Membicarakan kos Las Vegas atau kos LV memang nggak ada habisnya. Selalu ada saja yang bisa dibahas dan dijadikan perdebatan. Harus diakui, isu-isu semacam ini memang agak seksi, isu yang punya banyak muka untuk dilihat, juga dibicarakan. Apalagi jika dikaitkan dengan agama atau norma, pembahasan soal kos LV ini akan jadi panjang banget. Tapi singkatnya, kos ini akan dipandang sebagai sarang dosa.
Kalau pakai kacamata moral atau adat ketimuran (saya sebenarnya malas pakai istilah ini), kos Las Vegas memang bisa dibilang menyalahi norma. Nggak ada ceritanya, cewek dan cowok yang bukan suami-istri tinggal bareng satu kamar dan dimaklumi. Secara agama salah, secara norma masyarakat juga salah.
Akan tetapi, tulisan ini nggak akan membahasnya dari kacamata moral. Itu urusan masing-masing lah. Selain urusan moral, kos LV juga punya “dosa-dosa” lain yang lebih nyata terlihat, yang lebih nyata indikatornya.
#1 Overpriced, tapi fasilitasnya kadang nggak sebanding
Adalah hal yang wajar jika harga sewa kos Las Vegas lebih mahal ketimbang kos-kosan lain. Kos LV menawarkan apa yang nggak ditawarkan oleh kos-kosan lain: kebebasan. Kita tahu sendiri kalau harga dari kebebasan itu nggak murah. Makanya, kos LV ini bisa lebih mahal, bahkan bisa dua-tiga kali lipat ketimbang kos non-LV. Sayangnya, ini kerap jadi celah bagi pemilik kos LV untuk memasang harga yang kelewat tinggi. Overpriced.
Misalnya, jika kos-kosan normal di Jogja (kamar mandi dalam) sekitar Rp600-700 ribu, kos LV dengan fasilitas serupa bisa menyentuh angka minimal Rp1 juta, bahkan lebih. Okelah kalau kamar kosnya bersih, kamar mandi bersih, dapat kasur, akses mudah. Kadang dengan harga segitu dapatnya yang busuk. Kamarnya jelek, kamar mandinya berjamur, akses agak sulit, nggak dapat kasur pula. Overpriced. Cuma menang di bebas aja. Jelas nggak sebanding, lah.
#2 Cenderung lebih kumuh dari kos non-LV
Jika kos putra sering dibilang lebih kumuh ketimbang kos putri, mungkin kalian perlu lihat kos Las Vegas. Kos LV, selain terkenal dengan kebebasannya, juga kerap terkenal dengan kumuhnya. Kalau kalian pernah mengunjungi kos LV (apalagi yang kelas menengah), kalian akan melihat bahwa kos ini cenderung lebih kumuh ketimbang kos non-LV. Sampahnya yang kurang terurus, atau tembok yang kerap berjamur, adalah dua pemandangan yang kerap terlihat.
Mungkin ini adalah konsekuensi dari kebebasan yang mereka dapat. Mereka merasa bisa melakukan apa saja di kos LV, termasuk mereka bisa merasa bebas untuk nggak merawat dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Apalagi diperparah dengan si empunya kos yang jarang kontrol. Jadinya, ya banyak kos LV yang kumuh.
#3 Berisik, kerap gaduh, bahkan sering jadi arena pertikaian
Hampir semua kos Las Vegas itu adalah bangunan mandiri, nggak jadi satu dengan induk semang. Plus, ada beberapa kos LV ini jaraknya nggak terlalu dekat dengan masyarakat sekitar. Jadinya, penghuni kos LV bisa lebih bebas melakukan aktivitasnya. Mereka bebas keluar masuk, bebas membawa siapa saja, bebas melakukan apa saja.
Imbasnya, banyak kos Las Vegas yang berisik. Kalau dibandingkan dengan kos putra atau kos putri, kos LV ini lebih berisik. Di kamar satu main gitar, di kamar satunya guyon, di kamar satunya lagi ada pasangan cekcok. Kos LV ini juga kerap gaduh, dan nggak jarang jadi arena pertikaian antar penghuni, atau dengan orang luar. Ada yang gaduh atau bertikai sendiri dengan pasangannya. Ada yang bertikai karena ketahuan selingkuh. Bahkan ada juga yang bertikai dengan masyarakat sekitar. Pusing bangetlah, pokoknya.
#4 Membentuk lingkungan yang cenderung apatis dengan sekitar
Dosa selanjutnya dari kos Las Vegas adalah membentuk lingkungan yang cenderung apatis dengan sekitar. Kita tahu bahwa ada semacam aturan nggak tertulis di kos LV. Aturan tersebut adalah nggak ikut campur urusan penghuni kos lain. Mau penghuni kos lain melakukan ini itu, biarkan saja. Urus urusan kalian sendiri.
Inilah yang bikin lingkungan kos ]jadi apatis, cuek. Antar penghuni bisa aja nggak saling bicara, bahkan nggak saling kenal. Imbasnya, kalau ada apa-apa dengan salah satu penghuni kos, penghuni kos yang lain akan ragu untuk membantu, atau bahkan sekadar menanyakan keadaan. Ya gimana, lha wong sudah terlanjur cuek dan apatis, kok.
Ini jelas beda dengan kos putra atau kos putri. Penghuni kos putra dan kos putri itu cenderung lebih guyub, lebih akrab, dan tentunya lebih peduli dengan sesama penghuni kos yang lain. Sesuatu yang mungkin nggak akan dijumpai di kos LV.
#5 Membuka peluang untuk tindakan-tindakan kejahatan
Kos Las Vegas memang merupakan kos yang bebas. Mereka, penghuninya, bebas keluar-masuk, dan mereka juga bebas membawa siapa saja. Namun, kebebasan itu terkadang kerap jadi peluang untuk terjadinya tindakan-tindakan kejahatan. Kalau tindak kejahatan semacam pencurian mungkin sudah “biasa”. Tapi, kalau tindak kejahatan semacam kekerasan seksual, human trafficking, atau bahkan pengedaran narkoba, itu baru luar biasa.
Ya karena kos LV itu bebas. Kos LV penjagaannya relatif lebih longgar. Orang bebas keluar-masuk, bebas melakukan apa saja. Plus, tetangga penghuni kos juga udah kelewat cuek, nggak mau peduli apa yang terjadi di sekitar. Jadi, kos Las Vegas ini adalah tempat yang kerap banget dijadikan titik tindak kejahatan. Ada bandar narkoba, germo/mucikari yang tinggal di situ juga mungkin nggak ada penghuni lain yang tahu.
Itulah setidaknya 5 dosa kos Las Vegas (selain urusan moral) yang sepertinya agak sulit untuk dimaafkan. Tapi ya balik lagi, ada yang menganggap 5 hal di atas adalah dosa, ada yang menganggap 5 hal di atas itu biasa saja. Terserah, masing-masing punya sudut pandang. Kalau buat saya, 5 hal di atas ini ya termasuk dosa, yang mana perlu diperbaiki.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Fakta Kos LV Jogja yang Belum Banyak Orang Tahu.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















