Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Sejarah Antraks di Indonesia yang Menjadi Penyakit Endemik Ternak di 13 Provinsi

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
10 Juli 2023
0
A A
antraks di indonesia mojok.co

Ilustrasi peternakan sapi (Photo by Stijn te Strake on Unsplash)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kasus antraks di Gunungkidul menjadi perhatian publik setelah adanya korban jiwa. Jika menilik sejarah, salah satu penyakit hewan menular strategis (PHMS) ini ternyata memiliki riwayat panjang di Indonesia.

Ada dugaan kasus antraks di Gunungkidul karena warga menyembelih sapi yang telah mati akibat terkena penyakit. Menurut Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian drh Nuryani Zainuddin, beberapa ciri hewan terkena antraks yakni demam tinggi, gelisah, sulit bernapas, kejang, rebah, hingga berujung kematian.

Selain itu, hewan juga kerap mengalami perdarahan di lubang hidung dan mulut. Beberapa kasus bahkan hewan mati mendadak tanpa menunjukkan beberapa gejala tersebut.

“Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih,” ucapnya melansir Kemenkes.

Antraks menjadi momok lantaran kemampuan bakteri (Bacillus antrhacis) membentuk spora yang dapat bertahan puluhan bahkan ratusan tahun di dalam tanah. Kondisi ini membuatnya sulit untuk dimusnahkan.

Melansir Juknis Kemenkes RI, laporan antraks pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 1832 di Kecamatan Tirawuta dan Mowewe, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya di wilayah tersebut kerap mengalami permasalahan dengan penyakit ternak yang bisa menular ke manusia ini.

Seperti pada 1969, terdapat kematian 36 orang setelah memakan daging di Kecamatan Tirawuta. Pada 1973 hal serupa kembali terjadi di Kecamatan Tirawuta dan menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.

Kejadian luar biasa antraks di Indonesia

Laporan Javasche Courant (1884) juga menyebut pernah terjadi wabah serupa di Teluk Betung, Provinsi Lampung. Kemudian pada 1885 antraks juga menjangkiti ternak di Buleleng, Bali dan Palembang, Sumatera Selatan.

Beberapa kasus antraks yang cukup menyita perhatian, salah satunya di Jawa Tengah pada 1990. Kasus itu menyebabkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di tujuh desa Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, satu desa Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, dan tiga desa di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

KLB di Jawa Tengah saat itu tidak sampai menyebabkan kematian di kalangan manusia. Namun 48 orang tercatat positif terpapar bakteri ini.

Beberapa kasus besar yang berstatus KLB juga terjadi di Purwakarta, Jawa Barat pada 2000. Selanjutnya di Bogor pada 2001 dengan kasus korban 22 orang dengan kematian 2 orang.

Penyakit ini terus berkembang bukan hanya jadi momok hewan ternak, melainkan juga manusia. Sampai saat ini 13 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis antraks, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo

BACA JUGA Tradisi Brandu dalam Pusaran Wabah Antraks di Gunungkidul

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2023 oleh

Tags: antraksgunungkidulPenyakit Hewansapi
Iklan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO
Ragam

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Soal Bus Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif Kalah dari Surabaya MOJOK.CO
Esai

Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir

23 Mei 2025
Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, wisata indah di Jogja yang sunyi tapi menjebak MOJOK.CO
Catatan

Pantai Watu Kodok Gunungkidul Jogja: Pantai Indah, Serba Murah, dan Tak Terlalu Terjamah. Tapi Hati-hati “Jebakan” di Sini

17 April 2025
mahasiswa Singapura belajar masak di UNY Gunungkidul.MOJOK.CO
Pendidikan

Rombongan Mahasiswa Asal Singapura Belajar Bikin Klepon dan Combro di Gunungkidul

8 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Coba-coba Naik Bus Eksekutif PO Agra Mas.MOJOK.CO

Coba-coba Naik Bus Eksekutif Agra Mas: Semula Takut Naik Bus Malah Jadi Ketagihan, Merasa Katrok karena Fasilitas Melebihi Kereta Api

8 Juli 2025
Anak-anak di Kota Yogyakarta percaya diri bacakan puisi bahasa Jawa (geguritan) MOJOK.CO

Percaya Diri Membaca Puisi Jawa (Geguritan) Ala Anak-anak Jogja, Menjaga Bahasa Daerah dari Kepunahan

2 Juli 2025
Pemerintah Kota Yogyakarta tambah Tempat Khusus Merokok demi wujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Malioboro MOJOK.CO

Jangan Lagi Merokok Sembarangan di Malioboro karena Tersedia Banyak Tempat Khusus Merokok, Ada Spot Enjoy untuk Nikmati Suasana Jalan

3 Juli 2025
Melestarikan aksara Jawa ala Kota Yogyakarta biar tidak punah MOJOK.CO

Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip

2 Juli 2025
Gudeg Jogja Menyengat Lidah Orang Surabaya, Bikin Pusing dan Hampir Saja Dia Membenci Kuliner Ini MOJOK.CO

Gudeg Jogja Menyengat Lidah Orang Surabaya, Bikin Pusing dan Hampir Saja Dia Membenci Kuliner Ini

4 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.