Coto dan konro memang terkenal sebagai kuliner khas Makassar. Namun, ada juga kuliner khas Makassar lainnya yang bukan berasal dari keluarga daging-dagingan, melainkan berbahan dasar mi. Nama kulinernya mi kering Makassar. Sudah pernah mencoba?
Di Makassar, mi kering merupakan salah satu makanan legendaris. Berdasarkan berbagai macam sumber yang saya baca, kuliner ini dipelopori oleh Angko Tjao, seorang warga Makassar keturunan Tionghoa.
Meskipun namanya mi kering, sebenarnya hidangan satu ini nggak benar-benar kering alias tetap pakai kuah. Kata kering merujuk pada tekstur mi yang garing dan tampak kaku setelah melalui proses penggorengan. Mi bertekstur garing dan kering tersebut disiram kuah kental yang berisi campuran antara sayur sawi, daging ayam, hati ayam, bakso, gorengan, udang, cumi, dll.
Untuk rasa yang paripurna, mi kering Makassar memang sejodoh dengan siraman kuah kental yang panas. Sebab, kalau kuahnya sudah dingin, mi jadi susah lunak dan mengurangi kenikmatan cita rasa si mi kering. Sama seperti coto, nasi goreng, pallubasa, dan menu makanan berat khas Makassar lainnya, jeruk nipis dan sambal jadi bagian yang tak terpisahkan dalam penyajian mi kering.
Di Makassar, ada cukup banyak warung makan yang menyediakan menu mi kering. Bahkan di berbagai acara penting, mi kering hadir sebagai menu jamuan untuk para tamu. Setidaknya ada 4 warung makan legendaris yang menjual mi kering Makassar. Uniknya, keempat warung tersebut berasal dari garis keturunan yang sama, yaitu dari Angko Tjao sebagai pelopor usaha mi kering di Makassar. Berikut ini keempat warung makan mi kering di Makassar yang populer dan legendaris.
#1 Mie Awa
Setelah Angko Tjao meninggal, usaha mi kering yang blio rintis diteruskan oleh anaknya bernama Awa. Dulunya, Mie Awa bertempat di Jalan Bali. Baru pada tahun 2012 pindah ke Jalan Sulawesi No. 132, Ende, Kec. Wajo, Kota Makassar.
Selain mi kering, Mie Awa juga menyiapkan menu lainnya seperti mi kuah, mi celup, mi hokkian, mi manohara, dan mi jenderal. Konon, dinamakan menu mi manohara karena artis tersebut punya permintaan khusus atas menu yang ingin disantap. Nah, permintaan khusus itulah yang kemudian dipatenkan menjadi salah satu menu di Mie Awa.
Demikian juga dengan menu mi jenderal. Menu tersebut merupakan “racikan” dari Jenderal M. Yusuf. Mi jenderal merupakan gabungan antara mi yang digunakan untuk mi kuah dengan kuah kental dari mi kering, lalu ditambah dengan taburan bawang goreng.
Sebagai menu tambahan, ada juga gorengan, telur dadar, dan gorengan telur, yang bisa dijadikan pendamping menu utama.
#2 Mie Titi
Mie Titi boleh dibilang adalah warung makan mi kering yang jadi primadona di Makassar. Cabangnya banyak dan tersebar bahkan sampai ke luar Makassar. Karena kepopulerannya, Mie Titi sering kali dianggap sebagai nama lain dari mi kering. Kurang lebih kasusnya sama seperti orang-orang yang menyebut Rinso untuk semua detergen atau Aqua untuk semua air mineral kemasan.
Seporsi mi kering di Mie Titi isinya cukup banyak. Menu juara di Mie Titi menurut saya adalah mi kering seafood. Rasa gurih dari mi kering nikmat sekali saat berpadu dengan manisnya udang.
Karena cabangnya cukup banyak, nggak susah kok untuk menemukan rumah makan Mie Titi. Letaknya strategis dan tersebar di Kota Makassar. Salah satu cabang yang bisa kalian kunjungi adalah Mie Titi di Jalan Irian, Pattunuang, Kec. Wajo, Kota Makassar.
#3 Mie Hengki
Berbeda dengan dua tempat sebelumnya, Mie Hengki nggak buka cabang. Letaknya ada di Jalan Nusantara No. 354, Butung, Kec. Wajo, Kota Makassar atau persis di seberang Pelabuhan Soekarno-Hatta.
Ciri khas tempat ini adalah bangunan tua dengan cat warna hijau dan gerobak serta peralatan masak tradisional (wajan dan tungku) yang ada di bagian depan. Dibanding tiga tempat lainnya, tekstur mi kering di Mie Hengki menurut saya punya ciri khas tersendiri. Minya memang nggak sekecil mi kering pada umumnya, tetapi tingkat ke-kriuk-an dan penampilan minya beda sendiri.
Meskipun tempatnya sangat sederhana (bahkan ada yang menyebutnya tampak kumuh), warung makan ini selalu ramai pembeli. Kalau mau makan di tempat, harus siap-siap antre ya lantaran tempatnya juga lumayan sempit sehingga nggak bisa memuat banyak pengunjung.
Menariknya, jika antre di luar, kalian akan melihat pesanan diproses dengan menggunakan wajan tua dan tungku dengan bahan bakar arang.
#4 Mie Anto/Mie Amoy
Saya nggak tahu kapan tepatnya Mie Anto berganti nama menjadi Mie Amoy. Setahu saya, saat masih bernama Mie Anto, tempat makan ini nggak buka cabang. Makan mi kering di Mie Anto, siap-siap merasakan sensasi selesai makan langsung berdiri. Banyaknya pengunjung yang antre membuat Mie Anto memang kurang cocok dijadikan sebagai tempat haha-hihi selepas makan.
Berdasarkan pantauan saya di akun Instagram @mieamoymakassar, sejak tahun 2021 tempat makan mi kering ini sudah membuka cabang di Jalan Daeng Tata Raya No. 95B, Makassar.
Seporsi mi kering dari Mie Anto cukup banyak. Yang khas dari mi kering ala Mie Anto adalah rasa kaldu ayamnya yang pekat. Meski di rumah makan mi kering lainnya juga menyediakan menu gorengan bakso, bagi saya gorengan bakso di Mie Anto yang paling enak.
Itulah 4 warung makan mi kering yang populer dan legendaris di Kota Makassar. Meskipun berasal dari resep yang sama, masing-masing warung di atas punya karakteristik dan inovasinya sendiri. Selain itu, meski Mie Titi terbilang yang paling mudah dijumpai (karena cabangnya banyak), warung makan lainnya pun tetap ramai pengunjung. Setiap tempat juga sudah pernah dikunjungi pesohor tanah air, lho. Tertarik berburu mi kering di Makassar?
Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Tempat Makan di Makassar yang Bisa Bikin Salah Paham.