Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

4 Alasan Surabaya Nggak Perlu Bangun Mal Baru

Bella Yuninda Putri oleh Bella Yuninda Putri
6 Januari 2025
A A
4 Alasan Surabaya Nggak Perlu Bangun Mal Baru Lagi Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Perlu Bangun Mal Baru Lagi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi yang sering baca tulisan saya, mal-mal di Surabaya seringkali saya jadikan topik. Ini bukan tanpa alasan. Selain karena saya doyan ke mal, hal yang dapat dibanggakan dari Surabaya ya rata-rata cuma mal aja. Saking nggak ada pilihan lain, pembangun mal di Surabaya tiba-tiba saja semakin digalakkan. 

Dulu sempat viral kehadiran Marvell City Mall dan Transmart meski sekarang nasibnya ngenes banget. Lalu, pada tahun 2022 muncullah Trans Icon Mall di daerah Wonocolo. Kini, pembangunan mall semakin menjadi-jadi. Tahun lalu ada pembangunan Pakuwon City Mall 3, lalu ada juga kabar bahwa Lenmarc Mall berubah menjadi Fairway 9.  Terdengar modern ya? Tapi kalau saya sih menyarankan Surabaya mendingan nggak usah nambah mal karena hal-hal berikut.

#1 Warga Surabaya banyak yang bokek

Kata siapa warga Surabaya gajinya banyak? Kalau nggak percaya, saya sudah kumpulkan datanya. Yang pertama dari tulisannya Aly Reza yang mengatakan bahwa UMR Surabaya tinggi itu hanya mitos. Bahkan menurutnya, gaji orang Jogja yang katanya bikin menangis itu masih jauh lebih mending. Kedua, saya juga pernah membaca salah satu komentar di Instagram mengenai berita kenaikan UMK Jawa Timur. Menurut pengakuannya, selama ia bekerja nggak pernah sama sekali gajinya menyentuh UMR. Lalu, saya juga seringkali melihat lowongan pekerjaan full time di Surabaya dan gajinya nggak pernah ada yang menyentuh 4 juta. Orang Surabaya aja banyak yang ogah ke mal karena hemat. Lha ini mau tambah mal lagi? Emang siapa yang mau ke sana nanti?

#2 Mal baru nggak bakal sebagus top 5

Terus terang saja, mau bikin mal yang katanya terbaru, termodern, atau tercantik se-Surabaya, mereka nggak akan pernah menang melawan top 5 mal di Surabaya. Top 5 ini sebetulnya istilah bikinan saya sendiri. Jadi ini adalah kumpulan mal-mal Kota Pahlawan yang legendaris, populer dan nggak pernah sepi pengunjung. Menariknya, top 5 mal ala saya ini berasal dari Pakuwon Group semua. Misal, Pakuwon Mall, Tunjungan Plaza, Royal Plaza, Galaxy Mall, dan Pakuwon City Mall.

Menurut saya, 5 mal itu sangat baik dari sisi pilihan tenan hingga fasilitas. Apalagi Royal Plaza yang sangat ramah bagi kantong kalangan menengah. Jadi kalau ada mal baru yang ngaku-ngaku termewah atau apalah, percayalah mereka langsung kalah sama kabar pembukaan restoran baru di Royal Plaza. Bukannya gimana-gimana, sekarang sudah banyak mal yang katanya wah malah jadinya sepi banget. Kalau udah sepi gini baru deh diviralkan pakai lagu galau.

#3 Anak muda lebih suka ke tempat estetik

Alasan lain mengapa Surabaya nggak usah buka mal baru adalah anak muda kini lebih suka mengunjungi tempat-tempat estetik. Saya paham, mal memang estetik. Tapi, definisi estetiknya Gen Z jelas beda. Mereka maunya yang minimalis, artsy, dan Instagrammable. Nah, tempat-tempat seperti ini adanya di kafe-kafe Jalan Tunjungan, G-Walk, atau di sekitaran kota lama. Selain itu, galeri, museum, dan taman juga seringkali menjadi destinasi mereka. 

Beberapa mal Surabaya memang kerap terlihat ramai anak muda. Namun, keramaian itu terjadi kalau mereka ingin beli jajan saja. Kemungkinan lain, mereka adalah anak muda yang berasal dari luar kota, anak muda Malang misalnya.  

#4 Mal Surabaya menambah kemacetan

Sebagai kota besar, Surabaya tentu tidak pernah lepas dari kemacetan. Surabaya memang tidak semacet Jakarta, tapi tingkat kemacetannya ini lumayan menguras emosi. Misalnya, kemacetan di daerah Gunung Sari tatkala ada mobil mogok betul-betul membuat saya ingin menangis di motor saking lamanya. 

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Ini baru di satu titik, belum di daerah-daerah lainnya. Ditambah lagi kemacetan terjadi juga di beberapa mall besar saat weekend. Jelas macetnya bakal nggak ketolongan. Sekarang bayangkan deh kalau Surabaya tambah mal lagi. Macetnya apa nggak tambah parah tuh? Terutama saat weekend, libur panjang, dan hujan deras pula. Wah, membayangkannya saja sudah bikin malas keluar rumah. 

Surabaya memang terkenal dengan keunikan mal-malnya. Saking uniknya, banyak mal baru yang ingin turut serta meramaikan khazanah pusat perbelanjaan kota ini. Terdengar menarik memang, tapi menurut saya Surabaya mendingan nggak usah menambah mal lagi. Warga Surabaya itu banyak yang bokek. Lagipula, mal-mal baru juga nggak sebagus mal legendaris seperti Tunjungan Plaza atau Royal. Dan yang paling penting, menambah mal berarti menambah kemacetan. Menurut saya nih, mending Surabaya memperbanyak ruang terbuka hijau aja lah!

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Januari 2025 oleh

Tags: Malmal surabayaSurabayawarga surabaya
Bella Yuninda Putri

Bella Yuninda Putri

Seorang Gen Z. Doyan menulis nonfiksi, fiksi, sampai puisi. Suka membahas topik seputar budaya, bahasa, dan keseharian di masyarakat.

ArtikelTerkait

Rest Area 754 A Tol Surabaya-Gempol Mirip Mal: Nggak Cuma Restoran dan Kafe, Toko Baju pun Ada di Sini

Rest Area 754 A Tol Surabaya-Gempol Mirip Mal: Nggak Cuma Restoran dan Kafe, Toko Baju pun Ada di Sini

23 September 2025
Ilustrasi Horor Kereta Cepat Jakarta Bandung yang Bakal Tembus Surabaya (Pixabay)

Kereta Cepat Jakarta Bandung Tembus Surabaya Menyimpan “Horor” di Masa Depan

1 November 2022
Rujak Cingur Ahmad Jaiz, Kuliner Khas Surabaya yang Overrated, selain Harganya yang Mahal, Nggak Ada yang Spesial!

Rujak Cingur Ahmad Jaiz, Kuliner Khas Surabaya yang Overrated, selain Harganya yang Mahal, Nggak Ada yang Spesial!

5 Agustus 2024
3 Warmindo di Surabaya yang Selevel Kafe Kekinian (Unsplash)

3 Warmindo di Surabaya yang Selevel Kafe Kekinian

8 Desember 2024
Saya Hanya Bilang Manukan sebagai Daerah Ternyaman di Surabaya, Bukan Sempurna

Saya Hanya Bilang Manukan sebagai Daerah Ternyaman di Surabaya, Bukan Sempurna

17 April 2023
Betapa Ruwet Masalah PPDB Surabaya: Zonasi Gagal Total dan Orang Tua Masih Berebut Sekolah Favorit

Betapa Ruwet Masalah PPDB Surabaya: Zonasi Gagal Total dan Orang Tua Masih Berebut Sekolah Favorit

3 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.