• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
ADVERTISEMENT
Home Nusantara

5 Hal yang Bikin Tinggal di Surabaya Itu Perlu Disyukuri

Tiara Uci oleh Tiara Uci
1 Maret 2022
A A
5 Hal yang Bikin Tinggal di Surabaya Itu Perlu Disyukuri Terminal Mojok.co

5 Hal yang Bikin Tinggal di Surabaya Itu Perlu Disyukuri (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang tinggal di Surabaya sejak kuliah sampai bekerja, saya ini tipe perantau yang sering mengeluh tentang Kota Surabaya. Sambat tentang udaranya yang kelewat panas, sambat harga rumahnya yang sundul langit, sambat air PDAM yang kotor, dan sambat tentang serentetan kesuraman lainnya terkait Kota Pahlawan ini.

Namun semalam, saat melihat kata “puncak” trending topic di Twitter karena kemacetan jalalannya yang mengerikan. Ini akibat banyaknya orang Jakarta yang berlibur ke Puncak. Ini bikin saya jadi merasa perlu bersyukur tinggal di Surabaya. Lah, kalau tinggal di Jakarta jelas stres. Wong, persoalan pengin healing saja ribet banget. Untuk healing, mereka kudu berjibaku dengan kemacetan berjam-jam. Ra mashok, blas.

Setelah saya renungkan, sedikitnya ada lima hal yang patut saya syukuri ketika tinggal di Surabaya.

#1 Alternatif tempat wisata banyak

Meskipun bukan kota wisata, tapi Surabaya punya banyak banget alternative tempat wisata. Mau yang sejuk dan hijau, bisa pergi ke hutan Mangrove. Pengin pergi ke pantai sambil makan seafood, bisa ke Kenjeran. Pengin berlibur dan melihat pemandangan indah dengan hamparan air laut berwarna biru, langsung gas ke Kangean, Madura.

Pantai Kenjeran, Surabaya (Shutterstock.com)

Jika ingin udara sejuk layaknya Puncak, orang Surabaya bisa ke Batu. Naik mobil atau motoran ke Batu, bagi orang Surabaya itu biasa. Dan jalannya meskipun nggak lancar-lancer amat, tapi kemacetannya nggak semengerikan di Puncak.

Kalau mau efforts dikit, kita yang tinggal di Surabaya ini juga bisa pergi ke Bali. Naik pesawat hanya satu jam, dan tiketnya nggak mahal-mahal banget. Kalau pas promo, cukup rogoh kocek Rp200 ribuan sudah bisa terbang dari Surabaya menuju Bali. Healing di Kute sambil menikmati sunset. Mantap betul.

Setidaknya, saat kehidupan orang Surabaya nggak baik-baik saja, kita ini masih mudah memilih tempat healing. Tanpa kita harus berjuang dengan kemacetan mengular untuk sekadar pergi ke tempat wisata yang udaranya dingin.

#2 Berangkat kerja nggak harus habis subuh

Ketika sedang ada pekerjaan di Jakarta, saya sering melihat para pekerja di ibu kota berdiri berdesakan di KRL setiap hari, baik pagi maupun malam hari. Teman saya, yang bekerja di Jakarta tapi tinggalnya di Tangerang, bahkan harus sudah berangkat kerja jam 5.30 atau selepas subuh. Ini supaya mereka nggak telat ketika sampai di kantornya yang berada di pusat kota Jakarta.

Teman saya atau pekerja di Jakarta yang lainnya bukannya nggak mau tinggal di dekat kantornya yang berada di jantung ibu kota. Namun, seperti yang kita tahu, harga rumah di Jakarta nggak ngotak. Pekerja biasa mana cukup gajinya untuk membeli rumah di pusat kota Jakarta?

Hal serupa terjadi di Surabaya, harga rumah di kota Pahlawan juga tinggi, tak terjangkau pekerja yang bergaji UMR. Biasanya, para pekerja di Surabaya ini juga memilih membeli rumah di daerah sekitar Surabaya seperti Gresik dan Sidoarjo. Tapi, jarak dari kedua daerah tersebut masih masuk akal untuk ditinggali sekalipun pekerjaanya di pusat kota Surabaya.

Orang yang tinggal di daerah sepanjang Kota Sidorajo misalnya, masih bisa berangkat dari rumah jam tujuh pagi dan masuk kantor tanpa telat pada pukul delapan. Jika melihat pekerja Jakarta yang harus berangkat pagi banget saat pergi bekerja. Dan mereka pulang harus larut banget untuk menghindari kemacetan. Dengan kondisi UMR Jakarta dan Surabaya yang selisihnya sedikit, rasanya menjadi pekerja di Surabaya harus di syukuri.

#3 Masih bisa makan sambelan enak dan murah

Meskipun harga segelas Starbucks sama saja antara di Jakarta dan Surabaya, tapi harga sambelan atau penyetannya berbeda. Ketika sedang di Jakarta untuk bekerja, biasanya saya menginap di sekitar Jalan Pemuda. Dan harga makanan di pinggir jalannya mahal banget. Satu porsi sambelan dengan lauk ayam bisa Rp25-30 ribu. Mana rasa sambelnya nggak senendang sambel di Surabaya lagi.

Sambal uleg dengan lauk tahu dan tempe (Shutterstock.com)

Sementara kalau di Kota Pahlawan, kita makan sambelan ayam palingan Rp18 ribu. Ini harga di pusat kota, ya. Kalau mau lebih murah lagi, ya ada, biasanya yang dekat-dekat dengan kampus. Rasa sambelnya juga enak. Kalian pasti tahu, Surabaya tuh surganya sambelan. Makan sambel di warung lesehan, sembarangan yang ada di jalan pun rasanya nggak pernah mengecewakan.

#4 Bisa mudik ke kampung setiap minggu

Sebagai orang Bojonegoro, saya bisa mudik ke rumah hampir setiap minggu. Hal serupa terjadi pada teman saya yang rumahnya Malang. Bahkan, dia pulang-pergi setiap hari dari Surabaya ke Malang, istilahnya ngelaju. Dan hal seperti itu masih mungkin dilakukan di Surabaya. Apalagi, mayoritas perantau di Surabaya tuh ya orang-orang sekitar Jawa Timur-an saja. Palingan yang jauhan dikit ya orang Jawa Tengah, jadi mudiknya kebanyakan seminggu sekali.

Saya rasa hal serupa nggak bisa dilakukan oleh pekerja di Jakarta. Apakah memungkinkan bagi pekerja ibu kota mudik ke kampung halaman setiap minggu? Sementara saya melihatnya para perantau di Jakarta tuh kampung halamannya jauh-jauh. Ada dari Bandung, Medan, Ternate, dan daerah-daerah lainnya tumplek-blek di ibu kota. Jangankan mudik satu minggu sekali, satu tahun sekalipun belum tentu.

#5 Pedestrian lebar dan rindang

Harus diakui, Surabaya tuh salah satu kota besar yang punya area pedestrian lebar plus rindang. Banyak pepohonan di sepanjang jalan. Kalau pohon tabebuya sedang mekar dan bunganya tertiup angin, suasana jalanan di Surabaya tuh jadi indah banget. Kita jalan-jalan di pedestrian pun sudah cukup menyenangkan dan menentramkan hati.

Salah satu pedestrian di Surabaya (Shutterstock.com)

Sebagai perbandingan, saya pernah mengunjungi beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Makassar, Yogyakarta, dan Jakarta. Harus saya akui, pedestrian terbaik dengan area yang luas, suasana rindang ,dan minim sampah berserakan, jatuh pada pedestrian kota Pahlawan. Kota-kota besar lain belum bisa menandingi untuk urusan yang satu ini.

Itulah lima hal yang harus saya dan kita syukuri saat tinggal di Surabaya. Meskipun nggak sempurna, setidaknya ada hal-hal sederhana  yang bisa kita nikmati di Surabaya. Ya kan, Rek?

Penulis: Tiara Uci
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2022 oleh

Tags: Jakartapilihan redaksiSurabayaTempat Tinggal

Tiara Uci

Tiara Uci

Lulusan Teknik Mesin. Buruh tower telekomunikasi.

ArtikelTerkait

Terminal Purabaya Sidoarjo (Unsplash)

Persoalan Terminal Purabaya Sidoarjo di Tengah Kemegahannya

28 Mei 2023
Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

27 Mei 2023
3 Hal dari Wawancara Aldi Taher yang Bikin Saya Yakin Dia Layak Menjadi Caleg

Wawancara Aldi Taher Bikin Saya Yakin Dia Layak Menjadi Caleg

27 Mei 2023
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo

3 Hal Baik di Solo yang Wajib Ditiru Jogja

25 Mei 2023
Rosalia Indah Adalah Sebaik-baiknya Teman Perjalanan Darat dari Palembang ke Bogor

Rosalia Indah, Sebaik-baiknya Teman Perjalanan Darat dari Palembang ke Bogor

24 Mei 2023
Menangis di Stasiun Shinjuku, Stasiun Tersibuk di Dunia

Menangis di Stasiun Shinjuku, Stasiun Tersibuk di Dunia

24 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

Meluruskan Salah Kaprah Arti Nama Pulau Lombok

Meluruskan Salah Kaprah Arti Nama Pulau Lombok

Dewa 19 dan Perekrutan Ello yang Tidak Perlu-perlu Amat

Dewa 19 dan Perekrutan Ello yang Tidak Perlu-perlu Amat

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

oleh Diaz Robigo
27 Mei 2023

Stasiun Kota Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

Stasiun Tegal itu Romantis, Sayang Dikorupsi

oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
26 Mei 2023

Stasiun Rewulu: Stasiun Khusus Kereta BBM yang Diburu Pencinta Fotografi

Stasiun Rewulu: Stasiun Khusus Kereta BBM di Bantul yang Diburu Pencinta Fotografi

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
22 Mei 2023

Stasiun Cikarang: Dulu Mengenaskan, Sekarang Bisa Dibanggakan

Stasiun Cikarang: Dulu Mengenaskan, Sekarang Bisa Dibanggakan

oleh Ahmad Arief Widodo
28 Mei 2023

Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih?

Emangnya Kenapa kalau Artis Jadi Caleg?

oleh Mohammad Maulana Iqbal
22 Mei 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=lzHUMXKyXus

DARI MOJOK

  • Diburu Kolektor, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Hadir di Jogja
  • Pariwisata Jogja di Titik Jenuh? Puspar UGM dan Pelaku Pariwisata Beri Solusi
  • ELSHESKIN Bawa Segudang Promo di Acara Yogyakarta x Beauty
  • Jerit Paguyuban Korban Tanah Kas Desa Candibinangun, Perkiraan Kerugian Capai Rp190 Miliar
  • Ada 48 Kebakaran di Jogja dalam 5 Bulan Terakhir, 1.800 Relawan Disiagakan
  • Ziarah Makam Mustafa Kemal Ataturk, Misteri Jasad Ditolak Bumi dan Bau Busuk 
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!