Pernah memperhatikan kemasan makanan tiap kali membelinya? Pernah nggak bertanya-tanya mengenai beberapa istilah khusus yang muncul pada produk makanan kemasan yang biasa kita beli? Apa arti istilah-istilah tersebut, dan kenapa istilah tersebut bisa muncul pada kemasan makanan yang kita beli?
Beberapa istilah khusus yang biasa kita jumpai pada kemasan makanan ternyata memiliki manfaat untuk memberikan informasi pada calon konsumen mengenai kandungan atau komposisi dari suatu produk makanan. Biar kalian bisa mengetahui dengan jelas apa saja yang kalian makan, nih, saya kasih tahu 33 istilah khusus yang biasa muncul dalam kemasan makanan.
#1 Alergen
Senyawa yang menimbulkan alergi, misalnya gluten dari tepung terigu, protein kacang-kacangan, telur, susu, dan berbagai macam bahan berbasis seafood.
#2 Antioksidan
Senyawa untuk mencegah oksidasi minyak dan lemak pada produk olahan lemak dan minyak, misalnya mentega dan margarin. Oksidasi dapat menyebabkan produk menjadi tengik dan menimbulkan bau tak sedap lainnya. Contoh antioksidan umumnya berupa TBHQ (tertiary butylhydroquinone), BHT (butylated hydroxytoluene), BHA (butylated hydroxyanisole), dan tokoferol.
#3 Antikempal
Senyawa yang ditambahkan dengan tujuan mencegah penggumpalan pada produk bubuk. Misalnya pada bumbu bubuk, contoh senyawa antikempalnya adalah kalsium silikat, magnesium silikat, dan silikon dioksida.
#4 Bubuk Krim (krimer, krimer nabati)
Krim dalam bentuk bubuk biasanya diperoleh dari sumber hewani (krim susu) atau dari sumber nabati (non-dairy creamer) yang dapat berasal dari sirup jagung, minyak nabati, dan lesitin.
#5 Ekstrak
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat tertentu dari bahan utamanya. Nah, zat baru yang terpisah tersebut disebut sebagai ekstrak. Ekstrak biasanya berbentuk kental dengan warna gelap sesuai dengan warna bahan aslinya. Ekstrak bahan tertentu dalam produk pangan biasanya ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit (0,01-0,1%).
#6 Fermentasi
Fermentasi adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa kompleks pada bahan pangan oleh bakteri atau mikroba tertentu. Misalnya, susu yang difermentasi menjadi yogurt umumnya dilakukan oleh bakteri asam laktat (BAL). Bakteri tersebut memecah gula laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
#7 Fortifikasi
Fortifikasi adalah pengayaan zat gizi pada produk pangan industri. Contoh paling mudahnya adalah garam yang diperkaya yodium. Contoh lainnya misalnya beragam vitamin yang sering kali ditambahkan pada produk lemak dan minyak seperti minyak goreng dan minyak sawit.
#8 Gluten
Protein pada gandum dan produk turunan tepung gandum lainnya, biasanya terdiri dari protein yang disebut sebagai prolamin dan glutelin.
#9 Gula kastor
Gula bubuk atau gula kristal dalam bentuk yang sangat halus.
#10 Hidrolisat Protein
Bubuk protein yang dibuat dari peptida dan asam amino hasil hidrolisis protein nabati. Hidrolisis adalah proses penguraian atau pemecahan senyawa tertentu menggunakan air dengan bantuan panas atau perlakuan lain tertentu.
#11 Laktosa
Senyawa gula dalam susu hewan dan manusia.
#12 Lesitin
Senyawa lipida (fosfolipid) yang didapatkan dari sumber nabati, misalnya lesitin kedelai. Lesitin sering kali dijadikan pengemulsi pada produk yang dalam proses pembuatannya mencampurkan minyak dan air. Emulsi dapat menyatukan air dan minyak dalam produk.
#13 Maltodekstrin
Bubuk putih yang diproduksi dengan cara hidrolisis pati tumbuhan dan berfungsi sebagai pengental, pengawet, serta pemanis pada produk pangan.
#14 Mentega
Lemak hewani yang dipadatkan, biasanya terbuat dari lemak susu.
#15 Minyak Nabati
Minyak nabati sering kali disebut juga minyak sayur, contohnya minyak jagung, minyak wijen, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak kelapa sawit, dan beragam minyak dari bahan tumbuhan lain.
#16 Mustard
Kondimen yang terbuat dari biji tanaman mustard. Kondimen adalah bahan perasa makanan siap makan seperti saus, kecap, dan mayonaise. Mustard memiliki tekstur seperti mayonaise karena dibuat dengan cara menggiling biji mustard dan dicampurkan dengan air dan beragam rempah lain.
#17 Pektin
Zat polisakarida karbohidrat yang biasanya digunakan sebagai pengental pada produk selai. Salah satu sumber pektin adalah kulit buah jeruk.
#18 Premiks
Campuran berbagai bahan dengan nilai gizi khusus, misalnya premiks mineral dan premiks vitamin.
#19 Pengatur keasaman
Bahan yang dapat memberikan rasa asam pada produk, misalnya asam laktat dan asam sitrat.
#20 Pengawet
Bahan yang dapat menjaga kualitas produk sesuai dengan mutu yang diharapkan, contohnya natrium benzoat dan natrium metabisulfit.
#21 Pengembang makanan
Pengembang dalam produk makanan dapat berupa baking soda, ragi, maupun emulsifier.
#22 Pengemulsi
Senyawa pengemulsi atau emulsifier memiliki fungsi utama untuk mencampurkan bahan-bahan yang mengandung lemak atau minyak dengan air dan bahan lainnya, misalnya lesitin kedelai dan kuning telur sebagai emulfier alami.
#23 Penguat rasa
Bahan penguat rasa dapat meningkatkan rasa alami atau rasa utama pada produk makanan. Contoh penguat rasa adalah mononatrium glutamat atau monosodium glutamat (MSG), dinatrium inosinat, dinatrium guanilat. Penguat rasa sebenarnya diproduksi juga dari bahan alami, misalnya daging.
#24 Perisa sintetik
Bahan sintetis yang memiliki rasa dan aroma menyerupai bahan aslinya. Misalnya rasa vanila secara asalnya didapatkan dari senyawa vanilin dari tanaman vanila asli Mexico. Sementara vanila sintetis dibuat dari senyawa eugenol yang berasal dari minyak cengkeh. Jadi, ya… sebenarnya alami juga asalnya.
#25 Pewarna makanan
Pewarna terbagi menjadi dua jenis. Pertama, pewarna alami yang umumnya berupa ekstrak dari anato, beta karoten, dan kurkumin. Kedua, pewarna sintetik yang biasanya berupa tartrazin, kuning FCF, merah allura, biru berlian FCF. FCF adalah kode khusus yang berarti “for food coloring”.
#26 Ragi
Ragi atau yeast umumnya digunakan sebagai pengembang roti dan beragam produk pangan lainnya. Ragi berasal dari ekstrak malt, kentang, bahan lain yang mengandung banyak senyawa gula yang dapat difermentasi.
#27 Sekuestran
Senyawa yang dapat mengikat logam tembaga atau besi sehingga tidak menimbulkan reaksi oksidasi atau ketengikan pada produk lemak dan minyak. Salah satu contoh sekuastran adalah EDTA atau ethylenediaminetetraacetic acid.
#28 Sirup fruktosa
Gula sederhana yang didapatkan dari buah dan jagung, biasanya disebut juga dengan istilah sirup jagung atau high fructise corn syrup.
#29 Sukrosa
Gula pasir atau gula tebu. Sukrosa merupakan gula sederhana yang sering kali hanya disebut sebagai gula dalam komposisi yang tertera pada kemasan produk pangan.
#30 Susu full cream
Susu dengan kandungan lemak yang dipertahankan dan tidak dihilangkan sama sekali.
#31 Susu skim
Susu dengan kandungan lemak yang diturunkan bahkan hingga hanya tersisa 1% lemak di dalamnya, sehingga sering kali juga disebut dengan istilah susu tanpa lemak.
#32 TVP
Texturized vegetables protein atau TVP adalah protein nabati yang umumnya berasal dari lemak dan telah mengalami proses penghilangan lemak. TVP biasanya berwujud bubuk dan terkadang juga disebut dengan istilah TSP (textured soy protein).
#33 Whey
Protein terlarut yang umumnya terdapat dalam proses pembuatan keju. Keju dibuat dengan prinsip yang tidak jauh beda dengan tahu, yaitu memadatkan protein pada susu. Protein yang padat tersebut kemudian disebut sebagai keju, sementara cairan keruh yang tidak dapat memadat disebut sebagai whey.
Gimana? Sekarang sudah paham apa yang kalian makan selama ini? Mayoritas bahan yang digunakan dalam makanan kemasan sebenarnya juga berasal dari bahan alami. Tapi, prinsipnya tetap sama, kalau makan makanan kemasan jangan terlalu berlebihan. Apa pun yang berlebihan pasti bikin kita penyakitan.
Penulis: Adi Sutakwa
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Rahasia di Balik Kata ‘Rasa’ dalam Makanan dan Minuman Kemasan.