MOJOK.CO – Tuan Guru Bajang Zainul Majdi yang mendukung Jokowi membuat banyak pihak kalang kabut. Pernyataannya menuai beragam tanggapan. Dari pihak partai sampai dengan Abdul Somad.
Dukungan Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi kepada Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kepemimpinan periode kedua menuai reaksi berbagai macam. Ada yang suka bukan kepalang, ada yang kecewa begitu besar.
Beberapa yang kecewa adalah Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang akan mencoret nama TGB sebagai rekomendasi calon presiden. Bagi PA 212, tidak mendukung Jokowi adalah harga mati yang tidak bisa diganggu gugat. Kalau sampai ada tokoh yang mendukung Jokowi, maka yang bersangkutan sudah tidak dianggap lagi sebagai “saudara”.
Selain PA 212, beberapa partai politik juga menyesalkan pilihan TGB. Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya, yang menganggap bahwa pilihan TGB ini aneh sekali. “Aneh juga sebetulnya. Sebab selama ini, TGB terkesan menginginkan perubahan,” kata Saleh Partaonan Dauly, Wasekjen PAN.
Melihat bahwa TGB berubah haluan dari yang sebelumnya merupakan salah satu pendukung Prabowo Subianto di Nusa Tenggara Barat pada Pilpres 2014, PAN melihat bahwa dukungan TGB sekarang belum tentu signifikan untuk akar rumput.
Pada kenyataanya memang ada banyak massa pendukung TGB yang kecewa karena Nusa Tenggara Barat pada Pilpres 2014, sebagian besar merupakan pemilih Prabowo. Mengetahui bahwa ulama mereka berganti haluan, beberapa ada yang tetap mempertahankan tagar #2019GantiPresiden. Sangat kontras dengan selentingan-selentingan sebelumnya yang menyebut bahwa pilihan TGB adalah yang terbaik.
Senada dengan PAN, PKS mengingatkan TGB akan pilihannya untuk mendukung Jokowi untuk meneruskan dua periode. Menurut Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, pilihan TGB ini akan dicatat umat. “Tidak mengagetkan. Di politik semua bisa terjadi. Tapi umat akan mencatat dengan baik.”
Tidak jelas memang apa maksud Mardani dengan kalimat “umat mencatat dengan baik”. Meski hal ini bisa jadi positif atau negatif. Dicatat untuk dipilih, atau cuma dicatat saja seperti catatan pelajaran untuk ujian sekolah?
Partai Gerindra sendiri mengaku cukup terkejut dengan pilihan TGB. “Terus terang ini agak mengagetkan, kenapa Pak TGB tiba-tiba ada di kubu Pak Jokowi. Apalagi kelompok ulama kan pihak yang sejalan dengan Pak TGB tidak berpihak kepada Pak Jokowi,” kata Andre Rosiade, dari Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra. “Kita tahu Pak TGB dekat dengan Ustaz Abdul Somad,” tambahnya.
Mengenai beberapa “ulama” yang diklaim oleh Andre Rosiade tidak berpihak kepada Jokowi ada berbagai nama. Selain nama Abdul Somad, ada juga Habib Rizieq yang saat ini kabarnya masih sedang menjalankan ibadah umrah sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Menanggapi hal itu, Habib Rizieq masih ingin mencari informasi dulu mengenai kebenaran informasi ini. Melalui pengacaranya, Kapitra Ampera, belum ada komentar apa pun dari Habib Rizieq. Pendalaman informasi inilah juga yang membuat Abdul Somad hanya mau mengeluarkan komentar singkat, “Tunggu HRS.”
Sebagai salah satu umat yang baik, beberapa dai memilih menunggu tanggapan Habib Rizieq. Selain Abdul Somad, Arifin Ilham juga termasuk yang menunggu keputusan Habib Rizieq.
Seperti yang diketahui, Abdul Somad memang salah satu dai yang cenderung tidak memiliki keberpihakan dengan Presiden Jokowi. Di sisi sebaliknya, pihak pemerintah pun seperti tidak menganggap keberadaan Abdul Somad. Tidak ada nama Abdul Somad dalam 200 dai rekomendasi Kemenang beberapa waktu silam adalah salah satu contohnya.
Meski begitu, sampai saat ini, kabar mengenai TGB yang mendukung Jokowi benar-benar bikin banyak pihak kelimpungan. Jokowi yang sudah kadung dibentuk kesan sebagai “musuh Islam” malah mendadak didukung oleh salah satu tokoh yang punya basis masa umat muslim cukup kuat di Nusa Tenggara Barat. Hal ini tentu mengacak-acak desain awal mengenai citra Jokowi yang dibangun oleh lawan-lawannya.
Di sisi lain, hal ini jelas jadi oase bagi PDI-P, Golkar, dan PPP. Koalisi partai yang rencananya akan jadi pengusung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019 nanti. Menurut Sekjen PPP, Asrul Sani, “Dukungan ini makin menepis prasangka bahwa Pak Jokowi itu anti-Islam.”
Bisa saja seperti itu, tapi kalau malah TGB yang malah dituding mendukung pemimpin yang anti-Islam gimana? Nyatanya, TGB malah dicoret dari daftar “saudara” dari Persaudaraan Alumni 212 untuk rekomendasi calon presiden.
Duh, duh, cuma masalah pilihan politik saja urusannya bisa sampai dicoret dari Kartu Keluarga ya? (K/A)