“VAR atau video assistant referee telah mematikan sepak bola secara keseluruhan,” begitu kata banyak orang. Tentunya, hal ini terjadi setelah melihat tim kesayangannya dirugikan oleh VAR. Tapi, ada betulnya juga kata-kata tersebut. Banyak hal menjadi wagu setelah kedatangan VAR. Mulai dari selebrasi yang kagok hingga offside karena ujung sepatu. Iya, ujung sepatu.
Lantas saya malah kepikiran satu hal. Bagaimana kondisi Tsubasa dan kawan-kawan setelah VAR diterapkan. Ada empat jenis VAR, yakni keputusan gol, pemberian penalti, pemberian kartu merah, dan pengecekan pelanggaran. Dilihat dari empat kategori ini, tentu merugikan Tsubasa dan kawan-kawan. Ya, piye ya, jurus mereka saja sudah nggak umum.
Dari mulai jurus akrobatik Kembar Tachibana hingga tangkapan semledot Ken Wakashimazu, begini saya bakal menganalisis jurus mereka, semisal saya jadi pemantau dalam video assistant referee.
Descending Raiju Shoot oleh Hyuga dan Jito
Jurus kombinasi ini sedikit masuk di akal sehat (tips menikmati manga Tsubasa memang membuang jauh akal sehat, sih). Pelakunya adalah Kojiro Hyuga dan Hiroshi Jito dan jurus mereka bernama Descending Raiju Shoot.
Entah angin dari mana, bek tengah yang harus berdiam di teritorinya, menjaga pertahanan, dan kontrol kondisi saat pemain depan menyerang, tiba-tiba masuk ke depan dan menjadi alat “mancik” seorang striker kelas satu milik Juventus. Buat apa? Buat melompat! Bayangkan saja.
Jika ditelisik, jurus ini tentu harus diselidiki oleh VAR karena masuk tiga kategori; berbahaya, wagu, dan nggak masuk akal! Tentunya, saya akan mengatakan gol ini nggak sah dan akan saya anulir. Mau Jito sama Hyuga ngamuk saya saya, nggak ngurus. Jurus ini nggak layak setelah saya pantau melalui VAR.
Selain berbahaya, hal ini sangat rentan karena sepatu Hyuga yang bisa saja menularkan bakteri di punggung Jito. Secara, jaman pandemi seperti ini, protokol kesehatan nomor satu, Mas Hyuga. Saran buat Hyuga, nendang itu mbok ya nendang saja to. Nggak usah ndakik-ndakik pakai lompat di punggung kawannya sendiri. Selain bisa bikin punggung Mas Jito merah-merah kayak habis dikerokin, hal ini masuk kategori pelanggaran.
Face Block oleh Ryo Ishizaki
Inti dari jurus yang dilakukan mantan kapten Nankatsu berkepala plontos ini adalah ngeblok tendangan lawan dengan wajahnya. Memang terdengar janggal, bukan Lord Ishizaki namanya jika tidak menghadirkan hal unik dan nyentrik. Jurus ini adalah andalan Ishizaki, tendangan apa pun bisa dimentalkan oleh kepala saktinya. Kecuali Lightning Kick dari Kizaru, pecah kepala dia nanti.
Iya, iya, jurus ini memang nggak keren. Namun, dalam kasus—lagi-lagi—mematuhi protokol kesehatan, saya sih bakal menganulir. Saya akan berikan tendangan bebas atau penalti semisal Lord Ishizaki blok tendangan lawan di dalam kotak penalti. Selain itu, bisa kan diplintir fakta bahwa blok menggunakan muka, bilangnya pakai tangan. Loh, petugas VAR bebas, Buos!
Saya pengin nanya, kenapa nggak ngeblok bola pakai dada aja? Seperti kebanyakan pemain bertahan pada umumnya. Jika nggak bisa, ya pelan-pelan. Semisal memang bisanya pakai muka, ya sudah, saran saya sih Ishizaki pakai helm saja selama pertandingan. Bukan helm seperti Petr Cech selama menukangi Chelsea lho, tapi helm SNI hadiah motor Honda. Soalnya Fire Shoot miliknya Schneider itu sakit.
Ultimate Skydive Shot oleh Tsubasa, Misaki, Roberto Hongo, Ibunya Tsubasa, dan semua anggota Timnas Jepang!
Gelandang muda berbakat milik Barcelona ini memang menyimpan teka-teki yang bikin heran. Selain kemampuan komunikasi yang hebat karena ketika ngobrol dalam pertandingan berasa satu lapangan itu lima kilometer panjangnya, Tsubasa juga menyimpan jurus-jurus kerennya. Salah satunya adalah Ultimate Skydive Shot, yakni modifikasi dari skydive dan kombinasi dengan Taro Misaki.
Bedanya, ketika kiper berhasil mementalkan tendangan Tsubasa, inisiatif Tsubasa dan Misaki ini memang terlampau jenius. Misaki mementalkan Tsubasa, bola di perut Tsubasa dan seluruh anggota tim mendorong tubuh Tsubasa agar bola masuk gawang. Yang terjadi bukan hanya Tsubasa saja yang masuk gawang, tapi semuanya. Kalau bisa, ajak para suporter dan pemain lawan sekalian untuk masuk gawang. Biar ramai!
Apakah gol ini pelanggaran? Ya, jelas pelanggaran. Nggak ada ceritanya di kotak penalti, semua anggota tim merangsak masuk sampai area pertahanan lawan. Jito maju bantu Hyuga saja sudah aneh, apalagi yang ini. Hampir semua tim maju sampai depan. Jyaaan tobat!
Petugas biasa saja nih ya, wasit yang nggak pakai VAR, pasti bakal menyatakan gol ini masuk kategori pelanggaran. Ya apalagi kalau pakai VAR. Saya kasih tahu nih buat Tsubasa, semisal golnya mau disahkan (misal lho ya, misal) sudah, Tsubasa gabung Manchester United saja. Mau dia jumpalitan, goleran, hingga narik lawan di area kotak penalti, pasti VAR berpihak kepadanya.
BACA JUGA Apa sih Pentingnya Meminta Terawan Tampil ke Publik? dan tulisan Gusti Aditya lainnya.