Nostalgia TPA di Masa Kecil, Kamu Masih Ingat yang Mana?

Mengingat lagi Nostalgia TPA, masa-masa menyenangkan yang tak lagi terasa.

MOJOK.CO Ada kenangan yang mengajak kita merasakan kembali memori masa kecil: nostalgia TPA selepas waktu Asar di masjid dekat rumah.

Sejak menjadi orang dewasa (halah pret), orang-orang cenderung memiliki hobi baru: mengenang masa lalu. Bukan masa lalu semacam kenangan gelap patah hati, masa-masa yang paling gampang membuat orang merasa nostalgic adalah masa kanak-kanak. Ya, ternyata, bagi sebagian besar orang, rasanya cukup menyenangkan mengingat saat-saat mereka masih kecil, lugu, dan imut—atau, kalau kata guru Matematika saya dulu: masih piyik umbelen.

Contoh paling sederhana yang bisa membuat orang-orang ini—termasuk kita-kita juga, sist—bernostalgia dengan mudah adalah…

*jeng jeng jeng*

…masa-masa ikut pengajian di TPA (Taman Pendidikan Alquran)!!!

Masyaallah, berkah sekali artikel Mojok hari ini. Maka, tanpa berlama-lama, marilah kita bersama-sama memutar kenangan indah itu: nostalgia TPA selepas waktu asar di masjid dekat rumah~

Nostalgia TPA #1 Memanggil teman pakai speaker masjid

Manggil temen jadi rebutan.
Manggil temen jadi rebutan.

Hal yang satu ini masih sering dilakukan di banyak tempat, meski ada pula daerah yang tidak membiasakannya. Setiap kali ada yang belum datang ke masjid, selalu ada murid TPA yang bersukarela mengundang temannya datang melalui speaker masjid dengan kalimat template, semacam:

“Panggilan kepada (menyebut nama teman yang belum datang) TPA, harap segera datang ke masjid karena sudah ditunggu teman-teman! Sekali lagi….”

Nostalgia TPA #2 Antre belajar baca Iqro/Al-Quran

Nostalgia TPA, belajar iqro.

Namanya juga TPA, ya jelas kegiatan utamanya adalah membaca Iqro atau Al-Quran dengan disimak ustaz. Karena setiap kelasnya berisi beberapa anak, kita pun harus rela antre sampai tiba giliran kita. Kadang, nunggu gilirannya pun sampai ngantuk…

Meskipun begitu, ada kebanggan tersendiri setelah akhirnya berhasil “naik kelas” alias pindah jilid Iqro atau juz Al-Quran. Betuuul???

Nostalgia TPA #3 Dapat takjil di bulan Ramadan

Sebagai anak TPA, salah satu benefit yang bisa kita dapatkan terlihat jelas di bulan Ramadan. Di waktu penyelenggaraan TPA berakhir menjelang magrib, kita biasanya dapat takjil gratis, My Lov~

Isi takjilnya, sih, macam-macam. Biasanya, setiap murid dapat beberapa jajanan dan teh hangat. Walaupun puasanya cuma puasa bedug, mendapatkan takjil di masjid selagi TPA adalah sebuah sikap!

Nostalgia TPA #4 Ikut lomba dan wisuda TPA

Nostalgia TPA itu ikut banyak lomba.

TPA di masjid juga menyediakan berbagai macam lomba untuk para santriwan dan santriwati, mulai dari lomba azan, lomba hafalan surat pendek, sampai lomba mewarnai. Kala itu, semua lomba terasa penuh berkah karena diadakan di masjid. Adem~

Selain lomba, ada juga kegiatan wisuda di TPA bagi santri yang sudah khatam membaca Al-Quran. Kegiatan ini bentuknya bisa bervariasi. Kalau di masjid saya dulu sih santrinya diajak keliling semua naik delman~

Nostalgia TPA #5 Tepuk, lagu, doa, dan selawat

Nostalgia TPA, selawatan!

Tepuk anak saleh~

Aku! *prok prok prok*

Anak saleh! *prok prok prok*

Rajin salat! *prok prok prok*

Rajin ngaji! *prok prok prok*

Poin lain yang tak boleh absen dari nostalgia TPA adalah mengenang lagu sederhana bertemakan islam yang diiringi beragam tepuk. Mau ngaji? Nyanyi Tepuk Diam. Mau wudu? Nyanyi Tepuk Wudu. Mau pulang? Nyanyi Tepuk Anak Saleh. Pokoknya, tepuk was our way of life!

Tak cuma tepuk, doa dan selawat sudah barang tentu jadi pokok ajaran di TPA. Salah satu doa yang paling cepat dan mudah dihafal murid, terlebih di TPA, adalah doa Khotmil Quran, alias doa khatam Al-Quran.

Allahummarhamna bil Quran…

Ah, menyenangkan, ya?

BACA JUGA Bhinneka Tunggal Takjil: Menyatukan Beragam Agama, Kaum, dan Status Ekonomi dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Exit mobile version