. Kawasan ini posisinya tidak terlau jauh dari Pelabuhan Ujung Galuh (saat ini berada di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak). Dulu, Ujung Galuh menjadi salah satu pintu masuk para saudagar dari berbagai daerah termasuk Tiongkok.

Salah satu sudut di daerah Kapasan (Shutterstock.com)

Para pendatang Tiongkok tersebut nggak semuanya pedagang, tapi ada juga yang ahli kungfu. Para ahli kungfu tersebut kemudian menetap dan menjalani hidup di daerah Kapasan. Oleh karena itu, daerah ini diberi nama Kampung Kungfu. Para ahli kungfu waktu itu terkenal memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan kerap kali terlibat dalam usaha mengusir penjajah Belanda. Istilah Buaya Kapasan yang disematkan pada warga di Kampung Kungfu lahir karena sifat pemberontakan yang mendarah daging dalam jiwa mereka.

Lantaran sejarah panjang tersebut, sampai hari ini, salah satu sudut di daerah Kapasan tetap disebut Kampung Kungfu. Meskipun saat ini, sudah jarang kita temui ahli kungfu di situ. Kampung Kungfu di daerah Kapasan adalah kawasan Pecinan. Banyak keturunan Tiongkok di daerah ini dan mereka masih melestarikan kebudayaannya. Di daerah ini, kita masih bisa melihat pertunjukan barongsai ketika sedang ada perayaan hari besar.

Di sekitar kawasan Kampung Kungfu ada jalan bernama Kya-Kya. Di sepanjang jalan tersebut ketika malam hari, ada banyak restoran chinese food yang rasa makanannya haucek. Silakan berkunjung ke sini jika ke Surabaya.

#2 Kampung Ningrat

Kampung Ningrat berlokasi di Jalan Pegiringan, Surabaya Utara atau biasa disebut Botoputih. Daerah ini dijuluki Kampung Ningrat karena banyak orang penting dan berdarah biru yang dulunya bermukim di sini. Terbukti dari adanya makam beberapa tokoh dan orang berdarah biru di Pesarean Sentono Botoputih.

Baca Juga:

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Salah satu tokoh yang dimakamkan di Pesarean Botoputih adalah Ki Ageng Brondong atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Lanang Dangiran. Beberapa sejarawan menyebut Pangeran Lanang sebagai Bupati pertama Surabaya yang bergelar kanjeng adipati.

Selain Pangeran Lanang, ningrat lainnya yang dimakamkan di pesarean Botoputih adalah Honggo Joyo. Ia adalah seorang tumenggung di Pasuruan. Lalu, ada Honggowongso yang menjadi tumenggung di era Belanda. Kedua orang tersebut dimakamkan di sini bergabung dengan makam adipati-adipati Surabaya lainnya.

Sampai hari ini, Pesarean Botoputih masih sering dikunjungi orang untuk berziarah. Pesarean Botoputih juga masuk dalam salah satu cagar budaya Kota Surabaya

#3 Kampung Peneleh

Kampung Peneleh terletak di Jalan Peneleh. Kampung ini istimewa karena memiliki banyak tempat bersejarah. Di sini adalah tempat lahirnya Presiden Pertama Indonesia. Rumah kelahiran Ir Sukarno berada di Jalan Pandean IV No. 50, Kelurahan Peneleh. Di kampung ini juga pernah menjadi tempat tinggal Hos Tjokroaminoto. Lokasinya berada di Peneleh VII No. 29-30. Di rumahnya, Hos Tjokroaminoto sering menampung para pemuda yang bersekolah di pendidikan milik Belanda.

Rumah Hos Tjokroaminoto di Kampung Peneleh (Shutterstock.com)

Tidak hanya itu, di Kampung Peneleh juga ada masjid yang cukup bersejarah karena masjid tersebut adalah peninggalan Sunan Ampel. Nama masjidnya Masjid Jami Peneleh, tepatnya berada di Peneleh Gang V. Masjid ini adalah salah satu masjid tertua di Surabaya yang masih berdiri hingga kini.

Kampung Peneleh juga sering disebut Kampung Seribu Makam. Jika berkunjung ke kampung ini, kalian akan melihat banyak makam di tengah-tengah pemukiman. Jika penasaran, silakan berkunjung ke Peneleh gang VII. Di situ kalian akan bertemu makam keluarga yang melintang di tengah jalan kampung. Jika di daerah lain makam identik dengan hal-hal yang serem dan menakutkan, di sini makam menjadi bagian keseharian warga dalam beraktivitas. Bagus juga untuk mengingat kematian, sih.

Selain makam warga lokal, di Kampung Peneleh juga ada makam Belanda, luasnya mencapai 4.5 hektar. Makam tersebut bernama De Begraafplaats Peneleh Soerabaja yang dibangun 1814. Tua sekali, bukan? Ini adalah makam elite orang Eropa zaman dulu.

#4 Kampung Surabayan

Kampung Surabayan dipercaya sebagai kampung tertua di Surabaya karena sudah ada sejak zaman Majapahit. Nama Kampung Surabayan bahkan tertulis dalam prasasti Negarakartagama.

Dalam Negarakartagama dituliskan kalau Raja Majapahit waktu itu, Hayam Wuruk menelusuri Sungai Berantas dan Bengawan Solo. Dalam perjalanan tersebut, blio mengunjungi 40 kampung yang ada di bantaran sungai dan Kampung Surabayan menjadi salah satunya.

Dalam kunjungannya tersebut, diceritakan jika Raja Hayam Wuruk memberikan keistimewaan pada 40 kampung tersebut karena kontribusinya dalam meningkatkan ekonomi Kerjaan Majapahit. Raja Hayam Wuruk sendiri berkuasa pada tahun 1350 sampai 1389. Jika dihitung sampai sekarang, berarti usia Kampung Surabayan ini sudah lebih dari 7 abad. Sangat tua sekali, ya?

Di Kampung yang usianya nggak muda tersebut ada tradisi lama yang masih bisa kita lihat sampai sekarang yaitu adu burung dara dan cangkruan. Jika sore hari, kita akan melihat banyak orang melakukan aktivitas adu kecepatan burung dara. Ya, meskipun nggak seramai dulu. Lantaran makin berkurangnya lahan kosong, aktivitas adu cepat burung dara juga makin sulit dilakukan.

#5 Kampung Keraton

Sebagian besar orang mungkin belum tahu kalau di Surabaya dulunya pernah ada Keraton. Salah satu bukti keberadaan Keraton di Surabaya adalah adanya Kampung Keraton yang berada di antara Jalan Pahlawan dan Jalan Keramat Jantung. Di ujung Kampung Keraton terdapat gapura setinggi empat meter yang diyakini sebagai bagian dari gerbang Keraton Surabaya.

Keraton Surabaya dahulu diperkirakan meliputi Kawasan Kebonrojo sebagai Taman Keraton, Tugu Pahlawan sebagai Alun-alun Utara, dan Alun-alun contong (sekarang Bernama Jalan Baliwerti-Bubutan) yang merupakan bagian dari Alun-alun Selatan. Sayangnya, di era modern ini, kita sudah hampir nggak bisa melihat keberadaan Keraton Surabaya. Dan tampaknya, literatur yang membahas tentang Keraton Surabaya masih jarang.

Tugu Pahlawan Surabaya (Shutterstock.com)

Jika berkunjung ke Kampung Keraton, kita akan bertemu dengan banyak bangunan tua warisan Belanda alih-alih bangunan Keraton Surabaya. Menurut warga di sekitar Kampung Keraton, hal tersebut terjadi karena pada 1755 Surabaya jatuh ke tangan Belanda. Inilah yang membuat pusat pemerintahan yang dulunya keraton diganti kolonial. Dan bangunan-bangunan yang ada di sana, design-nya berubah menjadi khas Belanda.

Itulah lima kampung bersejarah di Surabaya. Kalau masih ada kampung lain yang menurut kalian bersejarah di Surabaya, tolong ceritakan di kolom komentar ya, Rek.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2022 oleh

Tags: kampung bersejarahpilihan redaksiSurabaya
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

UKT PTN Indonesia Makin Mahal, Mending Kuliah ke 5 Negara Ini Saja. Biaya Kuliah Murah dan Kualitasnya Lebih Baik Mojok.co

UKT PTN Indonesia Makin Mahal, Mending Kuliah ke 5 Negara Ini Aja. Biaya Kuliah Murah dan Kualitasnya Lebih Baik

21 Mei 2024
Sisi Lain Kursi Indomaret yang Nggak Disadari Orang: Lebih Nyaman dari Kursi Pijat, Bisa untuk Menghilangkan Stres Juga

Sisi Lain Kursi Indomaret yang Nggak Disadari Orang: Lebih Nyaman dari Kursi Pijat, Bisa untuk Menghilangkan Stres Juga

16 Juni 2024
7 Orang yang Sebaiknya Nggak Belanja di H&M Terminal Mojok

7 Orang yang Sebaiknya Nggak Belanja di H&M

11 September 2022
Sisi Gelap Kuliah S2 yang Tak Diketahui Banyak Orang

Sisi Gelap Kuliah S2 yang Tak Diketahui Banyak Orang

1 Mei 2025
Simpang Dago, Neraka di Tengah Romantisnya Kota Bandung

Tiap Sudut Kota Bandung Romantis, kecuali Simpang Dago

12 Juli 2024
Sistem Pendidikan Finlandia; Belajar Cara Belajar. Menyadarkan Saya Betapa Bobrok dan Tertinggal Sistem Pendidikan Indonesia Mojok.co

Buku Sistem Pendidikan Finlandia; Belajar Cara Belajar, Menyadarkan Saya Betapa Bobrok dan Tertinggal Sistem Pendidikan Indonesia

1 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.