Marbot yang Serupa Remah-remah

Ada banyak pekerjaan di dunia ini, mulai dari pengamen sampai jadi presiden, dari menjual koran sampai menjual kehormatan (maaf Wak haji Rhoma Irama, saya pinjam sedikit lirik lagunya). Nah, dari sekian banyak pekerjaan, agaknya marbot adalah salah satu pekerjaan yang paling patut untuk diapresiasi, khususon oleh umat Islam. Sebab, dialah yang memastikan musala-musala bersih, sajadah nihil dari kotoran dan tahi cecak, air untuk berwudu tetap mengalir dengan lancar, serta mic dan speaker tetap berbunyi nyaring tanpa bass dan treble yang berlebihan.

Marbot boleh jadi adalah profesi yang kerap tidak dianggap. Ia serupa remah-remah. Orang lebih peduli pada kiai atau ustadz yang mengasuh sebuah masjid atau musala, tanpa peduli siapa marbotnya. Yah maklum, namanya juga remah-remah. Yang peduli mentok cuma malaikat.

Di beberapa masjid dan musala yang cukup makmur di kota-kota besar, marbot biasanya mendapat gaji atau insentif yang diambilkan dari kas masjid atau dari dana Bazis. Nilainya tentu saja tidak besar, biasanya sekadar cukup untuk uang transpor dan kebutuhan mepet sehari-hari. Sedangkan di musala-musala kecil yang bahkan jumlah jamaah salat Magribnya tak pernah lebih dari dua shaf, ia mentok cuma mendapatkan insentif berupa lemah teles, alias Gusti Allah sing mbales.

Marbot bukan pekerjaan biasa. Ia menuntut dedikasi dan jiwa-jiwa multitalenta. Betapa tidak, dari mulai teknik basic mengepel, mengecat, perawatan pipa air, sound system, sampai ilmu dasar kelistrikan mutlak harus ia kuasai. Mau setinggi apa pun ijazahnya, sekeren apa pun gelarnya, kalau menyapu lantai saja blas nggak luwes atau nyolokin mic saja masih kikuk, akan susah rasanya untuk bisa menjadi marbot yang baik dan cakap.

Tak banyak orang yang berminat menjadi marbot, sebab, selain tidak menjanjikan materi yang cukup, ia juga bukan pekerjaan yang bergengsi. Namun, beruntung beberapa tahun terakhir ini tren marbot agaknya mulai naik, pamornya mulai mentereng, sebabnya tak lain dan tak bukan adalah faktor Deddy Mizwar.

Di tahun 2007, ia mengawali kariernya sebagai marbot di sinetron Para Pencari Tuhan dengan nama panggilan Bang Jack. Tak disangka, di tahun 2013 ia sudah menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Barat. Apa nggak hebat? enam tahun mengabdi menjadi marbot, ternyata bisa mengantarkannya ke tampuk kepemimpinan pada level provinsi.

Marbot gitu lhooo ….

 

marbot

Exit mobile version