5 Alasan Kenapa Ayam Nggak Bisa Ikut Jadi Hewan Kurban

ayam cemani

MOJOK.CO Kalau yang bisa jadi hewan kurban itu binatang-binatang ternak, kenapa ayam nggak boleh gabung? Persyaratan apa yang nggak dipenuhi hewan satu ini???

Idul Adha hampir tiba. Artinya, kita bakal bertemu lagi dengan momen kurban. Bersiap-siaplah, selain harus salat id (jangan lupa, ya!), kita juga harus mendengar lagi joke berulang: “Tahun ini hewan kurban sapi atau kambing? Eh, atau hatimu yang dikurbankan? Hehe!”

Dari hewan-hewan ternak yang menjadi hewan kurban, ayam tak pernah disebut. Meski sempat ada yang meyakini bahwa ayam boleh menjadi hewan kurban dan akikah, pendapat ini dinilai kurang kuat.

Lagian nih ya, terlepas dari alasan yang masuk akal dari sisi agama (ada baiknya ini dibahas di rubrik Khotbah suatu hari nanti), ada beberapa alasan lain pula yang mendukung bahwa sebaiknya memang ayam nggak usah ikutan jadi hewan kurban. Penasaran nggak? Penasaran dong~

*JENG JENG JENG*

1. Tahinya ke Mana-Mana

Selagi menunggu giliran untuk disembelih, kambing, domba, atau sapi biasanya akan berdiri dengan tenang sambil makan rumput dan diikat dengan tali yang terpasang pada palang. Nah, coba tebak dan bayangkan sendiri kalau ayam yang jadi hewan kurbannya: Masa iya kita mau ngiket ayam pakai tali?

Yang umum, ayam biasanya dilepas begitu saja di kandang atau pekarangan. Ini artinya, saat dia berjalan dan tiba-tiba ingin buang air besar, ya dia buang air besar saat itu juga. Di mana saja—lah wong posisinya aja dia lagi jalan-jalan, kok.

Alhasil, bukannya fokus motong hewan kurban, panitia Idul Adha-nya bisa-bisa malah sibuk jalan sambil mengangkat kaki demi menghindari “ranjau”. Hiii!

2. Terlalu Mudah Di-handle

Setiap kali penyembelihan hewan kurban tiba, beberapa anak kecil justru excited untuk melihat para binatang ini ditarik dengan tali dan dipegangi banyak orang hanya untuk berbaring agar mudah disembelih. Semakin susah, semakin heboh. Meski agak takut, anak-anak kecil tadi tetep semangat nonton. Yakin saya.

Sekarang bayangkan kalau hewan kurbannya seekor ayam: Cuma dipegang satu orang saja, ia bakal langsung dengan cepat digeletakkan di tempat sembelih. Terlalu mudah, istilahnya. Tidak ada debar-debar adrenalin yang dirasakan anak-anak. Tidak seru. Yakin saya.

3. Rebutan Kulit Ayam

Kalau kulit sapi dan kulit kambing dengan mudah dipreteli dan tidak begitu banyak diminati orang, pihak panitia kurban bisa dengan mudah memutuskan mau dibagikan ke mana kulit tadi (ingat, kulit binatang kurban tidak boleh dijual).

Nah, apa jadinya kalau ayam jadi hewan kurban? Tentu saja, orang-orang pasti bakal berebut makan kulitnya! Ya gimana lagi, kulit ayam, apalagi kalau digoreng kering crispy gitu, suka bikin lupa diri, mylov~

4. Ayam Simbol Loser

Entah bagaimana awalnya, ayam alias chicken sering kali diasosiasikan dengan keadaan penakut, atau pengecut (loser). Dengan image yang kurang baik begini, kok rasanya tega betul kalau kita “menghajarnya” langsung dalam kurban, ya?

Jadi, daripada didelegasikan sebagai hewan kurban, kayaknya lebih baik kita memberikan waktu yang lebih banyak bagi para ayam untuk membuktikan salah kaprah atas image-nya selama ini!

5. Dituduh Mau Nyaingin KFC

Di dunia penuh perdebatan panjang tanpa ujung begini, kita harus waspada dan hati-hati. Salah berkata sedikit aja, udah langsung dituduh macem-macem. Jangan-jangan, dengan menjadikan ayam sebagai hewan kurban, kita pun bakal disangka bakal menyaingi KFC. Loh kok bisa?

Iya, soalnya nanti dikira hasil sembelihannya mau digoreng dulu sebelum dibagikan, lalu dipasangi label di plastiknya: Kurban Fried Chicken.

Exit mobile version