Jadi mahasiswa semester akhir itu tentu tidak mudah meskipun sudah tidak ada lagi mata kuliah kecuali buat mereka yang memang punya utang SKS. Meskipun dosen pembimbing menentukan apakah kamu bisa lulus cepat atau tidak, tapi tetap saja kamu sendiri lah yang menentukan bagaimana nasib kamu ke depannya.
Tapi, sebelum bahas mahasiswa akhir lebih jauh, kita sepakati dulu, mahasiswa akhir itu sebenarnya apa indikatornya. Sebab, banyak yang masih bingung terkait hal tersebut.
Begini ya. Mahasiswa semester delapan sudah bisa dianggap sebagai mahasiswa semester tua karena pada semester tersebut mahasiswa sudah disibukkan dengan skripsi agar bisa lulus. Bahkan beberapa di antara mereka sudah ada yang menyelesaikan kuliahnya di semester tujuh alias lulus tiga setengah tahun. Cumlaude pula.
Di atas semester tersebut, jelas makin masuk golongan mahasiswa fosil. Dan artikel ini membedah kenapa masih banyak mahasiswa semester akhir yang nggak kunjung kelar, bahkan, bisa disebut ini adalah dosa. Nah, banyak mahasiswa yang kuliahnya nggak kelar-kelar karena melakukan beberapa dosa berikut ini.
Mahasiswa tidak berani menghubungi dosen pembimbing karena beragam alasan
Hal pertama yang sering dialami mahasiswa saat akan mulai mengerjakan skripsi adalah tidak ada keberanian untuk menghubungi dosen pembimbing. Belum dimulai tapi sudah takut duluan karena khawatir menerima topik yang sulit atau karena dosen bersangkutan yang tidak diharapkan oleh mahasiswa tersebut.
Siapa pun dosen pembimbingmu, usahakan untuk segera menghubunginya saat akan memulai penelitian. Tanpa menghubunginya, dosen tersebut tidak akan tahu kalau kamu adalah mahasiswa bimbingannya. Dengan begitu, maka penelitian kamu akan tertunda bahkan membuat kamu harus menambah semester yang artinya nggak bisa selesai kuliah empat tahun.
Menghilang saat sudah sidang seminar proposal
Sidang seminar proposal menjadi angin segar agar penelitian bisa segera dilakukan dan hal tersebut menjadi kemajuan dalam menyelesaikan skripsi. Namun, banyak mahasiswa yang malah menghilang usai melaksanakan sidang proposal. Alasannya pun beragam, ada yang malas, tidak mengerti harus melakukan apa setelah sidang, sampai berkutat di revisian.
Berdasarkan pengalaman pribadi, banyak teman penulis yang jarak antara sidang proposal dengan sidang hasilnya lebih dari satu tahun. Padahal kalau dikerjakan dengan serius tidak akan memakan banyak waktu. Tapi karena beberapa alasan, skripsi pun malah terbengkalai meskipun sudah melakukan sidang proposal di semester tujuh.
Tidak segera mengolah data saat penelitian sudah selesai
Umumnya penelitian untuk jenjang sarjana memakan waktu 3-4 bulan, bahkan ada yang kurang, tergantung objek penelitiannya. Dosa mahasiswa semseter akhir saat sudah menyelesaikan penelitian adalah tidak langsung mengolah datanya. Istirahat satu minggu wajar-wajar saja, tapi kalau ditinggalkan selama berbulan-bulan maka skripsi pun akan usang. Saat akan mengolah data, jadi lupa apa yang harus dilakukan.
Jika data-datanya sudah ada dan software sudah tersedia, biasanya mengolah data itu tidak sesulit yang dibayangkan jika berani untuk memulainya. Namun, beberapa di antara mereka tidak segera mengolah data karena mager sehingga terus menunda-nunda yang pada akhirnya tidak kunjung sidang sampai harus menambah semester.
Mahasiswa semester akhir keasyikan bekerja hingga skripsi terlupakan
Saat sudah memasuki semester tua, banyak mahasiswa yang memilih untuk bekerja sambil skripsian. Ada yang bekerja part-time ada pula bahkan yang bekerja secara full-time. Saya sendiri merasakannya. Merasa sudah nyaman dengan pekerjaan dan mendapatkan gaji saat masih kuliah, skripsi pun menjadi terlupakan karena terlalu asyik bekerja. Padahal, kewajiban sebagai mahasiswa belum diselesaikan.
Bekerja saat kuliah tidak ada buruknya, justru itu menjadi angin segar agar memiliki pengalaman sebelum lulus. Namun, alangkah baiknya dibagi waktunya untuk menyelesaikan skripsi sehingga dapat lulus tepat waktu. Jika keasyikan bekerja, skripsi pun akan terlupakan sehingga kuliah pun nggak kelar-kelar. Bahkan ada beberapa di antaranya yang memilih DO karena sudah merasa cukup dengan pekerjaannya sehingga tidak perlu lagi menyelesaikan kuliah. Sayang, sih.
Itulah beberapa dosa mahasiswa semester akhir yang menyebabkan kuliah mereka nggak kelar-kelar alias menjadi donatur kampus. Apakah kamu salah satunya?
Penulis: Erfransdo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Mahasiswa Akhir kok Alergi Ditanya tentang Skripsi, Pola Pikirnya Itu Lho, Remuk!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















