Kalau di Jogja, dan kita sedang membicarakan “mau makan di mana”, salah satu kuliner yang selalu muncul dalam pikiran adalah mie ayam. Di sini, warung mie ayam jumlahnya banyak sekali. Mungkin sampai ribuan. Hal ini jadi bukti bahwa kuliner ini merupakan salah satu top of mind di kota pelajar.
Namun, banyak warung mie ayam di Jogja yang kurang aware bahwa ada beberapa hal yang bikin warung mereka kehilangan pelanggan. Well, nggak sampai sepi, tapi setidaknya pasti ada yang kapok. Apa saja itu?
Daftar Isi
#1 Warung mie ayam yang “tiba-tiba” punya tukang parkir
Salah satu kawan saya di komunitas adalah pengganyang mie ayam yang militan. Dia tidak terlalu memikirkan soal rasa. Baginya, semua warung patut disambangi dan dinikmati karena kuliner ini ada pusaka. Begitu katanya.
Namun, setahun belakangan ini, dia jadi malas jajan mie karena satu kondisi. Katanya, ada beberapa warung mie ayam yang “tiba-tiba” punya tukang parkir. Yang teman saya bicarakan bukan warung besar, tapi kecil saja di jalanan kabupaten dan desa.
Teman saya maklum kalau pemilik warung tidak bisa berbuat apa-apa akan kondisi ini. Bisa jadi mereka hanya terpaksa. Dan hal ini, bisa membuat pelanggan jadi malas untuk datang lagi. Meski cuma bayar 2 ribu rupiah, tapi tukang parkir liar ini bikin kesal. Nggak bantuin menata motor, malah bikin malas pelanggan. Be strong warung kecil!
#2 Mie yang lengket satu sama lain
Teman saya yang lain, salah satu pendiri komunitas Ziarah Mie Ayam, punya opini. Menurutnya, warung mie ayam yang bikin kecewa itu sangat spesifik. Baginya, yang mie-nya lengket satu sama lain itu bikin kurang nyaman. Rasanya jadi aneh karena menempel di dinding mulut.
Meski dari sisi rasa tidak terasa kurang, tapi kenyamanan di dalam mulut jadi pertimbangan. Baginya ini sangat penting. Proses menikmati kuliner kayak gini kudu memuaskan secara penuh. Begitulah pendapat teman saya.
#3 Tidak hafal titik kematangan mie
Warung mie ayam di mana yang memasak nggak hafal titik kematangan mie itu sungguh aneh. Namun, celakanya, yang kayak gitu ada.
Di sebuah daerah yang tidak bisa saya sebutkan namanya, fenomena di atas terjadi juga. Jadi, dia seperti terlalu mengandalkan perasaan ketika memasak mie dan sawi. Hasilnya, kadang mie yang dia masak jadi terlalu matang. Ada juga yang malah belum betul matang, tapi sudah diangkat.
Lucunya, rasa olahan mie di warung ini sungguh enak. Tapi yah, kalau terlalu matang dan mie jadi sangat lembek, rasa enak di bumbu dan kuah jadi percuma.
Begitulah 3 ciri warung mie ayam yang bisa membuat pelanggan kecewa dan kapok. Kamu pernah menemui fenomena yang sama?
Penulis: Moddie Alvianto W.
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 10 Warung Mie Ayam yang Perlu Dicoba untuk Tahu Varian Mie di Jogja