Kampung Durian Runtuh pasti sudah nggak asing di telinga penonton setia Upin Ipin. Kampung itu menjadi latar tempat cerita duo kembar dan kawan-kawannya. Diceritakan, suasana kampung sangat bersih, tenang, asri, warganya guyub dan biaya hidup cukup murah.
Nggak heran banyak penulis Terminal Mojok yang membahas kampung yang satu ini. Ada yang menulis kampung ini sebagai tempat pensiunan ideal hingga daerah yang ramah anak. Kalau benar-benar kampung ini ada di dunia nyata, saya rasa banyak orang sudah memilih tinggal di sana.
Akan tetapi, di balik pesona Kampung Durian Runtuh yang selama ini digembor-gemborkan, saya melihat tempat ini tetap saja nggak sempurna. Banyak kejadian-kejadian di kampung ini yang bikin saya geleng-geleng kepala. Melihat kembali episode-episode itu menggoyahkan imajinasi saya hidup di Kampung Durian Runtuh.
Daftar Isi
#1 Rembo yang suka nyolong sandal milik warga
Ayam milik Tok Dalang, Rembo, mengusik ketentraman Kampung Durian Runtuh karena sering mencuri sandal warga. Penonton setia Upin Ipin pasti tahu ayam jantan yang satu ini memang agak lain. Rembo suka mencuri sandal! Hampir semua warga jadi korbannya, tidak terkecuali Upin Ipin.
Bahkan, ada satu episode yang menunjukan kalau Rembo berhasil mengumpulkan puluhan sandal hasil curiannya. Bayangkan. Di saat warga kampung mau beraktivitas, melihat sandalnya hilang satu, langsung hilanglah semangat untuk beraktivitasnya. Warga pun sudah tahu tersangka utamanya pasti Rembo. Untuk melampiaskan kemarahannya pada Rembo, warga kampung ingin Rembo disembelih saja.
Akan tetapi, menyembelih Rembo bukan perkara yang mudah. Sebab, hewan satu ini adalah peliharaan kesayangan Tok Dalang, pemimpin Kampung Durian Runtuh. Warga yang ingin menyembelih pun pada segan dan enggan.
FYI, Ayam peliharaan Atok Dalang itu banyak, tapi ayam kesayangan Tok hanya satu saja Rembo. Hal itu disebabkan karena Rembo punya banyak keistimewaan dibanding Ayam Atok yang lain.
#2 Abang Roy karakter villain Kampung Durian Runtuh
Karakter Abang Roy benar-benar mengganggu ketentraman warga Kampung Durian Runtuh. Bagi yang masih asing dengan Abang Roy, tokoh antagonis ini berbadan tinggi kurus, rambut pendek bergelombang, dan brewokan. Selain itu, ciri khas Abang Roy ialah selalu bilang “e e lee” ketika dia dinasihati maupun saat terkejut.
Abang Roy karakter yang jarang muncul di serial Upin Ipin. Tapi, sekali nya muncul selalu berbuat masalah di kampung. Salah satu yang paling berkesan adalah Abang Roy mencuri durian di kebun Atok Dalang. Dugaan saya Abang Roy tidak hanya mencuri di Kebun milik Atok saja, dia juga melakukan aksi jahat itu di kebun milik warga lain.
Tingkah laku Abang Roy lain yang mengganggu ketentraman warga lainnya adalah dia membakar sampah saat ada jerebu. Dengan membakar sampah, Abang Roy Bukannya menghilangkan polusi, malah menambah polusi jerebu. Selain itu, masalah dari Abang Roy yang keterlaluan bagi saya adalah, saat dua orang warga rebutan beras. Bukannya dilerai, Tapi sama Abang Roy malah dibiarkan saja dan malah asyik merekam sambil tertawa puas bahagia.
#3 Teror hantu durian
Peristiwa lain yang mengusik ketentraman warga adalah episode Geng Pengembaraan Bermula. Episode itu menceritakan teror hantu durian. Diceritakan, salah satu stasiun televisi menyiarkan siaran langsung dari Kampung Durian Runtuh untuk meliput kejadian kasus pencurian durian yang janggal di kebun milik warga. Tok Dalang selaku kepala kampung muncul menceritakan tentang hantu durian yang menggegerkan penduduk kampung.
Setelah diusut secara tidak sengaja oleh Upin, Ipin, Rajoo, Kak Ros, Badrol, dan Lim. Ternyata hantu durian itu tidak ada, yang ada hanyalah Abang Saleh dan Abang Singh yang menyamar jadi hantu durian berbentuk kerbau raksasa untuk menakuti warga Kampung Durian Runtuh. Supaya bisnis ilegal mereka, yang menangkap hewan dilindungi tidak diganggu warga dan tidak dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Itulah kejadian-kejadian yang mengganggu ketentraman warga Kampung Durian Runtuh. Karena serial Upin Ipin laku keras di pasaran, sepertinya masih akan ada episode lain yang menceritakan kekacauan di kampung ini. Hitung-hitung untuk menambah rating.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Ehsan “Upin Ipin” Nggak Becus Jadi Ketua Kelas, Dia Nggak Mengayomi Teman-temannya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.