Setelah lulus SMA, keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri pasti menjadi dambaan bagi setiap orang. Tapi, namanya takdir tidak ada yang tahu. Tak bisa PTN, PTS pun jadi. Saya kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Pekalongan, Jawa Tengah. Enaknya kuliah di kampus swasta salah satunya adalah dibukanya kelas sore. Iya, perkuliahan yang dilaksanakan dari sore sampai malam hari. Saya memilih kelas sore karena pada waktu itu saya bekerja di pagi hari.
Pengalaman-pengalaman saya selama kuliah sore sangat banyak. Salah satunya adalah bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa unik yang berada dalam satu kelas. Berikut ini saya akan jabarkan apa saja 4 tipe mahasiswa-mahasiswa yang pasti ada di kelas sore.
Para pekerja yang nyambi kuliah
Kelas sore biasanya dimulai dari pukul 16.00 WIB. Waktu tersebut sangat pas untuk orang-orang yang sudah bekerja di pagi hari. Banyak dari mereka yang langsung berangkat kuliah tanpa pulang terlebih dahulu alias masih menggunakan seragam kerja. Perjuangan mereka agar tidak terlambat kuliah harus diacungi jempol. Belum lagi kalau jarak dari kantor ke kampus jauh. Oleh sebab itu, hampir semua dosen memaklumi kalau mahasiswa yang sudah bekerja terlambat masuk kelas.
Tidak sedikit mahasiswa tipe ini yang sulit konsentrasi ketika sedang berlangsungnya perkuliahan. Ya iyalah. Dari pagi sampai sore otak dan tenaganya sudah digunakan untuk mencari uang. Kemudian sorenya mereka harus bekerja keras untuk membuat otaknya mau diajak berpikir pelajaran kuliah. Sedangkan sisa tenaganya digunakan untuk berangkat dan pulang kuliah. Banyak dari mereka yang mempunyai prinsip kerja untuk kuliah bukan kuliah untuk kerja. Haseg.
Mahasiswa buangan dari kelas pagi
Mahasiswa tipe ini memang unik. Mereka yang awalnya sudah mantap memilih kelas pagi untuk kuliah akhirnya di tengah jalan memutuskan pindah ke kelas sore. Alasan mereka macam-macam. Yang paling mengherankan adalah karena tidak dianggap oleh mahasiswa-mahasiswa lain di kelas pagi alias tidak punya teman alias dibuang secara tidak langsung oleh teman-temannya.
Bagi mahasiswa yang tidak mempunyai mental yang kuat, mereka akan merasa terasingkan di kelas pagi. Alhasil, pindah ke kelas sore adalah salah satu cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Katanya kelas sore itu lebih santai karena peraturan yang tidak terlalu ketat dibanding kelas pagi. Katanya kelas sore itu orang-orangnya lebih dewasa daripada kelas pagi. Jadi tidak mungkin ada bullying. Katanya kelas sore itu lebih gampang dapat nilai bagus daripada kelas pagi. Kenyataannya, tidak semua berjalan sesuai dengan katanya. Ada proses yang sama yang harus dijalani oleh mahasiswa kelas pagi maupun kelas sore. Pada akhirnya, semua tergantung usaha dan nasib.
Mahasiswa sepuh yang bermodalkan semangat dan doa
Pemandangan yang pasti ada di kelas sore adalah adanya mahasiswa sepuh yang usianya berkisar antara 40-50 tahunan. Pokoknya sebelum menginjak usia pensiun kerja. Mereka sering dianggap bapak/ibu di kelas oleh mahasiswa lain. Saat mereka masuk kelas semua mahasiswa pasti salim. Bahkan dosennya pun ikut salim. Pemandangan yang syahdu bukan.
Mahasiswa tipe ini memang semangatnya luar biasa. Mereka masih berusaha untuk dapat menyerap semua mata kuliah agar bisa masuk ke dalam otak. Walau kenyataannya, tidak sedikit yang ketiduran di kelas saat dosen sedang menjelaskan mata kuliah. Ingin membangunkan tapi takut dosa. Kalau tidak dibangunkan takut dosennya marah. Pokoknya serba salah deh.
Lain cerita ketika ada tugas kelompok. Saat kebagian tim dengan mahasiswa sepuh, pasti rasa sungkan akan tiba-tiba ada. Sebelum ketua tim membagi tugas, pasti para mahasiswa sepuh tersebut akan bilang, “Maaf ya, Bapak/Ibu tidak bisa membantu mengerjakan. Nanti dihitung saja habisnya berapa. Bapak/Ibu pasti akan membayar iuran kok.”
Keberadaan para mahasiswa sepuh ini sangat mewarnai kelas sore. Tanpa keberadaan mereka, kelas sore akan dianggap sama saja dengan kelas pagi. Tidak ada istimewanya. Tanpa doa, mungkin para dosen enggan untuk meluluskan mereka. Tapi, mereka selalu semangat agar bisa lulus dan selalu menganggap dirinya sama saja dengan mahasiswa lain yang usianya jauh di bawah mereka. Salut.
Kakak tingkat yang mengulang mata kuliah
Memilih kelas sore agar bisa mengulang mata kuliah yang nilainya jelek, sering dilakukan oleh kakak tingkat. Alasannya bermacam-macam. Ada yang beralasan karena di kelas pagi mata kuliah yang diulang waktunya sama dengan mata kuliah yang diambil jadi bentrok. Ada juga yang beralasan untuk menghindari dosen yang memberikan nilai jelek di salah satu mata kuliah, maka dipilihlah kelas sore karena dosen yang mengajar berbeda. Ini adalah alasan yang paling aneh tapi paling sering dilakukan oleh kakak tingkat. Baik jeleknya nilai mata kuliah itu bukan ditentukan dari siapa dosen yang mengajar. Tapi, dipengaruhi oleh niat, usaha, dan doa. Bukankah begitu?
BACA JUGA Stigma untuk Sarjana Matematika yang Bikin Malu kalau Pamer Gelar dan tulisan Istiqomah lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.