Menjadi seorang marbot atau tukang bersih-bersih musala atau masjid boleh jadi adalah pekerjaan yang bagi banyak orang tidak mentereng dan bergengsi, sebab kebanggaan menjadi pembersih rumah Alloh “hanya” bisa dirasakan kelak nanti di akhirat.
Namun akan berbeda ceritanya jika marbot yang dimaksud adalah marbot bagi masjid paling utama bagi umat Islam, Masjidil Haram. Kebanggaannya tentu saja bukan hanya di akhirat semata, namun juga di dunia.
Haramain Heroes, begitulah sebutan bagi mereka para marbot di Masjidil Haram. Mereka adalah orang-orang terpilih yang mendapat kesempatan untuk mengabdikan diri melayani jutaan orang yang beribadah di Masjidil Haram.
Tidak sembarang orang bisa menjadi marbot di Masjidil Haram. Ada banyak kecakapan yang harus dimiliki. Itulah sebabnya seleksi marbot di Masjidil Haram di-handle langsung oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Bayangkan, di sini, di Indonesia, pemerintah sibuk mengadakan seleksi CPNS, sedangkan di sana, di Arab Saudi sana, pemerintah sibuk mengadakan seleksi penerimaan marbot. Lha marbot saja sampai harus seleksi nasional. Apa nggak hebat?
Setidaknya, ada lebih dari tiga ribu marbot yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi untuk mengurusi kebersihan Masjidil Haram (dan juga Masjid Nabawi). Mereka terdiri dari 2700 pekerja kebersihan, 260 petugas kontrol, dan 100 supervisor.
Mereka terbagi menjadi empat shift kerja yang membersihkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama 24 jam, shift yang jauh lebih fleksibel ketimbang warnet atau kasir Indomaret yang biasanya hanya 2-3 shift kerja.
Mereka “dipersenjatai” dengan teknologi yang canggih untuk melakukan pembersihan masjid-masjid suci ini.
Untuk mendukung kerja pembersihan, pemerintah membekali mereka dengan 40 kendaraan pembersih, 120 carrier, dan 60 mesin pencuci.
Itulah sebabnya banyak orang yang rela antri demi memperebutkan jabatan sebagai Haramain Heroes ini, dan banyak pula yang tersingkir.
Sekelas Deddy Mizwar yang sudah punya rekam jejak belasan tahun sebagai marbot di musala At-Taufiq pun belum tentu bisa lolos, apalagi yang cuma marbot magang.