Yang namanya bulan Ramadan pasti hal yang ditunggu sangat oleh kita adalah waktu berbuka. Dari muda sampai yang tua, dari laki-laki sampai perempuan, dari yang suka One Piece sampai Naruto jika sedang puasa ya tetap buka puasa yang dirindukan. Hanya di Ramadan saja azan magrib sangat dirindukan.
Iftar (bahasa Arab: إفطار) dikenal dalam tradisi Islam sebagai waktu dimana umat muslim berkumpul, bersama menikmati makanan bersama untuk membatalkan puasa saat azan magrib bergema. Biasanya berisi dengan perjamuan oleh kumpulan orang banyak, dan sama-sama berasal dari latar belakang yang sama.
Saat Ramadan pula ada acara temu kangen dengan embel-embel buka seperti iftar, tiada lain dan tiada bukan acara itu namanya buka bareng atau lebih sering disebut bukber. Biasanya bukber ini tujuannya awalnya adalah silaturahmi, karena kita tahu betul namanya bertemu kumpul-kumpul kembali dengan teman baik itu dulu satu sekolah sampai satu kantor itu susahnya minta ampun. Ajaibnya, kadang bukber jadi sarana yang bisa mengumpulkan orang-orang dari jauh.
Lanjut soal bukber, niat awal silaturahmi inilah yang seringkali menjadi topik utama ajakan berbuka. Ya walaupun ada saja yang cuman jadi wacana, sekadar mengajak “eh ayo bukber angkatan” lalu disauti “ayo gua ngikut aja” , “gua juga nih” dan lain sebagainya sampai Ramadan kelar, terendap di grup whatsapp, hanya menjadi wacana. Wacana kok dipelihara, macam kurang kerjaan saja.
Silaturahmi dan rasa kangen kumpul yang menjadi iming-iming ini yang masih mujarab sampai sekarang, tapi sayangnya Ramadan tahun ini tidak bisa dilaksanakan karena adanya pandemi yang mewajibkan kita untuk jaga jarak dan selalu di rumah saja. Kita yang sudah, dan mungkin telah mempersiapkan acara buka bersama sejak jauh hari jadi gagal melaksanakannya.
Namun untuk tetap memelihara ingatan tentang bukber, pada tulisan kali ini saya akan membahas apa saja alasan yang bikin kita mau hadir dan mengapa kita kangen untuk ikut bukber. Entah itu buka bersama dengan teman satu alumni sekolah, teman satu angkatan kuliah, atau bahkan alumni TK. Semuanya memiliki kemiripan dan lahir beberapa niat yang satu sama lainnya masih sama.
Pertama: Supaya ada alasan tidak ikut tarawih
Meskipun tarawih adalah ibadah sunah dan tidak ada kewajiban untuk melaksanakannya, kadang ibadah sunah yang sering dilaksanakan setiap hari itu jadi berasa wajib bagi kita. Paling tidak, ada rasa bersalah dan mengganjal di hati jika tidak melaksanakannya. Jadilah buka bersama alasan paling ampuh supaya rasa bersalah itu hilang. Dalam hati kita mencoba menenangkan diri sendiri sembari bilang “Lagi ikut bukber, lagi silaturahmi ini sama-sama ibadah kok”. Preeettt, bilang saja memang lagi malas tarawih.
Kedua: Bertemu mantan pacar
Kalau semisalnya memiliki mantan pacar, apalagi mantannya ini adalah mantan yang membuat memori-memori indah selalu menjalin asmara, niscaya acara buka puasa bersama adalah acara yang paling sangat ditunggu oleh para orang yang merindukan mantan, apalagi bagi laki-laki melow yang seringkali mikirin mantan. Biasanya, saat ada kabar bukber yang dipikirin “si anu masih inget gue gak, ya?”, “dia masih inget kita dulu ada memori indah gak, ya (ewh)?”, “dia mau gak ya aku ajak balikan” sampai alasan yang gak masuk akal macam “kalau aku bukber sama dia, dia bakalan jatuh hati lagi nggak, ya?”.
Kasian ke dirimu sendiri, brouww. Sudah menahan hawa nafsu, masa hawa halu masih dipelihara. Ckckck.
Ketiga: Mencari bahan julid
Yawloh, lagi bulan Ramadan bukannya menambah amal baik malah jadi bahan julid. Ini sering terjadi dan bahkan sudah menjadi laten. Bukannya apa-apa, faktor lama tidak jumpa dan bertemu yang sangat sebentar yang membuat kadang berpikir “Kok dia makin kaya ya? Dapat darimana hartanya?”, “Kok si dia gak nikah-nikah ya?”, “Ih kok dia punya anak padahal baru nikah beberapa bulan” nggak akan ada habisnya ini. Asli.
Jadi ya, daripada ikut bukber tapi nggak dapat bahan julid buat apa? Yawloh maafin urat julid hamba, huhuhu.
Keempat: Mencari prospek MlM
Kalau ini pengalaman saya pribadi sebenarnya sih. Bukannya apa-apa, tapi ini memang para pelaku MLM dimanapun berada tempatnya suka saja nyari prospekan, cari underling untuk melanggengkan harta kekayaan bos atasannya. Saya pernah, saat buka puasa bersama tapi saya lupa waktu itu bukber angkatan sekolah atau apa. Pokoknya awalnya dia pelan-pelan ajak ngobrol, sok akrab ikut topik obrolan dari saya, ngalus-ngalus. Pokoknya baik banget dah. Saya hampir mengira dia mau hutang ke saya, jieh.
Saat dia mengeluarkan pedoman prospek dan kalimat-kalimat utopis untuk hidup enak, ya, sorry to say saya kabur aja lah~
Jadi gimana? Kangen bukber atau kangen nggak tarawihnya? Bisa aja lu malih~
BACA JUGA Bukber Sebagai Ajang Unjuk Diri atau tulisan Nasrulloh Alif Suherman lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.