5 Topik Obrolan yang Lebih Berbobot daripada Ngata-ngatain Orang yang Belum Nikah

obrolan-berbobot-belum-nikah - MOJOK.CO

MOJOK.CO Belum nikah kok digangguin dan diejek-ejek? Memangnya situ siapa? SJW bab pernikahan?

Pernikahan inses di Luwu, Sulawesi Selatan, membuat geger masyarakat. Usut punya usut, kejadian ini berawal dari ejekan teman-teman pelaku inses yang berbau merendahkan karena pelaku tak kunjung menikah.

Inses jelas tidak bisa dibenarkan, tapi bukankah ngata-ngatain orang dengan julukan “Perjaka tua” atau “Perawan tua” itu bukan sesuatu yang keren? Memangnya kamu nggak punya urusan dan masalah lain dalam hidupmu, sampai-sampai merasa harus mengurusi problematika hidup orang lain, gitu???

Untuk menekan angka orang-orang rumpi dan rese yang sukanya ngejekin orang lain yang belum nikah, Mojok kini mengeluarkan rilis yang praktis dan applicable: Daftar topik obrolan yang lebih berbobot dan semestinya lebih diurusin ketimbang mikirin urusan asmara orang lain.

*JENG JENG JENG*

1. Pemanasan Global dan Kerusakan Lingkungan

Cuaca yang makin nggak menentu, tumpukan sampah, bencana alam—bukankah itu mengkhawatirkan? Bahkan KFC aja udah jualan sedotan SJW alias sedotan stainless steel. Ini kan bukti bahwa masalah lingkungan sudah bukan masalah remeh lagi.

Heran, kok, ya, masih adaaaa aja orang yang sempet-sempetnya ngejekin orang yang belum nikah, padahal dia bisa menggunakan waktunya untuk memikirkan keadaan bumi, termasuk misalnya soal penggunaan mesin pendingin yang berbahaya karena freon dapat menimbulkan proses reduksi-oksidasi antara ozon dan unsur halogen yang dibawa oleh freon, di mana setiap molekulnya berpeluang merusak 100 ribu molekul ozon sekaligus???

2. Kapitalisme Lanjut

Sebagai manusia yang peduli dan peka dan ingin tampak pintar biar bisa punya argumen-argumen keren kayak orang-orang yang berdebat di media sosial, saran saya, daripada ngejekin mereka yang belum nikah, mending kamu mengamati kapitalisme lanjut.

Udah mah kapitalisme, eh lanjut, pula. Kompleks dan menantang, kan? Tentu saja—agar otakmu lebih panas dan siap menghadapi diskusi yang lebih berat, misalnya soal perusahaan teknologi yang ngomongnya mau berkolaborasi, padahal diam-diam menindas. Atau, soal anak magang di perusahaan yang cukup dilematis karena suka nggak dibayar, tapi dikasih kerjaan segunung. Huh!

3. Ekonomi Indonesia yang Ngos-ngosan

Jangankan soal pemanasan global, anak magang, atau bahkan orang-orang yang belum nikah—masalah ekonomi Indonesia aja masih ruwet dan berjalan ngos-ngosan, kok!

Pada tahun 2017, misalnya, APBN menyebutkan pertumbuhan ekonomi memiliki target sebesar 5,2%. Tapi, yang dapat terealisasi hanya 5,07%. Di tahun 2018, hal yang sama berulang. APBN mematok target pertumbuhan 5,4% (yang lama aja nggak kesampaian, lah kok malah naik?), sementara yang tercapai hanya 5,17%.

Duh, kalau memang nggak bisa merealisasikan sesuatu, ngapain berjanji dan kasih harapan, sih?

4. Rezim yang Hobi Ngerazia Buku

Aparat diberitakan melakukan razia buku tentu sudah cukup sering muncul di portal-portal kabar terkini. Lucu sekali membacanya, mengingat sesungguhnya ada putusan MK Nomor 20/PPU-VIII/2010 yang menyebutkan bahwa razia tanpa proses peradilan tak lagi diperbolehkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Entah apa pertimbangan mereka—apakah mereka gatal kalau ada buku warna merah dan ada kata-kata”PKI”-nya? Ini kan jelas absurd dan menyebalkan, tapi tetap perlu dibicarakan dan dipikirkan solusinya, ketimbang malah menghabiskan waktu untuk ngejek-ngejekin orang yang belum nikah.

5. Pertanyaan-Pertanyaan VICE di Twitter

Daripada repot mikirin orang lain, pilihan terbaik yang bisa kita lakukan pada dasarnya cuma satu: Duduk, buka laptop atau hape, scroll timeline Twitter, dan mulai jawab pertanyaan VICE yang kayaknya adminnya selo banget nanya-nanya melulu kayak nggak ada kerjaan lain di dunia ini.

 

Exit mobile version