MOJOK.CO – Jakarnaval diselenggarakan lagi sebagai obat rindu masyarakat yang ingin mengeluarkan eksistensinya.
Setelah sempat dihentikan selama dua tahun oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hari ini Jakarnaval akhirnya digelar lagi, Beb. Pernah mendengar tentang Jakarnaval? Itu loh, yang waktu tahun 2013, Jokowi pernah pakek kostum kaisar China sambil menunggangi kuda dan Ahok yang cuma mengenakan kaus polo putih.
Nggak inget ya? Oke, Jakarnaval itu parade tahunan bernuansa budaya yang diselenggarakan Pemerintah DKI Jakarta untuk memperingati HUT Jakarta. Nah, jadi festival ini semacam ‘pesta’-nya orang-orang Jakarta gitu~
Pagelaran tahunan ini sebelumnya sempat dihentikan karena menghabiskan biaya sebesar Rp8 miliar. Bagi Ahok, dana sebesar itu tidak masuk akal jika hanya dihabiskan untuk sebuah pagelaran sesaat. Masih banyak PR DKI Jakarta yang butuh dana tidak sedikit. Mungkin karena masih kepikiran banyak hal, ya, jadi Ahok waktu Jakarnaval memutuskan untuk tidak memakai kostum seperti Jokowi.
Oleh karena itu, Ahok memutuskan untuk menghentikan Jakarnaval dan mengalihkan dana tersebut untuk memperbaiki museum-museum yang ada di DKI Jakarta. Ahok bisa dikatakan serius merenovasi beberapa museum di Jakarta, misalnya Museum Fatahilah, Museum Gajah, dan Museum Bahari yang baru aja kebakaran. Hal ini terlihat dari pertumbuhan pengunjung museum yang meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Perbaikan museum ini, selain untuk menyediakan tempat hiburan alternatif untuk warga Jakarta, juga dilaksanakan Ahok karena ingin menjadikan Jakarta seperti negara-negara maju lainnya yang punya banyak museum.
Sementara itu, kini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno justru mengembalikan gelaran Jakarnaval seperti semula. Ia mengungkapkan, alasannya menggelar kembali ‘pesta’ tersebut adalah untuk mengembalikan keceriaan dan keterikatan antarwarga DKI Jakarta. Selain itu, hal ini juga menjadi bentuk eksistensi kerinduan masyarakat untuk memeriahkan HUT Jakarta. Tidak sekadar menjadi penonton, tapi masyarakat dapat turut serta mengekspresikan diri.
Ia juga ingin Jakarta menjadi seperti kota-kota maju lainnya yang memiliki karnaval, seperti Los Angeles, New York, Boston, hingga Singapura. Toh, Sandiaga juga mengaku bahwa dirinya adalah tipe orang yang sangat hemat sehingga bisa sangat mengirit anggaran dibandingkan tiga tahun lalu. Dari tang-ting-tung dengan cermat, Jakarnaval yang tahun ini mengusung tema, ‘The Spirit of Jakarta’ hanya mengeluarkan dana sebesar Rp3,7 miliar.
Gilak, di saat dolar lagi naik-naiknya, Jakarnaval bisa segitu hematnya. Syukak deh punya pemimpin yang hemat, cermat, bersahaja gini.
Namun walau dihemat, Sandiaga memastikan hal ini tidak akan mengurangi nilai seni dan budaya yang ditampilkan, kok. Soalnya, acara yang juga menjadi acara Puncak Ulang Tahun DKI Jakarta ke-491 ini bisa sekaligus menjadi momen yang tepat untuk mempromosikan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.
Baiklah. Mari kita semua bersiap-siap menyaksikan penampakan Jakarnaval dengan anggaran yang bisa dihemat, itu nanti sore (8/7). Hehe~
Oh ya, tidak perlu mendaku siapa paling baik: yang sekarang atau yang dulu. Toh tujuannya sama-sama ingin menjadikan warga Jakarta bahagia, kan? Eh tapi jangan cuma ngerasa bahagia terus terlena, ya. Masih banyak juga loh yang perlu dibenerin oleh masing-masing pihak. Jangan sampai hura-hura tapi lupa diri ya, Beb.
BTW, kira-kira Anies dan Sandiaga nanti pakai kostum apa, ya?