Setidaknya ada empat aturan tak tertulis di Stasiun Bogor yang perlu dipatuhi penumpang agar perjalanan makin nyaman.
Menjadi pengguna KRL commuter line Jabodetabek itu banyak suka-dukanya. Bagi saya, porsi keduanya seimbang. Tidak ada yang lebih dominan. Tapi, bukan berarti nggak ada hal yang menyebalkan selama menjadi pengguna setia KRL.
Satu hal yang sering kali harus saya ladeni adalah pertanyaan, “Dari Bogor naik KRL enak banget, dong, Mas? Bisa dapet tempat duduk sambil tidur sampai stasiun tujuan, ya?”
Betul, bahwa saya berdomisili di Bogor dan pengguna setia KRL keberangkatan dari Stasiun Bogor. Tapi, tentang enak banget itu, mesti saya jelaskan lebih dulu. Sebab, saya cukup yakin hal ini sering dialami oleh pengguna KRL di Stasiun Bogor lainnya.
Itu hanya satu dari sekian pertanyaan. Saya mau coba mempereteli beberapa hal. Utamanya aturan tidak tertulis menjadi pengguna KRL di Stasiun Bogor.
Daftar Isi
- #1 Jangan berharap selalu mendapat tempat duduk dari Stasiun Bogor dan bisa tidur nyaman sampai stasiun tujuan
- #2 Jangan salah pilih pintu masuk dan keluar biar perjalananmu efisien
- #3 Nggak perlu bertanya lagi KRL tujuan Tanah Abang atau Jatinegara di jalur berapa
- #4 Jangan taruh sepatu sembarangan saat salat di musala Stasiun Bogor
#1 Jangan berharap selalu mendapat tempat duduk dari Stasiun Bogor dan bisa tidur nyaman sampai stasiun tujuan
Asumsi orang, Stasiun Bogor itu adanya di ujung, alias stasiun pertama, dan terbilang besar. Sehingga saya bisa duduk leluasa saat berangkat.
Realitasnya, sering kali saya dan banyak sekali penumpang lain berdiri sampai stasiun tujuan, kok. Faktornya banyak. Keduluan penumpang lain yang datangnya lebih awal, mengutamakan penumpang prioritas, dan bagi sebagian orang, berdiri selama di perjalanan di KRL itu lebih menyenangkan dibanding duduk.
Jadi, kalau betul-betul mau duduk manis selama di perjalanan, usahakan datang lebih awal biar bisa leluasa memilih jam keberangkatan.
#2 Jangan salah pilih pintu masuk dan keluar biar perjalananmu efisien
Ada dua pintu masuk dan/atau keluar di Stasiun Bogor. Pertama di Jalan Mayor Oking. Kedua mengarah ke Alun-Alun Kota Bogor. Keduanya ujung ketemu ujung. Tentukan pintu keluar mana yang sesuai dengan perjalananmu, biar bisa lebih efisien. Apalagi jika kamu pengguna/pendatang baru.
Saya coba beri petunjuknya, ya.
Jika kamu ingin menuju ke jalan Paledang atau Bogor Barat (Pasir Kuda, Gunung Batu, Ciomas, Laladon, Leuwiliang, dan area lain sekitarnya), pilih pintu keluar Jalan Mayor Oking. Di pintu keluar Mayor Oking ini ada dua halte transportasi online: Grab dan Gojek. Kalau kamu berniat pakai transportasi online, sangat disarankan gunakan pintu keluar ini, ya.
Jika kamu ingin bepergian ke Bogor Kota, pilih pintu keluar menuju Alun-Alun Bogor. Tinggal jalan sedikit, kamu bisa menemui angkot sesuai destinasi. Bisa ke Jambu Dua, Pajajaran, Kebun Raya, Tugu Kujang, dan sekitarnya.
Sebetulnya, kalaupun kamu salah pintu keluar masih oke saja. Tapi, nggak kebayang kalau kamu harus balik arah dengan jarak yang lumayan bikin capek, kan?
#3 Nggak perlu bertanya lagi KRL tujuan Tanah Abang atau Jatinegara di jalur berapa
Sebelum Stasiun Manggarai dijadikan stasiun transit utama atau tunggal, di Stasiun Bogor ada jadwal KRL yang bisa langsung ke Stasiun Tanah Abang atau Jatinegara tanpa harus transit di Manggarai lebih dulu. Namun pada tahun 2022 lalu, sejak kabar mengenai Stasiun Manggarai akan dijadikan sentral mencuat, di Stasiun Bogor hanya ada 3 tujuan KRL: Jakarta Kota, Manggarai, dan Depok.
Jadi, jangan lagi menanyakan KRL tujuan Tanah Abang atau Jatinegara ada di jalur berapa, ya. Soalnya kamu wajib transit dulu di Stasiun Manggarai untuk bisa tiba di dua stasiun tersebut.
#4 Jangan taruh sepatu sembarangan saat salat di musala Stasiun Bogor
Entah sudah berapa banyak orang yang berkeluh kesah di media sosial dan meneriakkan bahwa sepatu mereka hilang saat salat di musala Stasiun Bogor. Nggak peduli apa merek sepatunya, ada saja kejadian hilangnya.
Ajaibnya, pelakunya belum pernah berhasil dilacak, ditemukan, atau ditangkap. Makanya nggak heran jika banyak yang menduga, aksi curansep (pencurian sepatu) dilakukan oleh ahli dalam mencuri sepatu yang berpindah dari masjid satu ke masjid lainnya saat salat Jumat.
Soal sepatu ini, saya sangat menyarankan untuk menyimpan sepatu ke dalam tas. Atau membawanya ke dalam musala. Dengan catatan, pakai plastik atau tas tambahan, ya. Biar nggak mengotori musala. Juga biar sepatumu nggak hilang saat wara-wiri di Stasiun Bogor.
Itulah aturan tidak tertulis di Stasiun Bogor yang perlu kamu patuhi. Dengan mematuhi aturan di atas, perjalananmu dengan KRL dari atau menuju Stasiun Bogor akan semakin nyaman.
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Stasiun Nambo Bogor, Rock Bottom “SpongeBob SquarePants” di Dunia Nyata yang Dihindari Anker.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.