Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Tipe Tamu Hotel Saat Sarapan

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
24 September 2020
A A
reservasi hotel untung rugi cara-cara pasangan ilegal, Jangan Jadi Manusia Norak Saat Menginap di Hotel!

reservasi hotel untung rugi cara-cara pasangan ilegal, Jangan Jadi Manusia Norak Saat Menginap di Hotel!

Share on FacebookShare on Twitter

Mengelola hotel membuat saya mengenal berbagai tipe tamu di berbagai kesempatan. Mulai dari tamu yang terlihat baik hati saat check-in namun ternyata memberi review jelek saat check-out, tamu yang nawar harga kamar serendah-rendahnya tapi maunya fasilitas ala hotel bintang empat, sampai tamu yang coba-coba melanggar aturan hotel dengan gertakan mengintimidasi.

Saat sarapan pagi alias breakfast, sering saya menjumpai tipe tamu yang lebih beragam lagi. Buat staf hotel, waktu sarapan adalah salah satu momen krusial yang tidak bisa dianggap sebagai rutinitas biasa. Ada saja tingkah laku tamu yang tidak diduga-duga, lucu, unik, dan menarik untuk digibahkan. Seperti apa sih tipe-tipe tamu hotel saat sarapan? Berikut hasil pengamatan saya selama delapan tahun mengelola hotel.

Makan secukupnya

Ini tipe tamu yang sangat diharapkan oleh semua staf hotel. Ambil secukupnya, sesuai dengan kemampuan makan masing-masing. Emangnya nggak boleh nambah makanan? Untuk sarapan ala prasmanan (buffet), saya sih tidak pernah membatasi tamu kalau mau nambah. Silakan saja. Buat saya syaratnya cuma satu: dihabiskan.

Justru dengan menghabiskan makanan kadang bisa menjadi tolok ukur sendiri untuk staf bagian dapur, terutama sang juru masak, bahwa masakannya disukai tamu.

Ambil banyak, makan dikit

Bisa dibilang, sekitar 80 persen tamu yang pada awalnya sudah mengambil makanan dalam porsi yang sangat banyak di piring, tidak menghabiskan makanannya. Saya suka menebak-nebak sendiri apa maksud sang tamu langsung mengambil makanan dengan porsi yang sangat banyak. Apakah ia memang sangat kelaparan? Apakah ia sebelumnya sudah pernah mencoba menu sarapan di hotel saya dan menyukainya? Atau apakah ia sengaja mengambil banyak untuk dimakan bersama-sama anaknya yang lain?

Tapi, masalahnya, dari segunung nasi goreng yang diambilnya, hanya sedikit yang dimakan. Sisanya ditinggal begitu saja. Mungkin saja nasi gorengnya tidak sesuai seleranya. Tapi mengapa ia langsung mengambil sebanyak itu? Pada kesempatan lain saya menemukan sisa satu tangkup roti tawar yang masih utuh, lengkap dengan gundukan meses yang melimpah ruah ditinggal begitu saja. Miris banget saya lihat “pemandangan” itu.

Walaupun mungkin setangkup roti tersebut tidak disentuh oleh sang tamu, tapi kalau sudah tertata di piring tamu dan tidak dimakan, akhirnya akan menjadi makanan sisa. Coba dipikir, siapa yang mau makan makanan sisa itu? Tidak mungkin dikasih orang lain, kan?

Bungkus!

Sarapan memang menjadi salah satu fasilitas yang disediakan hotel karena sudah termasuk dalam harga kamar yang dibayar oleh tamu. Apalagi kalau disajikan secara prasmanan, biasanya akan terlihat membangkitkan selera. Namun, hal ini justru membuat beberapa tamu berinisiatif untuk membungkus beberapa makanan sebagai sangu.

Baca Juga:

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

4 Ciri Bubur Ayam yang Pasti Enak, Cocok Jadi Penyelamat Perut di Pagi Hari

Memang saya sendiri tidak pernah melihat ada peraturan tertulis yang melarang hal ini, di hotel bintang lima sekalipun. Tidak jarang kami melihat tamu melakukan ini secara diam-diam, mengambil makanan sarapan dan disimpan ke dalam kontainer tempat makan. Ada juga yang ijin terlebih dahulu dengan alasan jatah sarapannya untuk dua orang. Tapi, lebih banyak yang ngumpet-ngumpet. Artinya mereka sadar kan kalau perbuatannya ini mungkin tidak dilarang, tapi tidak etis untuk dilakukan.

Mungkin pertanyaan ini ada di pikiran kalian, emangnya nggak boleh kalau dibungkus? Kalau buat saya, boleh aja kok. Saya coba berpikiran positif, ya sudah, siapa tahu sang tamu memiliki kesulitan finansial sehingga sulit untuk membeli makanan. Tapi ya tahu diri aja, jangan seperti tamu yang saya jumpai dalam cerita berikut.

Saya pernah menjumpai tamu yang mengambil roti tawar sampai satu bungkus sekaligus, kemudian meminta staf untuk menambah kembali roti tawar di meja prasmanan kami. Karena kesibukan saat itu, staf hotel yang bertugas pada awalnya tidak ambil peduli dan langsung saja menambah jumlah roti tawar di meja. Namun, setelah ditambah, tidak sampai lima menit sang tamu kembali berteriak meminta tambahan roti tawar kembali. Di situ saya sudah mulai curiga. Kok cepat sekali roti tawar habis, sementara tidak ada penambahan tamu yang sarapan saat itu.

Akhirnya kami pun menolak permintaan sang tamu, dengan meminta maaf tentunya. Tapi tetap saja, sang tamu malah marah-marah dan merasa tidak mendapatkan hak sarapan sepenuhnya. Kalau ketemu tamu seperti ini, kami cuma bisa mengurut dada. Sabaaar…sabaaar…!

Nasgor mania

Saya maklum, orang Indonesia biasanya belum ngerasa makan kalau belum makan nasi. Kebiasaan ini yang membuat saya selalu menyediakan nasi dalam menu sarapan. Bisa nasi uduk, nasi lemak, nasi putih dengan kombinasi lauk, atau nasi goreng (tentunya). Walaupun menjadi salah satu menu favorit, namun ada kalanya saya tidak bisa menyajikan nasi goreng di setiap menu sarapan. Alasannya lebih kepada variasi menu, apalagi bila ada tamu yang sudah menginap selama beberapa hari.

Buat beberapa kalangan, sarapan nasgor adalah sebuah kewajiban. Walaupun sudah disiapkan beragam makanan seperti nasi sup, mi goreng, selada padang, dan aneka bubur, tetap saja mereka akan berteriak, “Mbaaak..nasi gorengnya manaaa?”

Mungkin buat para nasgor mania, olahan nasi apapun bukanlah “nasi” kalau bukan nasi goreng. Bahkan pada saat check-in biasanya mereka sudah menanyakan hal ini ke staf front office, “Sarapan besok pagi, nasi goreng kaan?”

Terbiasa menghadapi berbagai karakter tamu yang unpredictable saat sarapan justru membuat para staf bagian dapur (food & beverage) berpengalaman dalam menyiapkan hidangan. Umumnya kami jadi sudah bisa mengantisipasi porsi dan menu sarapan setelah mengamati perilaku dan kebiasaan mereka. Misalnya rombongan tamu dari negara tetangga yang biasanya makan dengan porsi besar. Atau bila ada rombongan keluarga dengan banyak anak, biasanya kami akan menambahkan jenis roti dan pastri dengan topping yang menarik.

Walaupun banyak yang bikin kesal, namun bagaimanapun tipe tamu yang kami jumpai, sudah tugas kami untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Jadi, santuy ajaaa…

BACA JUGA Tips dari Pelanggan yang Hobi Nongkrong tapi Nggak Pesan buat Pemilik Kafe dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2020 oleh

Tags: hotelnasi gorengsarapanTamu
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

Oat Instan, Pengganti Nasi yang Murah dan Enak bagi Kalian yang Perutnya Rewel

Oat Instan, Pengganti Nasi yang Murah dan Enak bagi Kalian yang Perutnya Rewel

9 Juli 2022
Resep Membuat Nasi Goreng agar Rasanya Mirip dengan yang Dimasak Abang-abang Penjual Nasgor Mojok.co

Resep Membuat Nasi Goreng agar Rasanya Mirip dengan yang Dimasak Abang-abang Penjual Nasgor

4 November 2025
Nasi Goreng Kambing Mak Adi Lebih Enak ketimbang Sate Klathak (Unsplash)

Setelah Mencoba Sendiri, yang Istimewa di Warung Sate Klathak Mak Adi Justru Nasi Goreng Kambing

27 Agustus 2024
Makanan Surabaya Bikin Mahasiswa Jabodetabek Kaget: Ada Nasi Goreng Warna Merah, Ada Bihun Warna Biru

Makanan Surabaya Bikin Mahasiswa Jabodetabek Kaget: Ada Nasi Goreng Warna Merah, Ada Bihun Warna Biru

4 Maret 2024
Acar Adalah Sebaik-baiknya Pendamping Nasi Goreng, tapi Kamu Masih Mempertanyakan Fungsinya?

Acar Adalah Sebaik-baiknya Pendamping Nasi Goreng, tapi Kamu Masih Mempertanyakan Fungsinya?

25 Februari 2025
5 Menu Solaria Paling Enak dan Wajib Dicoba Terminal Mojok

5 Menu Solaria Paling Enak dan Wajib Dicoba

21 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.