Patah tulang bisa dikatakan sebagai kejadian yang terjadi begitu saja. Sebagai orang yang baru pertama kali mengalami, saya tentu tidak begitu paham dengan kondisi seperti ini. Sesaat setelah mengalami kecelakaan, saya berpikir, “Cuma patah tulang saja, kok.” Apalagi waktu itu saya mengalami patah tulang di bagian tubuh yang jauh dari organ penting alias kaki. Saya membayangkan, patah tulang yang saya alami akibat kecelakaan tidak akan sampai menimbulkan komplikasi.
Namun saya salah. Patah tulang ternyata tak sesederhana itu. Ada beberapa hal tak terduga yang terjadi saat saya mengalaminya. Berikut beberapa hal tak terduga yang terjadi saat patah tulang:
#1 Bisa tidak terasa sakit
Banyak orang mengira patah tulang akan terasa sangat sakit. Patah tulang sering kali digambarkan dengan sakit dan nyeri yang sangat menusuk. Pernyataan ini bisa jadi benar, namun bisa juga tidak benar. Faktanya, banyak orang yang justru tidak sadar kalau dirinya mengalami patah tulang, tak terkecuali saya saat mengalami kecelakaan.
Saya tak sengaja membaca twit beberapa orang yang pernah mengalami patah tulang di akun Twitter @jlee_OT. Di sana, ternyata banyak orang yang tidak menyadari kalau mereka mengalami patah tulang sampai beberapa jam atau bahkan beberapa hari kemudian setelah kecelakaan terjadi. Pada beberapa kasus, orang-orang ini masih bisa menggerakkan bagian tubuh yang patah dan baru merasakan sakit beberapa hari kemudian. Kondisi seperti ini umumnya terjadi kalau mengalami patah di bagian tangan atau kaki.
Biasanya orang akan sadar kalau mengalami patah tulang setelah merasakan “sesuatu” yang bergerak di tulang atau ada bunyi “kretek”. Ya bunyinya tidak mesti heboh sih, tapi sedikit terdengar dan terasa. Tapi kembali lagi, tiap orang punya kondisi yang berbeda-beda.
#2 Harus diluruskan sebelum operasi
Ada beberapa kasus patah tulang yang tulangnya terlihat menonjol keluar atau bahkan menembus kulit. Saat itu saya pikir kondisi tulang yang seperti itu akan dibiarkan sampai nanti sebelum operasi. Akan tetapi perkiraan saya salah.
Berdasarkan pengalaman, sebelum operasi, dokter harus mengetahui seberapa parah patahan yang saya alami melalui rontgen. Karena ada yang bengkok, tulang yang patah ini harus diluruskan. Kengeriannya tak berhenti sampai di situ, ygy. Saya ingat ada perawat yang bilang pada saya, “Mbak, ini harus diluruskan sekarang ya, nggak pakai bius.” Sejujurnya, itu adalah salah satu perkataan paling bikin syok yang pernah saya dengar.
#3 Kesemutan yang cukup lama
Setelah tulang kaki saya diluruskan, nyerinya tak berhenti sampai di situ. Kaki dan telapak kaki saya lalu membengkak. Pembengkakan ini katanya terjadi karena peradangan. Selain itu, saya juga merasakan kesemutan yang rasanya bukan seperti digigit satu semut saja. Kesemutan biasa biasanya hanya berlangsung beberapa menit dan dapat langsung hilang, sementara kesemutan yang saya rasakan saat patah tulang bertahan hampir satu bulan!
#4 Jangan pakai buru-buru pakai kruk
Setelah operasi dan mendapat perawatan, beberapa hari setelahnya saya diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan. Tak sedikit pasien yang mengira kalau sudah boleh pulang, berarti boleh pakai kruk bagi pasien patah kaki. Ya ini tak sepenuhnya salah, sih. Masalahnya, setelah operasi, tubuh kita biasanya belum sepenuhnya pulih. Saya justru tidak disarankan untuk jalan pertama kali menggunakan kruk lantaran bisa pingsan kalau tidak kuat.
Akhirnya saya diberi tahu untuk menggunakan kursi roda selama beberapa waktu. Kalau tidak ada kursi roda, sebisa mungkin pasien diminta untuk meminimalisir gerakan yang membutuhkan banyak tenaga. Sudah boleh pulang dari rumah sakit bukan berarti sepenuhnya sudah pulih, justru ini adalah awal masa pemulihan yang akan saya hadapi.
#5 Pemulihan yang lama
Tulang yang patah ternyata menjadi bagian tubuh dengan pemulihan yang paling lama. Awalnya, dokter bilang kaki saya yang cedera tidak boleh menapak selama tiga bulan pertama. Saya kira setelah tiga bulan, saya sudah boleh latihan berjalan seperti biasa. Eh, ternyata saya salah, dong. Latihan berjalan yang dimaksud bukan langsung jalan seperti biasa.
Ada beberapa tahapan yang harus saya lalui dan semua dihitung dari berat tumpuan. Misalnya, pertama kali saya hanya boleh dibebankan 5 kg tumpuan dan kaki saya hanya boleh menyentuh sedikit permukaan tanah. Beberapa waktu selanjutnya tumpuan tersebut ditambah perlahan-lahan. Totalnya, untuk memulihkan patah tulang kaki, saya butuh waktu sekitar satu tahun. Namun waktu pemulihan ini tiap pasien biasanya berbeda-beda tergantung usia, tingkat keparahan, suplemen yang diminum, dll.
Kalau kalian ada yang sedang mengalami patah tulang seperti yang pernah saya alami, banyak bersabar, ya. Prosesnya memang agak panjang dan butuh ketelatenan. Sing penting tetap semangat biar cepat pulih!
Penulis: Laksmi Pradipta
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Ngilu! Meski Tak Bertulang, Penis Patah Bisa Terjadi.