Seperti halnya kinerja pemerintah, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) juga belum menunjukkan tren yang membaik. Meskipun beberapa perusahaan sudah kembali menggeliat dari tidur panjangnya, nyatanya tidak semua bisa langsung berlari. Beberapa perusahaan tetap mengambil kebijakan untuk efisiensi. Termasuk biaya sumber daya manusia.
Hal ini tentu membuat jantung banyak orang berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang—jangan dinyanyikan, wabilkhusus mereka yang masih berstatus bekerja ikut orang lain. Namun, tenang saja. Pada dasarnya memutuskan hubungan kerja tidak semudah memutuskan hubungan percintaan kok. Banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan.
Salah satu faktor terpenting dari pengambilan keputusan tersebut tentunya terkait dengan pemilihan nama-nama yang akan dimasukkan ke dalam kotak. Harus diakui bahwa dari seluruh karyawan, tentu tidak semua layak dipertahankan. Ada juga yang harus dibina… sakan. Inilah lima ciri karyawan yang rentan terkena pemutusan hubungan kerja berdasarkan pengalaman saya sejauh ini.
Ciri Karyawan yang rentan kena PHK #1 Kinerjanya buruk
Hal ini dapat dilakukan dengan melihat laporan penilaian kerja selama beberapa bulan belakangan atau, jika diperlukan, selama satu tahun terakhir. Dari situ bisa dilihat siapa-siapa saja yang kinerjanya terburuk.
Lantas bagaimana dengan karyawan yang baru masuk? Mereka akan dianggap masih menyesuaikan diri sehingga dimaklumi jika kinerjanya belum bagus.
Benar adanya bahwa karyawan baru pun rentan terkena pengurangan, terutama jika PHK itu sendiri lantaran krisis di luar kendali perusahaan. Namun, setiap perusahaan pasti memiliki sistem penilaian yang berbeda baik bagi karyawan baru maupun lama. Jangan takut untuk terus bekerja sebaik mungkin meskipun masih berstatus new kids on the block karena perusahaan pun mempertimbangkan investasi terhadap talenta-talenta muda. Tinggal bagaimana pembuktiannya, apakah mereka worth it untuk dipertahankan.
Lalu, kalau tidak ada penilaian kinerja di kantor bagaimana? Atau jika selama ini penilaiannya langsung dan lisan saja dari atasan dan pimpinan? Ya, selamat. Nasib karier Anda tidak lebih dari sekadar menghitung kancing baju.
Ciri Karyawan yang rentan kena PHK # 2 Toxic people
Kalau yang ini nggak usah ditanya lagi. Baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat, yang kayak beginian memang lebih baik dihindari siapa pun. Selain tidak ada faedahnya sama sekali, toxic people tidak pernah tidak membawa masalah. Hobinya hasut kanan dan kiri. Jika senggang tidak ada kerjaan, dan entah kenapa sangat sering terlihat senggang, job desc-nya berubah jadi tukang kompor dan tukang kipas.
Dari urusan pekerjaan sampai rumah tangga, semua disikat dan dihujat. Agak baik sedikit, yang keluar dari mulutnya paling-paling keluhan dan kritikan. Ketika diminta menyampaikan secara terang-terangan malah cengengesan. Lah kok malah saya yang bergibah? Ah, sudahlah.
Ciri Karyawan yang rentan kena PHK #3 Pekerjaannya bisa digantikan oleh aplikasi/mesin/robot
Seiring dengan berkembangnya dunia teknologi, kemunculan robot-robot di dunia industri sudah bukan kabar burung doang. Tengok bagaimana di beberapa negara maju robot-robot sudah menggantikan peran manusia sebagai pramusaji.
Jika banyak yang berpendapat bahwa robot hanya bisa melakukan pekerjaan kasar, mereka belum tahu aja di Jepang robot sudah bisa nulis novel dan lolos di kompetisi sastra. Kita yang dianugerahi bakat seni aja belum tentu bisa mencapai titik itu. Nggak usah kompetisi sastra deh, bisa tayang di Terminal Mojok aja sudah luar biasa.
Selain robot, ada juga aplikasi supercanggih lain yang bisa menggantikan peran manusia. Memang tidak 100 persen bebas campur tangan manusia layaknya robot, namun yang pasti bisa mengurangi jumlah pekerja secara signifikan. Di departemen saya sendiri ada aplikasi yang bisa membantu menghitungkan gaji, pajak, BPJS, dan absensi karyawan. Tinggal input data, beres semuanya. Alhasil, saat ini saya tidak memerlukan staf administrasi lagi.
Ciri Karyawan yang rentan kena PHK # 4 Tidak bisa multitasking
Biasanya di tengah krisis seperti ini, perusahaan akan melakukan manuver perubahan strategi yang radikal. Terlebih perusahaan yang menggantungkan usahanya dalam penjualan offline. Dengan adanya norma baru physical distancing, mau tidak mau banyak hal yang harus disesuaikan dan dioptimalkan secara online.
Oleh karena itu, setiap karyawan dituntut untuk melek teknologi. Sekadar bisa, tentu banyak yang bisa. Namun, mampu dan mau kadang tidak bertemu. Karena merasa bukan bagian dari pekerjaan hariannya, jangan heran jika banyak orang ogah-ogahan untuk membantu meningkatkan traffic bisnis perusahaan di dunia maya. Padahal, kemampuan mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan sangat dibutuhkan terlebih dalam kondisi seperti sekarang ini.
Ciri Karyawan yang rentan kena PHK #5 Indisipliner
Hampir sama dengan karyawan toxic. Saya rasa tidak ada yang menyukai tindakan indisipliner kecuali jika dilakukan oleh diri sendiri. Apalagi banyak perusahaan menggunakan disiplin sebagai nilai dan karakter perusahaan.
Orang yang disiplin memang belum tentu berkinerja bagus. Namun, jika dihadapkan antara dua pekerja yang sama-sama baik kinerjanya dan harus di-PHK salah satu, tentu perusahaan akan mempertahankan yang lebih disiplin.
Lucunya, ada juga karyawan yang sebenarnya termasuk dalam lima tipe di atas namun masih terus dipertahankan oleh perusahaan. Model seperti ini umumnya sudah memegang “kartu As” yang biasanya berupa: rahasia perusahaan, skandal pimpinan, atau bagian dari jaringan orang dalam. Kalau sudah ketemu yang beginian sih mendingan melipir alus. Hanya bangkrut dan maut yang bisa menghentikan sepak terjang mereka.
BACA JUGA Dalam Situasi Seperti Ini, Berbelanjalah! dan tulisan Mohammad Ibnu Haq lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.