Sebagai seorang remaja tanggung yang tinggal di lingkungan padat penduduk, hampir semua gerak-gerik saya diawasi oleh tetangga. Mulai dari hal-hal baik yang saya lakukan sampai dengan hal-hal buruk akan menjadi sebuah berita baru dan trending di lingkungan sekitar rumah khususnya ibu-ibu.
Walau saya termasuk orang yang cuek tapi ada saja beberapa stereotip ibu-ibu yang akan menjadi catatan untuk dihindari agar kita dapat membatasi aktivitas ketika di depan mereka agar tidak terjadi perang dingin di rumah. Berikut telah saya rangkum beberapa tipe ibu-ibu tersebut
Detektif
Jangan Anda kira spionase hanya dilakukan oleh mata-mata. Ibu-ibu tetangga adalah salah satu informan terbaik bagi ibu Anda jika Anda melakukan perilaku menyimpang sesuai hukum adat rumah.
Dia tidak akan segan-segan untuk membeberkan informasi tentang Anda di luar rumah, misalnya: “Bu itu anakmu kulihat kemarin jalan sama cewek, tapi bukan pacarnya kayaknya”, “Anakmu udah boleh merokok? , kayaknya kemarin dia ngerokok deh pas lagi nongkrong sama temennya.”
Ibu-ibu tipe ini biasanya adalah konco kentel ibumu, jadi hampir tidak ada celah untukmu melakukan hal aneh-aneh.
Sedikit tips, jika merasakan aura kedatangan ibu-ibu tipe ini atau melihat adanya pertanda dia datang, segeralah hentikan aktivitas nyeleneh Anda untuk sesaat.
Tukang labrak
Ibu-ibu tukang labrak ini biasanya adalah wanita yang bermental baja dan merasa perlu menegakkan kebenaran walau itu bukan anaknya. Ibu-ibu yang satu ini agak menggetarkan nyali memang, saya rasa karena (((mouth ability))) yang melampaui ibu-ibu pada umumnya.
Ibu-ibu tipe ini suka sekali keliling komplek dan tak akan segan-segan untuk melakukan sidak di tempat-tempat yang dicurigai sebagai pembawa pengaruh buruk.
Tips saya untuk tipe yang satu ini adalah lari sekencang-kencangnya agar tidak terkena jurus semburan kata bijaknya.
Si penyebar berita
Saya rasa Anda sudah cukup lumrah dengan tipe yang satu ini, karena inilah tipe paling banyak ditemukan. Berbekal daster dan sendal jepit, biasanya ia akan mulai menyebar berita tentang Anda di basecamp ibu-ibu (read: tukang sayur) dengan kalimat awalan yang selalu jadi andalannya, “Jeng, tau nggak sih?”
Ibu-ibu tipe penyebar berita kurang lebih tidak beda jauh dengan tipe spionase, hanya bedanya luas penyebaran berita ibu-ibu tipe ini lebih besar dan cukup mengkhawatirkan.
Saya hanya bisa memberikan tips untuk menghindari ibu-ibu tipe ini, kalaupun terlihat aktivitas nyeleneh Anda di depan dia, yang Anda lakukan selanjutnya hanyalah pasrah.
Si pembanding
Nah, ibu-ibu ini adalah level tertinggi dan yang harus paling dihindari. Bukannya apa-apa, ini menyangkut kesehatan mental kalian juga lho.
Kalian pernah dibanding-bandingkan dengan anak tetangga? Nah ibu-ibu tipe pembanding adalah antitesis dari ibu Anda. Mula-mula dia akan mendengarkan dengan serius cerita ibu Anda, lalu akan meng-counter attack dengan kata-katanya.
“Anak saya sih untungnya nggak pernah gitu, Jeng. Alhamdulillah dia sih rajin sekolah, pulang tepat waktu, rangking satu paralel, selalu menyisihkan uang jajan, membantu ngurus bisnis keluarga, pegiat lingkungan, aktivis mahasiswa, penulis lepas, entrepreneur…” dan masih banyak lagi. Walau kadang tidak ada data valid yang bisa dia tunjukkan, tapi tujuan utama dia memang hanya sekadar “anak gue keren lho”
Kamu akan mudah menemukan ibu-ibu jenis ini. Biasanya dia cukup fashionable dengan quotes andalannya “anak saya sih belajar nggak perlu disuruh, alhamdulillah sekarang sukses”.
Untuk menghindari tipe satu ini agak sulit, saya sarankan Anda untuk pura-pura mendengarkan saja dan biarkan tiap perkataan dia masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.
Jadi pada intinya, saya tidak bermaksud untuk teman-teman semua membenci tetangga Anda. Anda cukup menghindari saja, agar mental Anda aman dan dapat melanjutkan hidup Anda dengan nyaman sebagai beban keluarga.
BACA JUGA Tetangga Adalah Saudara Terdekat Meski Hobinya Karaoke di Rumah dan tulisan I Putu Lingga Dharma Nanda Siana lainnya.