Pertengahan tahun hampir tiba. Meskipun dengan keadaan yang tidak seperti biasanya, kita diharuskan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan cara yang baru dalam tajuk New Normal. Ketika akan memasuki pertengahan tahu seperti ini, maka periode pembelajaran yang baru juga akan dimulai. Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahaan akan dibingungkan dengan berbagai macam pilihan jurusan. Jangan sampai salah pilih loh ya!
Pada kesempatan ini, akan kami gambarkan salah satu jurusan yang bisa menjadi pilihan utama calon mahasiswa sekalian, yaitu Sastra Inggris.
Kuliah di jurusan Sastra Inggris memanglah keren. Kamu akan mempelajari struktur bahasa, tata cara penulisan secara formal, sejarah kesusastraan Inggris, dan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Inggris. Namun, bagi mereka yang mendengar jurusan ini tanpa mencari tahu lebih dalam hanya mengetahui bahwa jurusan sastra Inggris adalah jurusan yang akan mempelajari bahasa Inggris saja.
Sebenarnya kesalahpahaman tersebut hampir bisa dimaklumi karena jurusan Sastra Inggris masih asing di telinga para boomer. Setelah eneg mendengarkan kesalahpahaman orang, saya memilih untuk mengumpulkan hal-hal yang kurang tepat tentang jurusan ini.
Berikut terdapat beberapa kesalahan umum yang orang awam sering pikirkan tentang kuliah di jurusan sastra Inggris.
Memiliki prospek kerja menjadi guru Bahasa Inggris
Hayo ngaku, kalian pasti berpikir tentang hal ini juga. Ini adalah apa yang orang tua saya pikirkan ketika mendengar saya memilih jurusan sastra inggris. Bahkan tak berhenti pada mereka, setiap orang yang menanyakan “kuliah di mana?” pasti akan berlanjut dengan statement “oh mau jadi guru bahasa Inggris” kepada saya. Hal ini wajar saja. Karena dulu, ketika kamu memilih jrusan Sastra Inggris, kamu dapat melanjutkan studi dengan mengambil kuliah lagi untuk dapat sertifikat mengajar.
Nyatanya, tidak semua lulusan jurusan ini memiliki cita-cita dan berprospek menjadi seorang guru. Hal ini dikarenakan ketika kita belajar di jurusan sastra Inggris, tidak ada satu pun mata kuliah yang berfokus pada pengajaran pendidikan formal. Jurusan ini secara umum lebih menitikberatkan pengetahuan mendalam tentang bahasa dan budaya Inggris.
Hanya belajar tentang bahasa Inggris
Kesalahan umum kedua yang sering dipikirkan oleh orang awam adalah bahwa mahasiswa English literature hanya belajar tentang internal bahasa Inggris seperti daily conversation, grammar, tenses, dan hal lainnya. Ini juga wajar terjadi karena kebanyakan orang berfokus pada ‘Inggris’nya daripada sastra yang sebenarnya merupakan objek utama yang dijadikan rujukan untuk belajar di dalam kelas.
Memang unsur-unsur bahasa Inggris yang tadi disebutkan juga dipelajar pada proses perkuliahaan, namun presentasenya hanya sekitaran 20-30%. Sedangkan sisanya 70-80% kita akan mempelajari tentang unsur intrisik maupun ekstrinsik sastra, struktur penulisan, linguistik/ilmu bahasa secara umum, jurnalisme, dan masih banyak lainnya.
Pintar menulis puisi
Terakhir, orang-orang selalu mengira semua lulusan maupun mahasiswa Sastra Inggris pasti cakap dalam membuat puisi, caption pada media social, dan hal-hal menyangkut penulisan estetik lainnya. Faktanya, seorang sarjana sastra Inggris sebenarnya lebih condong dipersiapkan menjadi kritikus sastra dibanding praktisi.
Hal ini karena pada proses perkuliahaan kita akan lebih banyak belajar tentang teori, menganalisa suatu karya sastra disbanding praktek secara langsung. Walaupun, rata-rata orang yang berkuliah di jurusan sastra Inggris cukup pintar dalam merangkai kata. Untuk bisa menulis puisi ataupun bentuk karya sastra lainnya yang diperlukan hanyalah latihan dengan cara terus menulis tiap hari maupun membaca karya-karya sastra.
Ketika membaca 3 kesalahan umum yang orang pikirkan tentang jurusan tersebut, secara tidak langsung malah mendiskreditkan pemikiran orang tentang sarjana Sastra Inggris sendiri. Kalau pun tak bisa menjadi seorang guru, lantas kalau lulus mau jadi apa? Jawabannya sendiri bervariasi. Seorang sarjana Sastra Inggris dipersiapkan untuk menjadi kritikus bahasa dan tulisan.
Selain itu, kita juga dibiasakan untuk bisa menganalisa wacana yang ada. Oleh karena itu, terdapat beberapa profesi yang cocok untuk sarjana Sastra Inggris seperti bekerja di bidang media televisi dan media cetak. Contoh profesi yang dimaksud adalah seperti jurnalis, wartawan, pembawa berita, copywriter, scriptwriter, dan lain-lain.
Selain di bidang media, lulusan jurusan ini juga dapat bekerja secara sendiri sebagai translator. Kemampuan ini bisa didapat karena di jurusan ini juga ada mata kuliah penerjemahan. Yang terakhir, lulusan jurusan ini dapat bekerja sebagai tour-guide dikarenakan kemampuan berbahasa Inggrisnya dan juga pengetahuan akan tempat-tempat wisata.
Demikian beberapa pengetahuan umum terkait mahasasiswa dan sarjana Sastra Inggris. Lain kali jangan berprasangka yang buruk atau terlalu baik terhadap mahasiswa jurusan ini, apalagi sampai ditanya kalau lulus mau jadi apa. Tentu saja karena jawabannya adalah yang penting jadi kaya.
BACA JUGA Do’s and Don’ts Ketika Belajar Bahasa Inggris atau tulisan Scott Alfaz lainnya. Follow Twitter Scott Alfaz.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.