Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Calon Guru sudah dibuka lagi. Bagi banyak guru honorer dan fresh graduate, ini adalah kabar bahagia. Sebab, lulusan program ini akan mendapatkan sertifikat pendidik atau serdik yang bisa membawa mereka selangkah lebih dekat menuju ASN.
Tentu, ASN masih jadi cita-cita semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Karena tidak bisa dimungkiri, hanya dengan jalur ini mereka bisa hidup dengan upah yang layak. Ingat ya, bukan buat kaya, tapi cuma buat hidup layak. Makanya, tiap kali PPG Calon Guru atau yang sebelumnya disebut PPG Prajab dibuka, orang berbondong-bondong mendaftar dan mencoba peruntungan.
Antusiasme ini tentu patut diapresiasi. Artinya, masih banyak orang yang semangat dan optimis terhadap keberlanjutan pendidikan kita. Namun, ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui sebelum memutuskan untuk mendaftar program ini. Sebagai alumni PPG Calon Guru, saya telah merangkum 3 hal penting yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum mendaftar.
Siap resign dan merantau
Pelaksanaan program PPG Calon Guru dilaksanakan on-site. Artinya, mahasiswa harus melakukan perkuliahan tatap muka selama satu tahun penuh di kampus. Di pelaksanaan PPG gelombang 2024 kemarin, calon mahasiswa tidak lagi bisa memilih kampus tujuan mereka sendiri. Sebagai gantinya, mereka diberi pilihan preferensi kota tempat berkuliah.
Sayangnya, tidak semua calon mahasiswa dapat kampus di kota pilihan mereka. Ada banyak sekali yang terlempar ke daerah lain di provinsi yang sama. Bahkan, beberapa yang lulus bersyarat harus rela kuliah ke luar pulau, lho. Misalnya, seorang teman saya yang harus merantau dari Sumatera ke Surabaya. Ada pula beberapa mahasiswa yang terpaksa resign kerja karena ditempatkan di kampus luar domisili mereka.
Maka dari itu, satu hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendaftar adalah, apakah kalian siap resign dan merantau ke tempat yang mungkin nggak pernah kalian bayangkan? Apalagi jika kalian sudah berkeluarga, tentu ini jadi satu hal penting yang harus dipikirkan matang-matang.
Janji pada peserta PPG Calon Guru yang entah kapan direalisasikan
Banyak janji menggiurkan yang ditawarkan pemerintah lewat program ini. Paling sering sih, lulusan akan auto ASN menggantikan guru pensiun dan jadi prioritas pertama di seleksi PPPK. Semuanya tampak indah, sehingga program ini tampak sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Sebenarnya, nggak apa-apa kalau janji tersebut membuat kalian termotivasi untuk mendaftar. Tapi, saran saya, nggak usah terlalu percaya, hehehe. Tahu sendiri kan, komitmen pemerintah terhadap sektor pendidikan? Selalu serba nanggung, termasuk soal ini. Sebab, regulasi berganti tiap tahun dan nggak pernah ada jaminan janji manis itu bisa sepenuhnya direalisasi.
Biar nggak kelewat sakit hati, fokus saja untuk mengembangkan keterampilan mengajar dan cari pengalaman selama ikut program ini. Saya pribadi merasa program ini memberikan calon guru banyak wawasan baru yang mungkin belum pernah didapatkan di bangku perkuliahan S1, sekalipun kalian lulusan pendidikan.
Siap-siap memulai semua dari nol lagi
Sebelum mendaftar, coba pikir lagi: apakah kalian siap kembali memulai semuanya dari nol setelah lulus? Kalau jawabannya tidak, mungkin PPG Calon Guru bukan pilihan yang tepat untuk saat ini.
Demi ikut program ini, tidak sedikit mahasiswa yang rela keluar dari Dapodik, resign dari tempat kerja lama, bahkan jauh dari keluarga. Intinya, banyak yang perlu dikorbankan.
Setelah wisuda pun, perjuangan belum berakhir. Banyak lulusan yang kemudian menghadapi pertanyaan klasik: “Lalu, langkah selanjutnya apa?” Kenapa tidak langsung daftar rekrutmen CPNS atau PPPK? Tentu, ini memang tujuan utama kami. Namun, sembari menunggu proses rekrutmen yang kadang makan waktu lama, apa kita harus berdiam diri? In this economy, tentu tidak, dong!
Makanya, banyak lulusan yang berusaha cari sekolah untuk mengajar dan jadi guru honorer (lagi), tapi kali ini dibekali dengan serdik. Harapannya, ilmu yang didapatkan bisa diterapkan dan kesempatan untuk jadi ASN segera datang. Tapi, tak sedikit pula yang memilih banting setir karena pekerjaan di sektor pendidikan memang tidak pernah bisa membuat kita merasa ‘aman.’ Dan, nggak perlu debat mana pilihan yang paling baik. Sebab, sekali lagi, kita semua benar-benar memulai dari awal sendiri.
PPG Calon Guru bukanlah tiket instan
Pada akhirnya, PPG Calon Guru memang bukan tiket instan untuk mendapatkan status ASN atau kehidupan yang mapan. Butuh kesiapan mental, finansial, dan komitmen yang besar untuk ikut program ini. Ada banyak yang berhasil melewatinya, tapi tidak sedikit pula yang terkejut karena kenyataan tidak semulus ekspektasi mereka.
Jadi, sebelum mendaftar, coba pertimbangkan tiga hal di atas, ya. Kalau kalian siap, selamat berjuang. Kalau belum, tidak ada salahnya menunda. Sebab, menjadi guru pun, bukan sebuah perlombaan, kan?
Penulis: Titah Gusti Prasasti
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Hal yang Perlu Dipersiapkan oleh Calon Mahasiswa PPG Prajabatan selain Mental Kuat
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















