Nggak selamanya menyandang status PNS itu enak. Kadang ada nggak enaknya juga, sih, khususnya menghadapi stigma negatif dari orang-orang tentang kinerja PNS. Ada yang bilang suka mangkir lah, suka nongkrong di kedai kopi lah, suka belanja ke mal pas jam kerja lah. Malah ada juga yang bilang, PNS itu kerjanya cuma main Zuma di PC kantor. Idih, emang masih ada yang suka main gim itu, ya?
Satu lagi yang suka jadi bahan nyinyiran orang-orang adalah tentang perjalanan dinas PNS. Mereka punya anggapan bahwa perjalanan dinas itu semacam refreshing buat PNS. Jalan-jalan ke luar kota sekalian belanja dan wisata kuliner. Buang-buang uang negara, katanya. Udah ngomong begitu, malah nitip oleh-oleh pula, lengkap dengan list barang yang harus dibeli. Hih.
Mendengar stigma negatif tentang perjalanan dinas ini, jiwa sebagai Korps Pegawai Republik Indonesia pun bergelora. Saya merasa terpanggil untuk meluruskan apa-apa yang nggak lurus dalam opini masyarakat. Ingat ya, kegiatan ini nggak seenak yang dibayangkan. Ini ada 5 hal yang perlu diketahui tentang ribetnya perjalanan dinas PNS.
#1 Bukan pelesiran
Ini yang paling penting untuk dicamkan di dalam sanubari setiap makhluk Tuhan YME bahwa kegiatan ini bukan pelesiran. Bukan jalan-jalan, bukan piknik, bukan wisata kuliner, atau apa pun itu namanya. Boro-boro mikirin begituan, yang ada malah qerja qeras bagai quda.
Kalaupun maksa pengin jalan-jalan atau wisata kuliner, biasanya sih di luar jam kerja. Bisa sore atau malam, itu pun kalau nggak kecapekan, ya. Tapi kalau udah capek, pastinya lebih milih rebahan di kamar hotel daripada keliling-keliling.
#2 Kocek pribadi
Nah, ini yang perlu diketahui tentang sistem perjalanan dinas PNS. Semua biaya yang keluar dalam kegiatan ini diambil dari kocek pribadi dulu. Mulai dari biaya transportasi, biaya tol, makan, penginapan, dan tetek-bengeknya. Ya enak kalau lagi ada uang, tinggal gesek-gesek. Lah, kalau rekeningnya lagi kering, apanya yang mau digesek? Yaaa mau nggak mau pedekate sama ketua koperasi di kantor, lah.
Memang, sih, semua biaya kegiatan ini bisa diklaim ke kantor. Tapi ya itu nantiii banget kalau urusan administrasinya sudah beres.
#3 Bukti kunjungan
Lantaran merupakan tugas kedinasan, di setiap perjalanan dinas ada dokumen yang harus disiapkan. Salah satunya adalah bukti kunjungan. Bentuknya berupa berkas yang harus ditandatangani dan distempel oleh pihak yang dikunjungi.
Oh, ya, bukti kunjungan ini juga harus dilengkapi dengan dokumentasi, loh. Jadi, jangan sampai lupa foto-foto, ya. Terserah mau selfie, mau minta difotokan, atau dari CCTV. Bebas, yang penting ada fotonya. Di beberapa instansi malah mewajibkan fotonya dilengkapi dengan tanggal dan koordinat GPS. Biar ketahuan posisinya lagi di mana. Jangan sampai dapat perjalanan dinas ke Bali, tapi posisi GPS lagi di Jogja. Nah.
#4 Laporan perjalanan dinas
Belum hilang capek dari perjalanan dinas, masih ada PR yang harus dibereskan. Apalagi kalau bukan laporan hasil kegiatan ini? Isinya seabrek, mulai dari resume sampai tindak lanjut hasil perjalanan dinas yang jumlah katanya pasti lebih banyak dari jumlah kata artikel Mojok sekali tayang.
Lalu, laporan tadi harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung seperti dokumentasi foto, invoice hotel, tiket transportasi, dan lainnya. Kalau nggak lengkap ya nggak bakalan bisa diklaim. Rugi blas.
#5 Klaim biaya
Semua biaya yang dikeluarkan saat perjalanan dinas bisa diklaim asalkan laporan perjalanan dinas dan berkas administrasinya sudah lengkap. Ketika laporan sudah diserahkan ke bendahara, jangan harap bisa cair hari itu juga, ya.
Ada banyak proses yang harus dilewati, mulai dari pemeriksaan laporan, pengajuan ke keuangan, sampai approve pimpinan. Mengingat proses pencairan yang cukup lama sedangkan kebutuhan sehari-hari nggak bisa ditunda, ya terpaksa pedekate lagi ke ketua koperasi di kantor. Wkwkwk.
Nah, gimana? Kebayang, kan, ribetnya kalau PNS dapat tugas perjalanan dinas? Makanya kalau ada PNS yang perjalanan dinas jangan langsung nembak minta oleh-oleh, apalagi minta ditalangin dulu. Hadeh.
BACA JUGA Jangan Asal Pilih Lokasi demi Lolos Seleksi ASN, Nanti Nyesel dan tulisan Andri Saleh lainnya.