Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Faktor Penyebab Anak Suka Berbohong

Aria Nur Jamal oleh Aria Nur Jamal
21 September 2020
A A
anak kecil berbohong parenting mojok

anak kecil berbohong parenting mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kebohongan adalah hal yang wajar terjadi pada diri anak. Hal ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses perkembangan kepribadiannya. Maka sering kali kita melihat anak yang masih kecil sudah bisa berbohong. Tidak ada orang yang menginginkan anaknya jadi seorang pembohong. Oleh karena itu, sejak dini orang tua harus mampu mengarahkan sehingga tidak menjadi kebiasaan buruk yang bisa menjadikan anak akan memanfaatkan untuk maksud-maksud yang buruk.

Dapat dipastikan apabila sejak kecil seseorang telah terlatih untuk berbohong, banyak kejahatan yang akan anak lakukan sewaktu dewasa kelak, seperti korupsi, menebar janji-janji palsu dan lain-lain. Untuk menghadapi anak yang suka berbohong, orang tua tidak perlu panik. Ayah dan Bunda harus mencari penyebab kebohongan yang dilakukan anak karena cara penyelesaian yang ditempuh berbeda satu sama lain. Dan nasihat yang harus didengarkan tiap anak tentu tidak sama.

Kita sebagai orang tua tidak bisa menyalahkan siapa-siapa kalau anak kita sudah suka berbohong, karena bisa jadi mereka melihat dari perilaku orang tuanya yang pernah berbohong dan kita berpikir karena mereka masih kecil pasti tidak mengerti, padahal anak usia dini berada dalam tahap belajar, melihat dan mencontoh orang tua yang terkadang mengabaikan hal sepele ini. Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan anak suka berbohong.

Haus pujian

Ada anak yang suka berbohong karena ingin dipuji. Pendorongnya adalah naluri anak yang egosentris dan cinta diri sendiri. Jika diarahkan dengan benar, naluri yang haus pujian ini tentu berangsur-angsur hilang sesuai perkembangan usia dan kepribadian anak.

Orang tua harus mencari sebanyak mungkin kebaikan-kebaikan yang dilakukan anak dan segera memberikan pujian. Anak diberikan tugas-tugas yang menantang tetapi sesuai dengan kemampuannya, maka pujian harus segera diberikan kepadanya apabila tugas-tugas itu mampu diselesaikan dengan baik.

Pahitnya kejujuran

Jika anak Anda mengakui kesalahannya, sebagai orang tua, Anda harus meresponnya dengan ideal dan proporsional. Jangan sampai anak mempunyai pola pikir bahwa kejujuran akan membahayakan dirinya. Pengalaman pahit pun mendorongnya untuk berbohong di kesempatan lain.

Imitasi kebohongan

Anak seorang penipu mempunyai peluang besar menjadi penipu juga. Hal itu sangat mudah terjadi, jika orang tua tidak benar-benar mendidik anak. Sifat khas seorang anak adalah perilaku imitasi, yakni perilaku meniru sifat dan kebiasaan orang lain.

Beberapa faktor di atas adalah penyebab utama yang sering menyebabkan anak berbohong kepada orang tua.

Baca Juga:

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

30 Kosakata Parenting yang Njelimet, tapi Sebaiknya Dipahami Orang Tua Zaman Sekarang

Sebagai orang tua, kita dituntut untuk lebih berkreasi lagi dalam mendidik anak. Apalagi pada saat pandemi seperti ini, kita memiliki kesempatan untuk melihat karakter anak secara keseluruhan. Dan pada saat pandemi ini juga kita bisa membentuk karakter anak untuk menjadi lebih baik dan bisa mengikuti aturan-aturan yang ada sehingga kelak suatu hari nanti negara ini akan dipimpin oleh orang yang tidak hanya berkualitas pada hasil kerjanya tapi juga akhlak dan karakternya.

Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah. Bagi seorang guru tentulah lebih leluasa untuk menegur dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh anak didiknya karena perasaan emosional seorang guru tidak sama dengan orang tua yang melahirkan dan merawatnya hingga dewasa sehingga orang tua cenderung diam, bahkan menutupi kesalahan yang dilakukan oleh anaknya.

Perlakuan seperti itulah yang membuat anak merasa terlindungi dan bebas ingin melakukan kesalahan apa pun, hingga perasaan tersebut terbawa sampai dewasa. Apalagi jika sang anak terbiasa melakukan kesalahan-kesalahan yang menyimpang seperti berbohong. Tentulah akan sangat merugikan diri sendiri bahkan orang lain.

Sebagai orang tua kita tidak boleh hanya berpikir emosional dalam mendidik anak tapi kita juga harus berpikir secara rasional. Ketika anak berbuat salah, kita harus mengingatkannya dan meluruskannya agar sang anak tidak terbiasa. Dan jika anak sudah terbiasa diingatkan ketika melakukan kesalahan, secara tidak langsung akan muncul perasaan merasa bersalah dalam dirinya. Ini akan membuatnya cenderung untuk memperbaiki kesalahannya dan rasa tanggung jawab akan muncul dalam dirinya sehingga ketika kita tidak mengingatkannya, anak pasti akan merasa bersalah dan mencoba memperbaiki kesalahannya.

BACA JUGA Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil atau tulisan lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 September 2020 oleh

Tags: Anak-AnakbohongParenting
Aria Nur Jamal

Aria Nur Jamal

Mahasiswa.

ArtikelTerkait

Sebagai Muslim, Saya Risau karena Banyaknya Bangunan Masjid mojok.co/terminal

Bukankah Beribadah di Masjid Adalah Hak Segala Usia, Ya?

22 Januari 2020

4 Alasan Bocil Hijrah dari Gim Mobile Legends

5 Juni 2021
anak pancingan new normal mojok

Istilah Anak Pancingan Sebaiknya Nggak Perlu Digunakan Lagi

16 Juli 2021
Cerita Rakyat Nusantara yang Sebenarnya Nggak Cocok untuk Anak-anak Terminal Mojok

Cerita Rakyat Nusantara yang Sebenarnya Nggak Cocok untuk Anak-anak

7 Januari 2023
Hal Menyebalkan yang Saya Alami karena Punya Wajah dengan Tampang Kekanak-kanakan

Hal Menyebalkan yang Saya Alami karena Punya Wajah dengan Tampang Kekanak-kanakan

25 Januari 2020
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru

19 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.