Jurusan menjadi faktor penting bagi lulusan SMA atau seseorang yang hendak lanjut ke jenjang perkuliahan. Berbeda dengan SMP atau SMA yang mempelajari semuanya, di tingkat kuliah kita dibebaskan untuk memilih jurusan yang kita kehendaki. Entah itu berdasarkan minat, bakat, prospek kerja terjamin, atau paksaan orang tua. Pemilihannya harus dilakukan sebaik dan sehati-hati mungkin. Kalau sampai salah jurusan, bisa gawat. Salah universitas, menyesalnya satu tahun. Tapi kalau yang salah jurusannya, menyesalnya empat tahun.
Di Indonesia kita yang tercinta ini, semua universitas dan institut telah menyediakan berbagai macam jurusan yang bernaung dibawah fakultas. Ada jurusan Pendidikan, Kedokteran, Matematika dan IPA, Sosial Humaniora, Ilmu Budaya, Filsafat, Psikologi, Teknik, Keagamaan, dan Kesenian. Masing-masing memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan bagus.
Seiring waktu, jurusan di Indonesia terus bertambah banyak, bahkan ada beberapa yang unik. Misalnya Manajemen Katering di UPI, Teknik Nuklir di UGM, Teknologi Batik UNIKAL, Seni Pedalangan ISI Yogyakarta, dan Sains Atmosfer ITERA. Kemunculan beragam jurusan ini tentu tidak lepas dari banyaknya pekerjaan dan permintaan tenaga kerja di Indonesia. Memang ya, Indonesia kita keren dan hebat. Namun, jurusan yang muncul akhir-akhir ini lebih terkesan “ilmiah” dan berfokus pada “karier” serta banyak terpengaruh dari luar negeri. Sebenarnya nggak salah, memang tujuan adanya jurusan itu untuk memperkuat dasar IPTEK dan melanjutkan karier kehidupan. Tetapi, alangkah baiknya perguruan tinggi di Indonesia membuat jurusan yang mencerminkan orang Indonesia tersebut.
‘’Loh, kan, sudah ada jurusan Kesenian? Orang Indonesia, kan, kental banget dengan seni.’’
Iya, seni termasuk salah satunya. Tapi, kan, masih banyak jati diri orang Indonesia yang belum diwujudkan dalam bentuk jurusan. Jangan salah, jurusan yang dibuat berdasarkan identitas suatu bangsa biasanya bakal menjadi jurusan favorit. Contohnya Sastra Indonesia. Wah, universitas mana coba yang nggak ada Sastra Indonesia ini? Menurut saya, ada 4 jurusan yang seharusnya ditambahkan oleh perguruan tinggi di Indonesia sebagai bentuk penerapan orang Indonesia.
#1 Manajemen Tagih Utang
Yak, benar sekali! Jurusan ini akan sangat membantu bagi Anda yang segan menagih utang kepada teman Anda. Di Indonesia, apabila kita meminjamkan uang kita ke seseorang, lalu kita menagihnya, biasanya yang meminjam akan lebih galak. Karena inilah beberapa orang segan dan takut untuk menagih utangnya. Hal ini nggak bisa dibiarkan, sebab melunasi hutang itu hukumnya wajib.
Melalui Manajemen Tagih Utang ini, kita akan diajak untuk menagih utang sesuai unsur manajemen. Yaitu cara untuk menagih (Method), manusia yang akan ditagih (Man), alat yang kita bawa saat menagih utang (Machine), tempat transaksi utang (Market), bentuk utang yang akan dikembalikan (Materials), dan jumlah uang yang akan dikembalikan (Money). Gelar yang akan didapatkan adalah S. Mu., atau Sarjana Manajemen Utang.
#2 Ilmu Ngeles
Jurusan ini memiliki prospek kerja yang nggak terbatas. Ya, nggak terbatas dan bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Masih banyak orang Indonesia yang nggak bisa ngeles alias menghindar dari masalah dengan baik dan benar. Misalnya, ditanya kenapa nggak masuk kerja hari ini, lalu asal menjawab. Atau dimarahi kenapa menjatuhkan keramik kantor, terus sembarangan memilih alasan. Dengan adanya jurusan ini, diharapkan orang Indonesia mampu ngeles dengan cara yang berkelas, namun tetap masuk akal. Termasuk ngeles saat ditanya kapan bayar utang. Gelar yang akan diraih adalah Sarjana Ngeles atau S. Ng.
#3 Badut Terapan (khusus laki-laki)
Ada banyak sekali pria jomblo di Indonesia yang selalu menemani dan menghibur perempuan yang ia sukai, tapi semua usahanya itu nggak berguna si perempuan nggak menyukainya. Lelaki seperti ini kerap disebut badut, ya sebagaimana seorang badut yang selalu menghibur. Jurusan Badut Terapan ini dapat dilakukan dengan program D4. Diharapkan para pria dapat move on secepatnya dan lebih banyak mengejar kesuksesan sebelum ke bangku pernikahan. Gelar yang akan diraih adalah S. Tr. Bd., yaitu Sarjana Terapan Badut.
#4 Sastra Medsos
Belakangan ini, semakin banyak kata-kata dan akronim yang bermunculan di media sosial Indonesia. Kosakata yang muncul cenderung aneh, unik, dan disingkat. Pelopor dari munculnya kata-kata ini tentu saja generasi muda yang terpengaruh dari budaya luar. Misalnya CMIIW (Correct Me If I Wrong), skuy, alig, eug, ngab, dan lain-lain. Walau kelihatannya aneh, dengan adanya jurusan ini diharapkan generasi muda semakin kreatif dalam mengolah kata. Jangan khawatir, gelar yang akan diraih tetap S. S., yaitu Sarjana Sastra.
Gimana? Keempat jurusan di atas sangat menggambarkan orang Indonesia sekali, bukan? Jurusan-jurusan tersebut dibentuk murni dari budaya dan perilaku orang Indonesia, dan tentu saja menjadi satu-satunya yang hanya ada di Indonesia. Kalau Anda yang membaca ini adalah rektor, dosen, atau kerja di Kemendikbud, artikel singkat ini mungkin bisa dijadikan referensi. Ehehehe.