Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
27 Juli 2021
A A
4 Alasan Sulitnya Berteman dengan Penutur Asli Bahasa Korea terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ketika seseorang sudah jatuh ke dunia ke-Korea-an cukup dalam, besar kemungkinan ia bakal belajar bahasa Korea. Rasanya kurang afdal kalau ngaku suka K-Pop atau K-Drama, tapi bahasa Korea yang diketahui masih sebatas “Annyeonghaseyo” atau “Saranghaeyo”.

Dalam rangka belajar dan mewujudkan wishlist untuk bisa lancar berbahasa Korea, banyak cara yang ditempuh. Beberapa cara yang saya lakukan, misalnya nonton konten Korea sebanyak-banyaknya, membiasakan diri dengan aksen dan pengucapan bahasa Korea lewat lagu dan dialog drama, sampai ikut kelas bahasa Korea. Selain itu, kalau saya perhatikan, banyak orang Indonesia yang kepingin ngobrol langsung dengan orang Korea. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk praktik berkomunikasi dengan penutur aslinya langsung.

Menemukan orang Korea yang bersedia jadi teman latihan ini susah-susah gampang dan kebetulan saya pernah mengalaminya. Dulu saya selalu menyempatkan diri untuk mencari teman dari luar negeri untuk bertukar pesan setiap kali merasa gabut. Berhubung saya lebih suka mengirim pesan yang langsung panjang dan bukannya chat real-time, saya lebih sering menyambangi website, seperti Student of the World atau Interpals. Saya nggak begitu sreg dengan aplikasi chat online dengan orang luar negeri karena terlalu banyak fitur yang kurang penting ditambah dengan ukuran aplikasinya yang terlalu besar untuk HP saya yang dulunya tergolong kentang.

Saat mulai serius belajar bahasa Korea, saya juga pengin bisa latihan bersama orang Korea langsung. Tapi pesan yang saya kirim buat mereka jarang banget dibales, padahal mereka baca atau minimal online. Kejadian ini berulang sampai beberapa tahun. Rupanya, beberapa mutual saya di Twitter yang lagi belajar bahasa Korea juga mengalami hal yang serupa. Teman Korea nggak berhasil mereka dapat, yang ada mereka malah capek sendiri setelah chat sana sini.

Berdasarkan pengalaman dan observasi yang saya lakukan bersamaan dengan patah hati karena pesan saya dikacangin, saya menemukan beberapa kemungkinan alasan mengapa mereka nggak membalas pesan saya—dan mungkin juga pesan kalian.

#1 Nggak semua orang Korea suka K-Pop

Saya yakin sebagian besar orang yang ngirim pesan ke orang Korsel pasti menanyakan perihal idola mereka, begitu juga dengan saya. Nyatanya, ada orang Korsel yang bukan pendengar musik K-Pop. Ada, lho, orang Korea yang suka musiknya Alan Walker, Bebe Rexha, dan musisi Barat lainnya. Saya pernah menjumpai orang Korsel yang memasang caption di bio-nya bahwa ia nggak sudi menerima kiriman pesan yang menanyakan soal BTS, NCT, atau grup K-Pop lainnya. Ada juga yang memasang nama-nama penyanyi Barat di halamannya dengan harapan biar pengunjung halamannya tahu bahwa ia bukan penggemar K-Pop.

Kalau kalian pikir ini nggak masuk akal, coba lihat di sekeliling kalian. Dangdut adalah musik khas Indonesia dan hampir tiap hari kita mendengar musik dangdut di mana-mana. Tapi, apakah lantas semua orang gemar mendengarkan musik dangdut? Nggak juga, kan?

#2 Pesan yang mereka terima sudah overload

Jumlah orang Korea yang menggunakan website di luar buatan negaranya sendiri itu sedikit. Kalaupun ada, lazimnya mereka nggak seaktif itu dalam memanfaatkannya. Kuantitas mereka yang terbatas ini jadi bahan rebutan seluruh warga dunia. Setiap ada profil orang Korea yang muncul di rekomendasi atau sedang online, pasti ratusan hingga ribuan orang yang langsung nge-chat di direct message atau meninggalkan pesan di beranda. Mereka pasti sudah males duluan buat balesin satu-satu, apalagi kalau ketemu pesan yang rese. Sudah kayak admin saja. Bedanya, yang ini tanpa bayaran.

Baca Juga:

Stop Glorifikasi Guru Bule: Native Speakerism dalam Industri Bahasa Inggris yang Nggak Ada Bedanya dengan Neo Rasisme

3 Pertanyaan yang Sering Ditanyakan kepada Mahasiswa Jurusan Bahasa Korea dan Bikin Geleng-geleng

Memang perlu diakui kalau banyak banget orang, terutama mereka yang sudah terpapar K-Pop, yang kepingin lancar berbahasa Korea. Coba saja kalian klik profil para pengguna dari luar negeri. Pasti banyak yang pasang bio bahwa mereka lebih berminat nge-chat orang Korea asli buat belajar bahasa Korea. Nah, perlu digarisbawahi kalau kelangkaan ini masih dipengaruhi lagi sama dua poin di bawah.

#3 Orang Asia Tenggara bukan favorit

Inilah yang sering saya temui waktu mencari teman di Interpals. Banyak banget user dari Korea Selatan yang memblokir negara-negara yang bukan masuk daftar negara favorit mereka dan Indonesia seringkali jadi salah satunya. Nggak hanya sekali dua kali saya menemukan pengguna yang mengatur agar dirinya cuma bisa menerima pesan dari orang-orang Eropa dan Amerika Utara, alias mereka yang berkulit putih.

Teman ARMY saya yang berasal dari Filipina juga pernah mengalami hal pahit waktu ngobrol sama orang Korsel. Dia yang bahasa Inggrisnya sudah lancar banget ini dikira orang Amerika Serikat oleh pengguna Twitter yang berasal dari Korsel. Setelah teman saya ini ngaku kalau dia dari Filipina, orang Korsel tersebut langsung meninggalkannya karena kecewa teman saya bukan orang AS.

#4 Wajib sopan banget

Beberapa waktu lalu, sebuah base yang memfasilitasi pengiriman menfess mengenai bahasa Korea juga memberikan tips bagi para pembelajar bahasa Korea. Base tersebut mewanti-wanti agar kita nggak secara random nge-chat orang Korea tanpa kenal secara personal. Katanya, tindakan itu berpeluang dianggap nggak sopan oleh orang Korea.

⚠️ Sensitive tweet

Thread kali ini agak sensitif untuk beberapa orang, mengenai pendapat dan peraturan base untuk share tentang chat dengan native speaker. pic.twitter.com/WuAoAhP0Cx

— ON | BAKORFESS (@BakorFess) July 19, 2021

Perlu diketahui kalau orang Korea memang cukup beda dari orang Indonesia. Orang sana lumayan tertutup dan menghormati privasi. Belum lagi waktu nge-chat, kita juga harus memperhatikan kata sapaan dan tata bahasa soalnya percakapan antara orang yang belum dikenal, sudah dikenal tapi lebih dihormati, dan sudah kenal dekat itu berbeda-beda. Mumet nggak? Mumet lah, masa nggak.

Memang di luar sana nggak semua orang Korea susah untuk diajak temenan. Tapi kalau seandainya kalian kesulitan buat cari teman native Korea, nggak usah sedih. Ada banyak jalan menuju ke Roma, masih banyak cara yang bisa kalian tempuh untuk fasih berbahasa Korea. Teman-teman Indonesia sesama pembelajar bahasa Korea banyak banget, kok. Kelas-kelas gratis yang diadakan oleh kampus-kampus yang punya program studi bahasa Korea juga bejibun. Atau kalian bisa juga latian berkomunikasi memakai bahasa Korea dengan cara caper ke idol di Weverse atau Instagram. Nggak di-notice mah nggak apa-apa. Ada temennya, kok, yaitu saya. Huhuhu.

BACA JUGA Panduan Memakai Kata ‘Kamu’ dalam Bahasa Korea biar Nggak Bikin Tersinggung dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2021 oleh

Tags: bahasa Koreabelajar bahasaGaya Hidup Terminalnative speaker
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Membedah Isi Pikiran Penyelenggara Hajatan yang Menutup Jalan Tanpa Menyediakan Alternatif terminal mojok

Membedah Isi Pikiran Penyelenggara Hajatan yang Menutup Jalan Tanpa Menyediakan Alternatif

25 Juni 2021
ilmu titen fenomena alam mojok

Ilmu Titen: Sebuah Usaha untuk Memahami Alam yang Sering Dianggap Mistis

10 Juli 2021
6 Rekomendasi Permainan Anak Jadul untuk Rumah Tak Berhalaman Luas terminal mojok

6 Rekomendasi Permainan Anak Jadul untuk Rumah Tak Berhalaman Luas

13 Juni 2021
Membandingkan Majalah Kawanku, Gadis, dan Citacinta terminal mojok.co

Membandingkan Majalah Kawanku, Gadis, dan Citacinta

16 Juli 2021
Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan terminal mojok

Perintah untuk Tambah Anak, Basa-basi yang Seharusnya Tak Perlu Dilontarkan

7 Agustus 2021

Jadi Pegawai Astra Honda Motor Adalah Kebanggaan bagi Kebanyakan Orang Tua di Desa Saya

14 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.