Ketika membaca judul tulisan ini, kalian mungkin berpikir bahwa si penulis sungguh orang yang tak pandai bersyukur. Maaf, kalian salah. Percayalah, sebagai istri seorang PNS, saya bersyukur. Hanya saja, saya merasa perlu untuk memberikan insight baru bahwa menjadi istri seorang PNS itu juga ada nggak enaknya. Ha gimana? Kadang jengah juga, loh, ketika ada saja orang yang menganggap jadi istri PNS itu sebuah privilese.
Privilese, Mbahmu! Nih, saya kasih tau 5 hal nggak enaknya jadi istri PNS.
#1 Berangkat Dharma Wanita
Kegiatan Dharma Wanita sebenarnya bagus. Ada anjangsana, pengisian materi seputar parenting, kecantikan, dan sebagainya yang bisa menambah pengetahuan. Ada pula lomba-lomba yang meskipun sering kali itu-itu saja. Tapi, lumayanlah. Nah, yang bikin males, acara ini sering kali molor. Terjadwal jam berapa, mulainya jam berapa. Sungguh merupakan cobaan bagi orang yang sat set sat set kayak saya. Bayangkan, waktu kamu, yang semestinya bisa untuk melakukan hal lain, jadi terbuang untuk haha hihi ngalor ngidul. Sia-sia banget, kan?
#2 Banyak potongan
Mungkin nggak banyak yang tahu kalau jadi istri PNS harus siap dengan banyaknya potongan yang harus diterima. Misalnya, ada pembagian kalender, dibayar dengan potong gaji suami. Ada pengadaan seragam baru, potong gaji suami lagi. Ada arisan ini itu, potong gaji juga. Urusan potong memotong ini kian terasa jika suami menduduki jabatan di tempat kerja. Kenapa? Karena ada beberapa hal yang hukumnya sunah bagi istri PNS biasa, tapi jadi wajib bagi istri pejabat. Potong terosss.
#3 Banyak tuntutan
Menjadi istri PNS juga harus siap-siap banyak tuntutan. Yang paling sering digembor-gemborkan adalah tuntutan supaya aktif. Mulai dari aktif berangkat Dharma Wanita, pertemuan bersama organisasi lain, sampai aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan di kantor suami. Entah itu pelantikan, pisah sambut, ataupun fafifu lainnya.
Kalau kamu memang suka eksis dan kebetulan banyak waktu, sih, nggak masalah. Lha, kalau terikat jam kantor? Bagaimana? Memang, sih, ada atasan yang bisa mengerti hal tersebut. “Ada”, ya. Bukan semua. Sebab faktanya, ada loh atasan yang tidak bisa berkompromi dengan hal tersebut. Mereka berdalih, “Kan cuma sebulan sekali. Masa sih nggak bisa izin?”
#4 Dianggap mampu
Jadi istri PNS juga harus siap-siap dianggap mampu. Saya sudah sering dengar, ada orang yang berkata, “Kamu tah enak, suaminya PNS.” Sialnya, kalimat tersebut nggak berhenti sampai di situ. Masih ada lanjutannya. Biasanya, mereka membandingkan profesi suami sendiri yang di matanya “cuma” seorang bla bla bla. Duh, Mbakk, suami sendiri kok dijelekin-jelekkin. Padahal, kalau mau tau soal realita gaji PNS ini, bisa dibaca secara terang benderang di tulisan Mas Andri yang pernah dimuat di Terminal Mojok, loh.
#5 Siap-siap LDM
Risiko lain jadi istri seorang abdi negara adalah siap-siap long distance marriage (LDM). Penyebabnya, tak lain adalah turunnya surat mutasi suami. Kalau pindahnya ke tempat yang masih terjangkau, tentu nggak perlu galau. Nah, kalau sudah beda pulau seperti yang dialami tetangga saya? Suaminya tiba-tiba harus pindah tugas ke Papua. Wow. Papua, Gaes. Coba bayangkannn.
Membawa serta keluarga ke tempat tugas yang baru tentu bukan persoalan yang mudah. Apalagi kalau anak-anak sudah sekolah. Ribet, Cuy. Sementara kalau harus LDM, tantangannya yaitu harus berat menahan rindu dan berat menanggung biaya hidup. Kan setelah LDM jadi ada dua dapur yang harus diopeni. Abot, abot.
Klir, ya? Sudah berimbang sekarang. Jadi, sudahlah, berhenti glorifikasi status istri PNS. Sebab nyatanya, kami memang tidak seindah itu.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Audian Laili