10 Lagu Slank Terbaik Sepanjang Masa

10 Lagu Slank Terbaik Sepanjang Masa

10 Lagu Slank Terbaik Sepanjang Masa (Pixabay.com)

Slank adalah band rock Indonesia terbaik sepanjang masa. Tolong pernyataan ini sebaiknya jangan didebat lagi. Tak peduli soal formasi mana yang terbaik, atau bagaimana manuver pandangan politik yang sudah jauh dari kata “kritis”, mereka tetaplah yang terbaik. Produktivitas, musikalitas, dan relevansi lintas zaman adalah indikator nyata mengapa band ini masih tetap berada di jajaran atas musisi Indonesia.

26 Desember mendatang, Slank sudah berusia 39 tahun. Usia yang panjang, mengingat tak banyak band Indonesia yang bertahan hingga puluhan tahun. Dan nyaris tiap tahunnya (sejak album pertamanya pada 1990), Slank selalu menelurkan album. Total sudah 24 album studio yang dirilis. Ini belum termasuk album kompilasi, album soundtrack film, dan mini album. Kebayang kan gimana produktifnya band ini.

Selama 39 tahun berada di industri musik, Slank tentunya mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Mulai dari adiksi narkoba, bongkar pasang personel, hingga keterlibatannya dalam politik praktis. Namun, hal-hal tersebut nyatanya tak terlalu memengaruhi kreativitas mereka dalam menciptakan lagu. Lagu-lagu yang mereka buat, nyatanya masih banyak menarik peminat, terutama bagi para Slankers.

Maka dari itu, saya, sebagai seorang Slankers, ingin memberikan setidaknya 10 lagu terbaik Slank sepanjang masa. Tentu akan sangat subjektif, sebab bisa jadi lagu-lagu yang hits tak masuk dalam daftar ini. Apa saja kesepuluh lagu terbaik Slank sepanjang masa, monggo disimak di bawah ini.

#1 Terbunuh Sepi (Album “Generasi Biru”, 1994)

Saya berani bilang bahwa lagu “Terbunuh Sepi” ini tidak hanya sekadar lagu terbaik Slank, melainkan lagu terbaik yang ada di Indonesia. Tanpa cela, benar-benar tanpa cela. Perpaduan lirik dari Kaka yang nelangsa, dibungkus dengan sangat indah oleh musikalitas Bimbim, Pay Burman, Bongky, dan Indra Qadarsih. Pelan, mengalun agak lembut, menyayat hati. Sungguh merugi orang-orang yang tak suka lagu ini. Pokoknya “Terbunuh Sepi” ini yang terbaik. Tak ada lawan.

#2 Kalah (Album “Suit-Suit… He He [Gadis Sexy]” 1990)

Lagu “Kalah” ini memang tak setenar lagu “Maafkan” di album pertama Slank. Namun, harus diakui bahwa lagu ini enak banget dan—menurut saya—lebih enak dibandingkan dengan “Maafkan” yang jadi hits itu. Dari intro saja, kita sudah dimanjakan dengan permainan keyboard Indra Qadarsih. Vokal Kaka juga masih lantang melengking. Dan bagian terbaiknya adalah solo gitar dari Pay Burman. Ah, indah sekali meski menyayat-nyayat.

#3 Pulau Biru (Album “Kampungan” 1991)

“Pulau Biru” itu bukan sekadar lagu. “Pulau Biru” juga merupakan sebuah cita-cita Slank dalam kehidupan. Lihat saja penggalan lirik ini: “pulau yang indah bagai sorga, manusia bijaksana. Hidup penuh dengan kesenangan, nggak pernah salah paham. Bicara kita hanya cinta dan cinta, satu cinta hilangkan naluri saling menjatuhkan.” Sebuah cita-cita akan hidup yang damai dari Slank, termanifestasikan melalui sebuah lagu. Indah sekali

#4 Anyer 10 Maret (Album “PISS” 1992)

Bohong jika kalian tidak menangis ketika mendengar “Anyer 10 Maret” diputar atau dinyanyikan. Lagu curahan hati Kaka kepada sang ibu ini sukses membawa kita tenggelam dalam kerinduannya. Lantunan piano yang mengalun dalam, disambut vokal Kaka yang getir, lalu dihajar lagi dengan solo gitar Pay Burman yang selalu menyayat membuat lagu ini pantas menjadi berlian terbaik yang pernah diciptakan oleh Slank.

#5 Hey…Bung (Album “Generasi Biru” 1994)

Bisa jadi, lagu ini adalah “lagu kritik” terbaik dari Slank. Merespons situasi Orde Baru yang semakin represif, Slank bersuara melalui lagu ini dengan frasa “Bung” yang ditujukan kepada para pejabat. Bisa jadi, lagu ini menjadi penegas posisi Slank saat itu sebagai musisi yang kritis. Ya meskipun sekarang sudah berbelok arah, ya. Terlepas dari kenyataan itu, lagu ini pantas rasanya didapuk sebagai salah satu lagu terbaik Slank.

#6 Foto Dalam Dompetmu (Album “Lagi Sedih” 1996)

Tak hanya piawai membuat lagu kritik, Slank juga piawai dalam membuat lagu cinta. Perspektif unik mereka dalam menggambarkan cinta termanifestasikan dengan paripurna dalam lagu ini, lagu yang menjadi penanda masa transisi dari formasi 13 ke formasi 14. Bayangkan, sebuah perasaan rindu dan pengharapan akan cinta digambarkan dengan foto dalam dompet. Sebuah hal sepele, namun itu mampu ditangkap sebagai sebuah tanda cinta. “Masihkah fotoku di dalam dompetmu?”

#7 Poppies Lane Memory (Album “Tujuh” 1997)

Album “Tujuh” adalah penanda era baru Slank melalui formasi 14 dengan Ridho Hafiedz dan Abdee Negara pada gitar, dan Ivanka pada bass. Dan lagu “Poppies Lane Memory” yang jadi track pertama dalam album ini sukses membuat Slank bertahan, bahkan semakin besar. “Poppies Lane Memory” menceritakan bagaimana adiksi Slank terhadap berbagai macam narkoba. Uniknya, nama-nama narkoba disamarkan menjadi nama-nama perempuan dalam lagu ini. Ciamik, indah, dan paripurna. Tanpa cela!

#8 Siapa Yang Salah (Album “Mata Hati Reformasi” 1998)

Lagi-lagi lagu kritis, Slank merespons bagaimana kondisi akhir rezim Orde Baru. Kompleksitas chaos yang terjadi saat itu, termasuk berbagai macam kerusuhan yang memakan korban (salah satunya Kerusuhan Kudatuli), dapat ditangkap Slank dalam lagu ini. “Siapa yang salah? Gak tahu deh siapa. Ikut ngomong takut salah, nanti kena-kena salah.” Sebuah lagu kritik yang sangat keras.

 #9 Jakarta Pagi Ini (Album “Virus” 2001)

Album ini jadi salah satu album terbaik sepanjang karier mereka, sekaligus menjadi penanda fase “sober”. Dan lagu “Jakarta Pagi Ini” adalah gambaran bagaimana mereka memandang dunia (tergambarkan oleh Jakarta) ketika sudah sober, sudah lepas dari jerat narkoba. Musik yang sangat bluesy, lirik yang masih agak gloomy, membuat lagu “Jakarta Pagi Ini” bisa dikatakan lagu yang tak bosan-bosannya didengarkan/diputar berkali-kali.

#10 Slank Nggak Ada Matinya (Album “Slank Nggak Ada Matinya” 2013)

Album ini memang tidak terlalu meledak jika dibandingkan dengan album-album sebelumnya. Namun, lagu “Slank Nggak Ada Matinya” yang ada di track pertama adalah lagu yang enak sebenarnya. Lagu ini juga merupakan penegasan bagi Slank di ulang tahun ke 30 tahun 2013 bahwa mereka masih ada, mereka masih eksis, dan mereka masih yang terbaik.

Itulah setidaknya 10 lagu terbaik Slank sepanjang masa. Jangan tanya mengapa hits-hits seperti “Ku Tak Bisa” atau “Virus” atau “Kamu Harus Pulang” tidak masuk daftar. Ya karena tanpa masuk daftar pun, lagu-lagu tersebut memang sudah yang terbaik. Jadi ngapain masuk daftar?!

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kenapa Slank Dipaksa untuk Mengkritik Jokowi?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version