Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

13 Dosa Para Penumpang di Gerbong Restorasi Kereta yang Bikin Muak dan Menyebalkan

Marselinus Eligius Kurniawan Dua oleh Marselinus Eligius Kurniawan Dua
26 Oktober 2025
A A
13 Dosa Penumpang di Gerbong Restorasi Kereta yang Bikin Muak (Wikimedia Commons)

13 Dosa Penumpang di Gerbong Restorasi Kereta yang Bikin Muak (Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Gerbong restorasi di kereta itu semacam dunia kecil yang penuh dosa. Bukan dosa yang bikin masuk neraka, tapi dosa sosial yang bikin orang lain pengin gigit sendok. 

Semua orang tahu aturan tak tertulis di situ, tapi entah kenapa selalu ada saja yang pura-pura nggak tahu. Entah karena lapar, malas, atau cuma ingin eksis. Dari ujung meja sampai kursi pinggir jendela, dosa-dosa itu terus berulang tanpa ampun.

#1 Nongkrong di gerbong restorasi tanpa beli

Gerbong restorasi itu bukan ruang tunggu. Tapi ada aja penumpang yang duduk manis tanpa pesan. 

Dia cuma scroll HP, minum air botol bawaannya sendiri, sambil pura-pura nunggu sesuatu. Kadang duduk setengah jam, kadang sampai pelayan udah hafal wajahnya. 

Kursi yang harusnya buat orang lapar malah dipakai buat eksistensi. Dan yang paling ajaib, mereka selalu pura-pura nggak dengar ketika pelayan bilang, “Mau pesan, Mas?”

#2 Bikin gerbong restorasi berubah jadi studio konten

Ada tipe penumpang yang datang ke gerbong restorasi bukan buat makan, tapi buat konten. Tripod dibuka, kamera dinyalakan, gaya mulai. 

Piring diatur kayak di iklan. Sendok diputar, kopi diaduk, lalu “cut” sambil cek hasil. Orang di sebelah cuma bisa menatap kosong. Makan nasi goreng jadi terasa kayak ikut audisi video kuliner. Gerbong yang harusnya wangi sotoka malah jadi panggung ego.

#3 Berisik seolah dunia miliknya

Gerbong restorasi bukan kafe privat. Tapi selalu ada yang ngobrol keras, ketawa sampai gema, bahkan kadang teleponan pakai loudspeaker. Semua isi gerbong tahu mereka lagi ngomong apa. Mulai dari masalah pacar, kerjaan, sampai utang temannya yang belum dibayar. Orang lain cuma bisa nunduk, pura-pura gak dengar, padahal pengin menyumpal tisu ke mulut mereka.

Baca Juga:

KA Kahuripan Adalah Kereta Murahan, yang Sekarang Menjadi Anak Tiri PT KAI: Gerbong Tua, AC Mati, Kursi Menyiksa

Stasiun Kudus: Kenangan yang Tertinggal di Rel Waktu

#4 Duduk terlalu lama setelah makan

Makan sudah selesai, tapi dia masih duduk santai, buka laptop, ngetik, sambil ngelirik orang yang berdiri nunggu kursi kosong. Kadang pelayan di gerbong restorasi sudah kode halus. Kadang sampai lampu makan dimatikan sebagian. Tapi dia tetap tak bergeming, seperti sedang rapat penting dengan Tuhan.

#5 Sok kenal sama pelayan di gerbong restorasi

Ada juga yang pura-pura akrab sama pramugara gerbong restorasi. Panggil dengan gaya bos. “Mas, kopinya dua ya, cepat ya, kayak biasa.” Padahal baru naik sekali seumur hidup. 

Cara ngomongnya kayak langganan, tapi mukanya masih bingung lihat menu. Yang bikin geli, mereka suka sok ngatur padahal gak ngerti kalau sistem di kereta gak bisa disamakan dengan warung pinggir jalan.

#6 Pesan banyak tapi nggak habis

Ini dosa yang kelihatan kecil tapi menyebalkan. Mereka pesan semua menu karena penasaran. Sotoka, nasi goreng, mie, kopi, roti, teh, semua dipesan. 

Begitu datang, cuma dicicip sedikit. Alasannya klise, “Porsinya besar banget.” Padahal jelas dari awal, bukan porsi anak kecil. Akhirnya makanan dibuang, sementara orang lain yang lapar cuma bisa ngiler nunggu giliran.

#7 Suka nyalahin harga

Harga makanan di gerbong restorasi memang lebih mahal dari warung biasa. Tapi selalu ada orang yang pura-pura kaget. Padahal dari dulu juga begitu. “Lho, segini mahal amat?” sambil ngomel keras. 

Seolah dunia harus tahu bahwa dia baru sadar harga nasi goreng di kereta nggak sama dengan di pinggir rel. Kadang sampai pelayan senyum kaku, antara sabar dan pengin balik ngomel.

#8 Selfie berlebihan di gerbong restorasi

Satu atau dua foto masih oke. Tapi ada yang kayak gak kenal batas. Selfie dengan piring, selfie dengan pelayan, selfie di depan wastafel, selfie sambil mengunyah. Kadang sampai berdiri dan blocking lorong. 

Orang lain yang mau lewat jadi berhenti, nunggu adegan selesai. Lampu reflektor kecil dinyalakan, gaya mulut bebek muncul, dan seluruh gerbong menahan tawa dalam hati.

#9 Bawa anak superaktif

Anak kecil bukan masalah. Tapi kalau anaknya lari-lari di gerbong restorasi, mainin tirai, pegang meja orang lain, dan teriak tiap dua detik, itu sudah ujian iman. 

Orang tuanya cuma senyum sambil bilang, “Namanya juga anak-anak.” Sementara orang lain sudah kehilangan kesabaran dalam diam. Nasi goreng terasa hambar, kopi terasa getir. Semua gara-gara bocah dan orang tua yang santai kayak di rumah sendiri.

#10 Mengeluhkan kursi gerbong restorasi yang kecil atau sempit

Kursi gerbong restorasi memang kecil dan sempit. Tapi selalu ada yang protes keras, “Kok sempit amat, ya.” Tapi selalu ada yang merasa hidupnya paling tidak adil karena menurutnya sandaran kursi terlalu tegak.

#11 Tidur 

Setelah makan, dia selonjor. Kepala miring, mulut terbuka, dengkuran lembut mengisi gerbong restorasi. Pelayan datang, bingung harus bangunin atau biarin. 

Orang lain canggung, pengin makan tapi malu ganggu. Gerbong restorasi jadi tempat tidur umum tanpa kasur, tanpa malu, tanpa sadar diri.

#12 Bikin kotor gerbong restorasi

Dosa paling sering dan paling jijik. Saus tumpah, sendok lengket, tisu berserakan, dan remah roti di mana-mana. Kadang sampai bekas makannya ditinggal tanpa rasa bersalah. Padahal ada petugas yang harus bersihkan semua itu. Tapi entah kenapa, selalu ada yang merasa tugas membersihkan dunia bukan bagian dari dirinya.

#13 Nggak mau antre

Gerbong restorasi penuh, kursi terbatas, tapi dia nyelonong aja. Lihat orang nunggu, pura-pura nggak lihat. 

Kadang langsung duduk, kadang cuma berdiri dekat meja biar dikasih duluan. Ego besar, sopan santun kecil. Orang lain cuma bisa nyengir masam sambil nunggu karma datang bareng getaran rel.

Inilah 13 dosa para penumpang kereta di gerbong restorasi yang bikin muak dan menyebalkan. Gerbong restorasi kereta itu seharusnya tempat tenang buat makan. Tapi setiap perjalanan, selalu ada dosa-dosa kecil yang menguap di udara.

Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 3 Alasan Penumpang Bawa Makanan Sendiri ke Gerbong Restorasi Kereta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2025 oleh

Tags: gerbong makangerbong restorasikebiasaan di gerbong restorasikuliner gerbong restorasimenu di gerbong restorasimenu makan di keretapt kai
Marselinus Eligius Kurniawan Dua

Marselinus Eligius Kurniawan Dua

Guru yang baru terjun di dunia menulis. Gemar main game, jalan-jalan, dan kulineran. Suka membahas tentang daerah, sosial, ekonomi, pendidikan, otomotif, seni, budaya, kuliner, pariwisata, dan hiburan.

ArtikelTerkait

satu dasawarsa

KRL Dalam Satu Dasawarsa Terakhir: Selalu Ada Sekelompok Orang yang Berbicara dengan Volume Suara Tinggi

3 September 2019
PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat

27 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh Obsesi yang Dipaksakan (Unsplash)

Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh Hanya Sebatas Ambisi yang Manfaatnya Sangat Minim dan Kerugian yang Dirasakan Indonesia Bisa Sampai Kiamat

23 April 2024
Ambisi PT KAI Perluas Lempuyangan Bikin Pelaju KRL Jogja Solo Menderita (Unsplash)

Terbitnya SP3 dari PT KAI buat Warga Lempuyangan dan Bayangan Mengerikan Biaya Transport Pelaju KRL Jogja Solo sampai Setengah UMP Jogja

18 Juni 2025
PT KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual. (Unsplash.com)

PT KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual, BUMN Lain Wajib Terinspirasi!

5 Juli 2022
KA Kahuripan, Kereta Murahan yang Jadi Anak Tiri PT KAI (Unsplash)

KA Kahuripan Adalah Kereta Murahan, yang Sekarang Menjadi Anak Tiri PT KAI: Gerbong Tua, AC Mati, Kursi Menyiksa

21 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.