5 Alasan Punya Rumah Dekat Pabrik Itu Nggak Enak

5 Alasan Punya Rumah Dekat Pabrik Itu Nggak Enak

5 Alasan Punya Rumah Dekat Pabrik Itu Nggak Enak (Pixabay.com)

Ada yang berpendapat bahwa tinggal di dekat area persawahan itu nggak seenak yang dibayangkan. Ada pula yang beranggapan bahwa tinggal di pesisir laut itu nggak seindah yang digambarkan pada film-film. Tapi, bagi saya, yang jelas paling nggak enak itu ya punya rumah dekat pabrik alias tinggal dekat pabrik.

Saya dari lahir sampai sekolah dasar sempat tinggal hanya beberapa meter dari pagar pembatas pabrik. Hal ini cukup wajar karena saya adalah seorang anak dari pasangan karyawan yang bekerja pada suatu pabrik di Cikarang. Jadi supaya kedua orang tua saya nggak telat masuk pabrik karena macet atau urusan lain, mereka memutuskan untuk ngontrak di dekat area pabrik.

Inilah beberapa hal tidak mengenakkan yang saya alami selama punya rumah dekat pabrik.

#1 Berisik

Tinggal di dekat pabrik itu berisik lho, serius. Soalnya, beberapa pabrik ada yang beroperasi nonstop. Buat yang nggak tau, perusahaan-perusahaan di Cikarang itu tetap produksi meskipun malam hari sehingga mesin pabrik nyaris bekerja 24 jam. Mesin-mesin yang dioperasikan suaranya bisa benar-benar mengganggu. Lho, kalian kira gedung pabrik gede gitu bisa meredam suara mesin pabrik? Salah kau, Wagiyo.

Bagi orang yang nggak bisa tidur kalau ada suara berisik sedikit saja, saya jamin perlu adaptasi diri yang cukup lama jika tinggal di dekat pabrik.

#2 Risiko terpapar limbah

Melihat limbah pabrik adalah kegiatan sehari-hari. Ya gimana, cuman berapa meter dari pabrik. Kadang saya khawatir sudah terpapar limbah dan mengubah gen saya. Tapi, sampe sekarang, kok ya nggak punya kekuatan super.

Tapi, saya curiga, pencemaran udara yang dilakukan oleh pabrik di dekat tempat tinggal saya dulu, turut berkontribusi terhadap tampang saya yang kurang memadai.

#3 Rawan digusur

Saat saya masih kecil, banyak rumah-rumah teman saya yang berada di dekat pabrik, digusur untuk dijadikan proyek perluasan pabrik. Jujur saya dulu malah iri karena mereka tiba-tiba seperti kaya mendadak. Soalnya, mereka membeli sepatu dan tas mahal untuk sekolah.

Tapi, setelah dipikir-pikir saat dewasa, betapa sedihnya orang yang harus meninggalkan atau melihat rumah yang diperjuangkan dari nol, tiba-tiba dirobohkan untuk dibangun pabrik. Meskipun ada ganti untung, tapi nilainya nggak bakal bisa membayar kenangan dan perjuangan untuk memiliki sebuah rumah.

#4 Harga sewa properti lebih mahal

Biaya untuk menyewa sebuah kontrakan di dekat pabrik bakal jauh lebih mahal ketimbang sewa kontrakan yang jauh dari pabrik. Sebab, tinggal di dekat pabrik sering dianggap sebagai suatu hal yang menarik di Cikarang. Meskipun kontrakan yang dekat dengan pabrik itu biasanya agak jauh dari pusat keramaian seperti pasar, fasilitas kesehatan, dan sarana pendidikan, tapi tetap saja biaya sewanya bakal tinggi.

#5 Nggak bisa bolos kerja

Orang-orang yang tinggal di daerah dekat dengan pabrik rata-rata profesinya adalah karyawan pabrik. Jadi ada kemungkinan tetangga saya itu karyawan yang bekerja di pabrik yang sama dengan orang tua saya. Sehingga bolos kerja adalah hal yang hampir tidak mungkin. Potensi dicepuinnya gede.

Untungnya saya hanya beberapa tahun saja tinggal di dekat pabrik. Orang tua saya memutuskan untuk membangun rumah di daerah Cikarang yang jaraknya sedikit jauh dari pabrik. Sehingga membuat kondisi dan lingkungan menjadi sedikit lebih baik bagi kami sekeluarga.

Itulah beberapa alasan betapa tidak enaknya tinggal di dekat pabrik. Kalau kalian dapet atau berencana beli rumah di dekat pabrik, sebaiknya pikirkan lagi risikonya. Nggak sebanding, Bos!

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Stereotip Buruh Pabrik yang Perlu Dikoreksi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version