Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

3 Alasan Papa Zola ‘BoBoiboy’ Layak Dinobatkan sebagai ‘Dad Bod’ Masa Kini

Suzan Lesmana oleh Suzan Lesmana
5 Juni 2021
A A
3 Alasan Papa Zola ‘BoBoiboy’ Layak Dinobatkan sebagai Representasi 'Dad Bod' Masa Kini terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Membaca ulasan Mas Agus Mulyadi di Mojok beberapa waktu lalu yang membahas “Dad Bod” dalam tulisannya, mengingatkan saya akan tokoh Papa Zola dalam film animasi BoBoiBoy. Tapi ini debatable, ya. Siapa tahu Saudara punya figur lain yang lebih pas. Suaminya sendiri barangkali?

Istilah “Dad Bod” sendiri merujuk lelaki yang perutnya buncit. Saat ini, jujur kita akui saja bahwa pria-pria berperut buncit banyak disukai kaum perempuan. Banyak yang mengaku merasa nyaman jika berada dalam circle para “Dad Bod” ini alih-alih para cogan yang lebih memilih ke fitness center demi menjaga proporsionalitas tubuhnya.

“Narsis!” ungkap salah seorang teman dekat perempuan saya dulu sewaktu saya lebih memilih nge-gym rutin ketimbang menemuinya dadakan. Itu dulu. Saat saya sedang senang-senangnya mengejar target perut bak papan cucian berjenjang kotak-kotak alias six pack. Nggak heran, menurut American Psychological Association, kepribadian narsistik memang ditandai dengan perhatian kepada diri sendiri secara berlebihan.

Kita kembali lagi ke Papa Zola, sesuai judul tulisan ini. Saya pikir seorang Papa Zola memang layak dinobatkan sebagai representasi “Dad Bod” masa kini. Begini alasannya.

Pertama, Papa Zola memiliki bentuk khas “Dad Bod”. Fisik Papa Zola saya pikir merepresentasikan apa yang dimaksud Mas Agus Mulyadi dalam tulisannya. Dengan perutnya yang buncit, Papa Zola sukses mewakili para lelaki masa kini yang suka mager alias males gerak, doyan rebahan tinimbang sepedahan, hahaha.

Sebenarnya stigma orang buncit sebagai orang yang mager nggak pas juga, sih. Lha wong dia makan mulutnya gerak, pencernaan jalan, masih mau dibilang mager? Belum lagi gimana caranya dia makan kalau nggak dibeli dulu? Gimana beli makanannya coba? Ya pasti dia bergerak. Entah jalan kaki, entah pesan online. Lah duitnya? Kan dia kerja, gerak juga. Jadi nggak mungkin nggak gerak, pasti gerak, meski nggak banyak.

Saya menjadikan diri saya sendiri sebagai contoh “Dad Bod” ini. Dulu saya sangat menjaga proporsi tubuh saya. Jabatan instruktur fitness pernah saya sandang—meski tak lama, keburu kerja bidang administrasi. Tapi, apa yang terjadi sekarang? Setelah memasuki jenjang pernikahan, zona nyaman pun saya rasakan. Mulai malas berolahraga. Lebih memilih nonton Netflix ketimbang jogging. Apalagi sejak WFH di masa pandemi berjalan, tambah malas berolahraga. Tak ayal, perut pun tambah membuncit.

Apalagi selama masih banyak yang dagang gorengan, berjamuran restoran fast food, maka perut buncit akan selalu potensial dalam setiap peradaban, hiya toh? Dan nggak heran juga karena Indonesia memang negeri subur makmur loh jinawi, berlimpah makananannya, bertaburan kulinernya, hehehe.

Baca Juga:

Meski Menyebalkan, Adu Du Adalah Villain yang Susah untuk Dibenci, dan Boboiboy Akan Hambar Tanpanya

4 Kartun Zaman Dahulu yang Saya Harap Tayang Lagi di Televisi

Saya nggak bisa membayangkan apa yang terjadi jika akhirnya ada “Gerakan Anti Makanan Siap Saji” atau “Masyarakat Anti Jajanan Gorengan” gara-gara orang takut perutnya buncit. Sudah pasti pada bangkrut usaha kuliner tersebut dari level pedagang gorengan jalanan hingga restoran fast food.

Kedua, di balik body-nya yang memang uyelable, ternyata Papa Zola sangat humble dan family man. Pun memiliki jiwa sosial yang memang tinggi, buktinya blio rela membela kebenaran dari kezaliman di muka bumi. Wow, uwu sekali. Dan figur-figur seperti ini banyak kita temukan di sekitar kita. Donatur-donatur yang rendah hati dan nggak sayang mengeluarkan donasinya untuk kepentingan sosial. Nggak heran banyak perempuan yang merasa nyaman dan nggak merasa insecure berada dekat tipe pria ini yang kadang kala akrab dipanggil “Om”.

Ketiga, saat Papa Zola masih muda, dia tampaknya sangat ambisius. Dia ingin menjadi banyak hal. Ia pernah mengatakan ingin menjadi pahlawan super, guru matematika, wasit sepak bola, dan guru pendidikan jasmani. Dan akhirnya ia realisasikan saat usia dewasa. Selain mempunyai kemampuan super, Papa Zola pun didapuk menjadi guru untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani di Sekolah Rendah Pulau Rintis.

Ambisi Papa Zola tersebut saya pikir merepresentasikan para pejuang ekonomi saat ini—yang karena kondisi dan peluang terbatas, akhirnya harus bisa apa saja di tengah situasi pandemi yang belum berakhir. Banyak yang mencoba peruntungan berdagang online, namun banyak pula yang banting stir memilih membuka usaha kecil-kecilan. Mulai dari berdagang sayur-sayuran hingga menjadi driver ojek online atau mobil online saat usahanya bangkrut. Artinya, kita nggak harus memegang teguh idealisme saat masih kuliah dulu—yang bekerja harus sesuai jurusan kuliah. Realita pascalulus kuliah ternyata bukan fiksi, melainkan fakta yang harus dihadapi.

Sumber Gambar: YouTube Monsta

BACA JUGA Stop Membersihkan Telinga Pakai Cotton Bud Kalau Nggak Mau Cedera dan tulisan Suzan Lesmana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: Anime TerminalBoBoiBoykarakter kartunkartunPapa Zola
Suzan Lesmana

Suzan Lesmana

Seorang MC yang suka menulis sejak pandemi

ArtikelTerkait

Menilik Kenampakan Geomorfologi dalam Kartun ‘Spongebob Squarepants’

5 Juni 2021
3 Kerepotan Hidup yang Nggak Akan Kita Alami jika Memiliki Kekuatan Kuasa Tiga BoBoiBoy terminal mojok

3 Kerepotan Hidup yang Nggak Akan Kita Alami jika Memiliki Kekuatan Kuasa Tiga BoBoiBoy

4 Juni 2021
Manga atau Anime Shonen Adalah Escapisme Terbaik dari Dunia Semerawut Ini

Manga atau Anime Shonen Adalah Escapisme Terbaik dari Dunia Semrawut Ini

21 Juni 2021
Menelaah Pesan Moral yang Terselip dari Kartun Berikut

Menelaah Pesan Moral yang Terselip dari Kartun-Kartun Berikut

25 Januari 2020
surat protes

Surat Protes SpongeBob SquarePants Kepada KPI

24 September 2019
Teruntuk Kaum Penggemar Teori Konspirasi Upin & Ipin, Kalian Kenapa? terminal mojok.co

Teruntuk Kaum Penggemar Teori Konspirasi Upin & Ipin, Kalian Kenapa?

19 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.