Mahasiswa harus menyadari bahwa ada banyak hal di dunia yang bisa menyulap rasa malas mengerjakan skripsi menjadi super duper semangat, salah satunya film.
Saya tahu rasanya down di tengah mengerjakan skripsi. Belum lagi, sederet pertanyaan memilukan dari orang tua, kakek, nenek, kakak, adik, ponakan, teman, bahkan kuli bangunan rumah yang selalu menekan agar saya segera lulus. Tidak selesai di situ, tekanan dari para junior yang sudah duluan sold out dari kampus juga seolah menginjak-nginjak harga diri saya sebagai mahasiswa senior yang sudah tahu banyak soal seluk beluk kampus kecuali tahu caranya lulus.
Saya sebenarnya masih terngiang-ngiang omongan lord Mahfud MD yang mengatakan bahwa mahasiswa sekarang hanya mengejar kelulusan. Entah kapan beliau ngomong itu, yang jelas mungkin sudah bertahun-tahun dari sekarang. Saya respek dengan beliau saat masih jadi anak baru di kampus dan memegang teguh dawuh yang sangat definitif dari beliau. Tapi, saya mulai merasa gelisah saat memasuki usia senja di kampus dan memilih ingin segera lulus.
Alasan saya ingin segera lulus didasarkan pada dua hal, yakni sisi sosial dan akademis. Pertama dari sisi sosial, saya merasa semakin lama di kampus, kita akan semakin sendiri. Teman-teman yang dulu membersamai pun perlahan-lahan mulai hilang dan sibuk dengan kegiatannya. Sebenarnya saya iri dengan mereka, di saat aktivitas keseharian mereka dipadati dengan berbagai kesibukan entah apa lah, saya masih begini-begini saja, ngopa-ngopi, jadi freelancer yang nggak pernah tayang tulisannya, rebahan, dan penonton setia “five four three two one close the door”.
Kedua dari sisi akademis, saya merasa kampus juga sudah menjadi tempat yang tidak asik untuk ditempati lama-lama. Kampus sekarang menjadi tempat mengerikan bahkan lebih ngeri dari pacar saya. Pacar saya memang suka ngatur-ngatur, melarang saya boncengan dengan cewek lain ini itu, tapi kalau kita marahan paling-paling dia langsung luluh dan manja lagi kalo saya rayu.
Saya kira tidak ada yang paling kejam daripada sifat posesif pacar saya, eh ternyata kampus malah sungguh luar biasa posesifnya. Kampus bukan hanya doyan mengatur ini itu, tetapi juga gemar ngancam DO lah, nilainya tidak keluar, skorsing, intimidasi terhadap mahasiswa terutama kru pers mahasiswa, dan itu bukan rahasia umum lagi karena sudah banyak terjadi di beberapa kampus Indonesia. Kalau nggak percaya, mulane sergep o moco berita, Beb, begitu kata Bu Tedjo.
Makanya, dalam kondisi gundah gulana ini saya berpikir bahwa mengerjakan skripsi dan lulus adalah pilihan yang pancen jos. Saya sempat diskusi juga mengawang-ngawang saat sedang asik pup, bagaimana cara agar saya bisa semangat mengerjakan skripsi dan bisa lulus. Akhirnya saya menemukan seperti judul dan lead yang saya tulis di atas, yakni melalui film.
Saya akan merekomendasikan empat film yang bisa membangkitkan libidomu dalam mengerjakan skripsi. Meskipun kamu selama ini tidak ada yang menyemangati buat garap skripsi karena jomblo, dengan film ini kamu akan menemukan semangat sejati yang terletak di dalam dirimu sendiri.
#1 3 Idiots (2009)
Film ini diangkat dari novel Five Point Someone karya Chetan Bhagat yang rilis pada tahun 2009. Film yang bercerita tentang tiga orang yang bersahabat saat kuliah ini, dipenuhi dengan intrik yang menggelitik, namun sangat menginspirasi. Terutama omongan dari tokoh utama film ini yakni “Aal izz wel” yang arti secara tersiratnya sesulit apapun kondisi, yakinlah semua akan baik-baik saja.
Tentu kalimat itu relate dengan kamu yang sedang gusar mengerjakan skripsi karena pada akhirnya skripsimu akan baik-baik saja ketika dikerjakan. Selain itu, film yang disutradarai oleh Rajkumar Hirani ini juga mengajarkan kepada kita agar mengejar impian dengan sungguh-sungguh. Dengan konflik serta alur drama film ini, kamu pasti bakal langsung teringat kewajibanmu untuk segera mengerjakan skripsi.
#2 9 Summer 10 Autumns (2013)
Film yang bercerita tentang kehidupan seorang bernama Iwan Setyawan ini akan membangkitkan gairahmu untuk mengerjakan skripsi. Film ini seperti film-film motivasi sukses lainnya yang menceritakan perjuangan, pengorbanan, pokoknya suka duka dalam menjalani hidup gitu lah, mulai dari sekolah dasar sampai kuliah, bahkan bisa menjadi direktur sebuah perusahaan di New York.
Film ini diadaptasi dari novel berjudul 9 Summer 10 Autumns yang ditulis berdasarkan kisah penulisnya sendiri yaitu Iwan Setyawan. Percayalah jika kamu menonton film ini, kamu bakal tergerak dan semangat mengerjakan skripsi. Nggak percaya? Jajal o.
#3 Back to School (1986)
Apa yang bakal kamu lakukan sebagai mahasiswa, kalau tiba-tiba orang tuamu ikut kuliah di ruang kelas? Pasti awkward banget kan rasanya. Film yang disutradarai oleh Alan Metter ini cukup memberi warna dalam industri film pendidikan karena hadir dengan konsep cerita yang unik serta nyentrik.
Coba bayangkan jika kamu sedang santuy-santuy, ngopa-ngopi, padahal kamu sudah harus bimbingan dan mengerjakan skripsi tiba-tiba orang tuamu datang ke kampus untuk mengintaimu atau menanyakan kabar skripsimu kepada dosen. Ya sudah jangan dibayangkan, mendingan kamu segera nonton filmnya biar -nggak didatengin orang tua- semangat mengerjakan skripsi.
#4 Catatan Akhir Kuliah (2015)
Film selanjutnya dirilis pada 2015 dan disutradarai oleh Jay Sukmo. Film ini diadaptasi dari novel Catatan Akhir Kuliah karya Sam Maulana. Film ini memiliki perjalanan sosio-bullshit yang banyak dialami mahasiswa, termasuk saya. Saat kuliah baru berjalan beberapa hari, teman-teman kelas yang ke depannya bakal jadi teman berjuang saling berikrar bakal lulus dan wisuda bareng-bareng, tapi nyatanya tidak semudah itu, Markonah….
Film ini menceritakan hal itu, kepolosan mahasiswa di awal semesternya. Kemudian menjabarkan aktivitas mahasiswa dengan seabrek tugas dan target lulus yang mengintimidasi. Ndilalah, dalam film ini diceritakan seorang yang ditinggal wisuda oleh teman-temen kelas yang bilang mau lulus bareng, kan sudah saya bilang tidak semudah itu, Markonah….
So, tontonlah film ini kalau kamu belum merasakan uwunya janjian lulus bareng temen. Kalau sudah merasakan, ya udah sana ambil laptop terus mengerjakan skripsi, kalau pas dibuka belum ada tulisan apa-apa, segeralah tulis “Cuk, aku kok goblok banget”.
BACA JUGA Alasan Mahasiswa ITB Jatinangor Jarang Terlihat Adalah Perkara ‘Kenyamanan’
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.