Pada 2021, produksi Suzuki Karimun resmi dihentikan. Suzuki akan fokus kepada elektrifikasi yang artinya, mereka akan fokus bikin produk berteknologi hybrid. Namun, bukan berarti mobil ini sepi peminat meski tak lagi diproduksi. Harganya yang murah bikin mobil ini kerap dilirik oleh customer yang cari mobil murah untuk mobil pertama mereka.
Suzuki Karimun, meski tak seterkenal mobil lainnya, tak berarti mobil ini sepi peminat. Banyak merek kendaraan yang jarang dibicarakan, tapi justru jadi primadona. Mirip-mirip Kangen Band lah, dibenci banyak orang, tapi yang hafal lagunya juga buanyak.
Oleh karena sudah tak lagi diproduksi, praktis tak akan ada pembaruan. Jika kalian kebetulan mengincar mobil ini, sebaiknya pahami beberapa hal tentang Suzuki Karimun. Saya akan membagikan pengalaman saya terkait mobil ini. Dan tentu saja saya akan membagikan beberapa hal yang sebaiknya dihindari ketika mengendarai mobil ini, berdasarkan pengalaman pribadi. Hal itu bisa jadi pertimbangan jika ingin membeli mobil ini.
#1 Performa di jalan tol yang kurang
Suzuki Karimun akselerasinya terbilang cukup oke. Meskipun mobil ini “hanya” punya kapasitas 1000 cc, silinder mesinnya berjumlah empat. Umumnya, mobil yang 1000 cc itu biasanya bersilinder tiga. Ambil contoh, Daihatsu Ayla tipe X 1000 CC yang silindernya ada tiga. Namun, masalah akan muncul, kalo mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi. Dalam kecepatan tinggi, biasaya di atas 60 km per jam, mobil terasa goyang saat belok. Penyebabnya, bobot mobil ini hanya 835 kg. Bobot ini sebenarnya terlalu ringan. Bandingkan dengan mobil sejenis deh.
Dari informasi di atas, bisa kita tarik kesimpulan kalau mobil ini bakal terasa kurang kalau kita bawa ke jalan tol. Soalnya nggak nyaman ketika dikendarai dalam kecepatan yang tinggi. Padahal, pelan-pelan di jalan tol itu ya… gimana ya.
Tapi, kalau kalian cari mobil untuk mobilitas dalam kota doang, mobil ini udah cocok banget. Bodinya yang kecil bikin mobil ini cocok untuk berkendara dalam kota. Tapi, ya tetep terbatas. Situ kalau mau meliuk-liuk dalam kemacetan ya sebaiknya nggak usah pake mobil. Pake Beat aja sono.
#2 Membawa penumpang yang berbobot berat
Sebelum lanjut, pahami ya kalau poin ini saya nggak sedang melakukan body shaming. Jadi kalau kalian ke-trigger, itu bukan salah saya. Oke lanjut.
Karimun bisa membawa empat orang penumpang. Namun, kita juga harus memilih-milih penumpang yang akan kita bawa. Jangan sampai kita membawa penumpang yang bobot badannya berat. Idealnya, untuk mengangkut empat orang penumpang yang bobotnya dalam kisaran 80 hingga 100 kg, membutuhkan mesin minimal 1300 cc. Sedangkan mesin Karimun itu hanya 1000 cc. Apa jadinya, kalo memaksakan membawa penumpang yang masing-masing bobot badannya berat? Mobil akan terasa loyo dan kurang bertenaga.
#3 Performa kurang dalam medan yang menantang
Sekitar setahun yang lalu, saya dan teman-teman saya berwisata ke Dago Pakar. Untuk menuju lokasi ini, melewati jalan menanjak. Saya menggunakan mobil Karimun ke Dago Pakar. Di dalam mobil ini full seat. Lalu, saya akhirnya memutuskan untuk menyerah menanjak. Sebabnya, kalo mobil full seat, tenaga mobil Karimun itu nggak akan kuat untuk melewati medan menanjak yang curam. Akhirnya, semua penumpang turun lalu berjalan melewati tanjakan yang curam. Hanya saya saja yang berada di dalam mobil untuk melewati medan menanjak yang curam. Setelah mereka berjalan melewati tanjakan curam, akhirnya mereka masuk kembali ke dalam mobil. Kami pun melanjutkan perjalanan.
Jahat? Ya nggak. Daripada kenapa-napa kan. Realitasnya, beberapa mobil memang tak didesain untuk melewati medan menantang macam penuh tanjakan dan turunan. Karakteristik mobil itu berbeda-beda, dan perlu dipahami.
Itulah 3 hal yang sebaiknya dihindari pengemudi mobil Suzuki Karimun. Nah, sudah tahu kan sekarang? Ada harga, ada rupa. Semoga bisa jadi pertimbangan.
Penulis: Rahadian
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Ciri Pengendara Mobil yang Sebenarnya Masih Pemula.