Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Alasan Saya Pilih Nonton Bola dengan Komentator Bahasa Arab

Akhmad Yazid Fathoni oleh Akhmad Yazid Fathoni
1 Maret 2021
A A
4 Alasan Saya Pilih Nonton Bola dengan Komentator Bahasa Arab terminal mojok.co

4 Alasan Saya Pilih Nonton Bola dengan Komentator Bahasa Arab terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kebiasaan menonton bola dengan komentator berbahasa Arab ini bukan karena saya pernah mengenyam pendidikan bangku pesantren, ya. Toh, sebetulnya kemampuan bahasa Arab saya juga masih sama-sama minimnya. Paling banter ya, ana, anta, antum, barakallah itu-itu saja. Namun, perlu kalian ketahui ada beberapa hal yang menjadikan saya lebih memilih menonton bola dengan komentator berbahasa Arab ketimbang bahasa Inggris. Berikut saya sebutkan di antaranya.

#1 Nama pemain jadi terdengar lebih jelas

Adalah sebuah masalah bagi orang yang tidak begitu hafal nama pemain-pemain bola selain tim kesayangannya. Tentu, ia akan merasa jengah dan kesal betul ketika dalam suatu momen pertandingan salah seorang pemain lawan berhasil memporak-porandakan pertahanan tim kita. Namun, pada saat itu juga kita sama sekali nggak tahu siapa dia sebenarnya.

Kalau ada teman nonton, sih, pasti enak langsung tanya teman nonton kita. Kalau tidak, mungkin kita akan menunggu tayangan dengan view zoom-in pada nama punggung pemain tersebut. Itu pun kalau ada. Kalau tidak, akhirnya mau nggak mau kita harus memasang pendengaran lebih ekstra untuk menyimak penuturan komentator siapa sebenarnya pemain tersebut.

Masalahnya lagi, bagi anak desa macam saya ini menyimak dan memahami bahasa Inggris komentator adalah hal yang lumayan sulit. Kalau kata teman saya bahasa Inggris adalah bahasa ‘’munafik’. Bagaimana tidak, lawong tulisan “i” bacanya ‘ai’. Tulisan “e” bacanya “i”. Pokoknya bagi lidah-lidah sambal terasi desa macam saya ini sangat sulit untuk memahami bahasa-bahasa burger itu.

Namun, setelah menemukan channel streaming dengan komentator bahasa Arab, masalah saya pun teratasi. Lantaran, komentator bahasa Arab terdengar lebih fasih. Nama-nama pemain yang mereka rapal mengiringi pertandingan tak begitu sulit saya pahami. Hal itu tentu karena ia berbicara sesuai makhorijul huruf seperti yang sudah saya pelajari di TPQ dulu. Lengkap dengan qolqolah, idzhar, ikhfa’, dan ghunnah sehingga saya tak perlu khawatir akan keliru dalam mengenali pemain.

#2 Lebih ekspresif

Satu hal lagi yang membuat saya jatuh cinta dengan komentator berbahasa Arab adalah ia terasa lebih ekspresif. Walaupun secara umum semua komentator bola selalu ekspresif dan seru. Entah mengapa dalam telinga saya komentator bahasa Arab terdengar paling ekspresif.

Kalau di Indonesia terdapat Bung Valentino “Jebret” Simanjuntak. Komentator bahasa Arab punya gaya tersendiri, meski nggak ada lucu-lucunya seperti gaya Bung Valentino. Namun, mendengar komentator bahasa Arab ada aura tersendiri. Saya serasa mendengar murottal tapi dengan ritme dan tingkat keseruan tinggi. Ia tidak menyajikan komentar-komentar lucu dan tegang. Namun, ia sanggup menyajikan sajian sepak bola yang menenangkan sekaligus menyenangkan.

#3 Biar nggak jadi misuh, tapi nyebut Allah-Allah

Hal yang pasti terjadi dalam sebuah tontonan pertandingan adalah maki-makian dan kata-kata kotor yang keluar untuk merespons berbagai kejadian yang tidak menguntungkan dalam pertandingan. Itu sudah seperti hal yang wajib adanya. Sasarannya siapa lagi kalau bukan wasit ataupun pemain-pemain lawan.

Baca Juga:

Pengalaman Impulsif Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Banyak Merana walau Akhirnya Lulus Juga

4 Tipe Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di UIN

Entah makian jenis apa pun akan keluar secara naluriah di sini. Mulai nama hewan hingga pisuhan-pisuhan lokal yang cukup membuat telinga risih mendengar. Namun, ini tidak berlaku ketika kita menonton bola dengan komentator berbahasa Arab. Ini benar-benar pernah saya rasakan sendiri.

Dalam sebuah momen pertandingan, entah saya lupa Arsenal melawan apa, salah seorang pemain Arsenal di-tackle dengan lumayan keras. Wasit bersikeras itu bukan sebuah pelanggaran. Sedangkan sang pemain masih menjerit, meringkuk kesakitan. Melihat hal tersebut, sontak emosi saya meningkat. Emosi betul saya waktu itu. Sama seperti saya, sang komentator sepertinya juga tidak terima dengan keputusan wasit itu. Terdengar dari intonasinya. Namun, kata-kata yang terlontar dari komentator adalah, “Ya salam, ya salam,” dengan intonasi kecewa.

#4 Nonton bola, panen pahala

Ini merupakan alasan utama saya memilih menonton dengan komentator bahasa Arab. Pasalnya, kita semua tahu, kegiatan menonton bola ini bukanlah ritual keagamaan yang bernilai pahala. Nah, dengan menonton bola dengan bahasa Arab, sedikit banyak tentu saya akan dituntun sedikit-sedikit mengisi setiap gol yang tercipta dengan ucapan subhanallahh. Menangisi kekalahan dan ketidakberdayaan dengan astaghfirullah. Lantas menikmati dinamika dan drama pertandingan dengan penuh suka cita dan tak terasa dua jam yang saya sisakan di malam hari tidaklah sia-sia.

BACA JUGA Fans Arsenal dan Manchester United, Terima Saja Hasil Imbang biar Nggak Berisik dan tulisan Akhmad Yazid Fathoni lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2021 oleh

Tags: bahasa Arabkomentator bola
Akhmad Yazid Fathoni

Akhmad Yazid Fathoni

Santri yang sering tidur, tapi bisa dibangunkan dengan mudah di akun ig @yazidfathoni

ArtikelTerkait

4 Tipe Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di UIN (uin-suka.ac.id)

4 Tipe Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di UIN

15 Mei 2024
Ucapan ala Anak Rohis yang Sering Muncul dalam Kehidupan Sehari-hari terminal mojok

Ucapan ala Anak Rohis yang Sering Muncul dalam Kehidupan Sehari-hari

5 November 2021
Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola, bundesliga

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola

9 Maret 2020
Pengalaman Impulsif Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Banyak Merana walau Akhirnya Lulus Juga Mojok.co

Pengalaman Impulsif Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Banyak Merana walau Akhirnya Lulus Juga

21 April 2025
Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian Mojok.co

Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian

13 November 2023
Bahasa Inggris Menjadi Anak Tiri, Bahasa Arab Tabungan Akhirat (Unsplash)

Standar Ganda Masyarakat di Desa Terhadap Pelajar Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

13 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.